08.06.2013 Views

RMDFK-FULDFK-2013

RMDFK-FULDFK-2013

RMDFK-FULDFK-2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

agar memiliki standar pengetahuan, ruhiyah, dan kepribadian lainnya yang mencukupi<br />

sehingga ia layak menokoh. Dengan kata lain, seorang kader akan menjadi magnet bagi<br />

orang-orang di sekitarnya. Apa lagi kultur akademis di fakultas kedokteran sangat kental,<br />

sehingga orang-orang yang dianggap “encer otaknya” relatif lebih memiliki pengaruh dari<br />

pada yang biasa-biasa saja. -Yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya menjalin hubungan<br />

dengan dekanat dan karyawan di fakultas, ada beberapa macam cara yang bisa ditempuh,<br />

misal dengan secara rutin memberikan selebaran atau pamflet tausyiah, dan pada beberapa<br />

kondisi minta orang-orang dari dekanat atau karyawan menjadi pengisi materi atau kajian,<br />

insyaAllah hal ini akan menjadikan kerikatan dan kecintaan hati dengan dakwah.<br />

3. Membangun basis institusi<br />

Inilah tahap dimana dakwah kampus fakultas kedokteran sudah resmi dan diakui. Hal ini<br />

bisa ditunjukkan dengan adanya surat keputusan dekan, atau bisa juga dengan surat<br />

keputusan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) jika LDFK berada di bawah BEM. Pada<br />

hakikatnya, bentuk institusi itu hanyalah sarana untuk mencapai tujuan dakwah yang tidak<br />

berubah baik sebelum ataupun sesudah dakwah kampus melembaga. Dengan melembaga,<br />

dakwah kampus akan memperoleh beberapa manfaat. Di antaranya adalah kekuatan legalitas<br />

dan formalitas, mempercepat penyampaian syi’ar-syi’ar Islam, dan mempermudah dalam<br />

menjalankan programprogram dakwah.<br />

Selain itu juga bisa melakukkan intervensi kepada sistem. Perlu diingat bahwa dengan<br />

memperbaiki sistem akan mengekalkan kebaikkan, karena selama sistem itu masih ada<br />

selama itu pula kebaikkannya masih terlaksana. Hal ini bisa dicapai dengan melakukkan<br />

lobbying pada dekanat, semisal untuk mengesahkan hari wajib berjilbab dan berkoko untuk<br />

mahasiswa yang beragama islam, atau semisal menginisiasi dibangunnya mushalla atau<br />

masjid fakultas.<br />

4. Membangun kampus secara keseluruhan dengan konsep Islam<br />

Inilah tahapan dimana yang menjadi target adalah terwarnainya seluruh elemen kampus<br />

– baik itu mahasiswa, staf pengajar, karyawan, semua warga kampus – dengan fikrah Islam.<br />

Hal ini tidak akan terwujud jika tidak dilakukkan dakwah islam dari bagian terkecil dari<br />

kampus itu, yaitu masing-masing diri kita.<br />

Secara umum, proses kaderisasi dapat dibagi ke dalam dua tahapan besar. Yang pertama<br />

adalah proses merekrut orang. Inilah proses dimana seorang da’i berburu bakat. Dia mencari potensipotensi<br />

kebaikan yang tersebar di masyarakat, lalu kemudian dia memasukkannya ke dalam barisan<br />

dakwah. Yang kedua, setelah itu, adalah proses membina orang-orang tersebu, agar dapat<br />

memastikan tetap abadinya kereta dakwah. Proses membina adalah proses berinteraksi dengan<br />

fitrah manusia (tabiat dan semua unsur yang menyertainya) sehingga terjadi rekonstruksi kepribadian<br />

pada diri orang yang dibina.<br />

Seperti disebutkan sebelumnya, membina kader atau pemimpin itu tidak dapat dilakukan hanya<br />

lewat pengajian, ta’lim, dan seminar-seminar umum. Dibutuhkan perangkat-perangkat yang lebih<br />

khusus karena yang akan dibangun adalah kepribadian orang yang dibina secara integral. Selain itu,<br />

membina kader haruslah melalui alam realitas. Tidak cukup mengajarkan kejujuran, misalnya, hanya<br />

|

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!