28.05.2013 Views

1%20All%20you%20need%20is%20love

1%20All%20you%20need%20is%20love

1%20All%20you%20need%20is%20love

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Di siang yang cerah itu, Senin, 29 Agustus<br />

2005, pukul 11.00 Wib, handphone saya berdering.<br />

Di seberang sana, seorang penelpon dengan<br />

suara parau berujar, “Apakah ini Ustad Hasani?”<br />

Saya jawab, “Ya. Mohon maaf, saya bicara dengan<br />

siapa dan ada apa?”<br />

“Saya, dari Paramadina, memohon kesediaan ustad<br />

untuk membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an di hadapan<br />

Prof. Nurcholish Madjid yang sekarang sedang kritis dirawat<br />

di Rumah Sakit Pondok Indah”, jawabnya. “Cak Nur minta<br />

dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, karena dengannya<br />

hatinya merasa tenang”.<br />

Tanpa pikir panjang, saya, yang sudah mengagumi Cak<br />

Nur sejak duduk di bangku kuliah di Fakultas Ushuluddin<br />

dan Filsafat, Jurusan Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah<br />

Jakarta, langsung mengamini permintaan tadi. Saat itu, saya<br />

diminta datang ke Paramadina, dan tidak lama kemudian<br />

bergegas menuju RS. Pondok Indah.<br />

Saya sampai di depan kamar 4403 Gedung C RS itu<br />

sekitar pukul 12.30 Wib. Di luar kamar tempat Cak Nur<br />

berbaring itu, beberapa orang penting dan para sahabat antri<br />

untuk menjenguknya. Mereka datang untuk menunjukkan<br />

simpati dan empati yang amat dalam terhadap Cak Nur, di<br />

antaranya Prof. Dr. Emil Salim. Ketika itu pula semua yang<br />

menjenguk tidak diperkenankan masuk ruangan karena<br />

kondisi Cak Nur sedang kritis.<br />

Bagian 1: Mengenangnya: Cak Nur yang Menginspirasi |<br />

Democracy Project<br />

63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!