You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Perumusan ground rules, budaya kerja biro/departemen/divisi.<br />
Pewarisan semangat dan pengalaman.<br />
Pengenalan individual secara lebih mendalam dan pernyataan visi misi pribadi.<br />
3. Pemberdayaan<br />
Yang dimaksud pemberdayaan adalah mengerahkan potensi sumber daya yang ada<br />
untuk kepentingan dakwah. Kemampuan LDFK untuk dapat memberdayakan seluruh SDM di<br />
dalamnya merupakan syarat keberhasilannya. Walaupun SDM yang dimiliki LDFK sangat<br />
banyak, jika tidak mampu memberdayakan seluruh SDMnya secara optimal, maka tidak akan<br />
mempunyai pengaruh sama sekali bahkan langkahnya pun akan sangat terbatas.<br />
Sebaliknya, ada LDFK yang SDMnya hanya puluhan bahkan belasan, namun benarbenar<br />
dapat memberdayakan seluruh SDMnya secara optimal, maka LDFK tersebut akan<br />
memiliki pengaruh dan vitalitas yang besar di dalam masyarakat kampus.<br />
Ada beberapa poin yang sangat menentukan keberhasilan LDFK dalam memberdayakan<br />
kader-kadernya. Berikut ini adalah poin-poin yang terkait dengan proses-proses kaderisasi<br />
yang dibahas sebelumnya.<br />
Proses pembentukan/pembinaan dan pembekalan yang matang. Karena<br />
keikutsertaan seseorang di LDFK haruslah dilandasi pemahaman dan kesadaran yang<br />
utuh. Jika tidak, maka ia hanya akan menjadi “zombie-zombie” yang tidak tahu<br />
alasan dan arah aktivitasnya.<br />
Memahami semua anggotanya dengan benar, mengetahui potensi yang dimiliki,<br />
kecenderungan mereka, sisi positif dan negatifnya, dll. Dengan mengetahui semua<br />
ini, akan sangat membantu untuk menentukan tugas dan tanggung jawab masingmasing<br />
individu dan menempatkan pada posisi yang tepat, sehingga membuahkan<br />
hasil yang memuaskan.<br />
Berikut ini adalah poin-poin yang terkait dengan proses pemberdayaan secara khusus<br />
dan tidak terlalu terkait dengan proses-proses kaderisasi yang dibahas sebelumnya.<br />
Mengerahkan seluruh anggota, dan bukan sebagian saja, atau hanya orang-orang<br />
yang berprestasi saja. Pemanfaatan semua personil, meskipun dalam masalah yang<br />
paling sederhana, bagaimanapun akan melipatgandakan hasil. Selain itu, akan<br />
menghindarkan LDFK dari fitnah yang ditimbulkan oleh para “penganggur” atau<br />
orang-orang yang tidak memiliki tugas dan peran dalam dakwah. Para penganggur<br />
ini walaupun mungkin di LDFK dianggap sudah tidak ada, namun dalam pandangan<br />
awam ia tetap bagian dari LDFK, jadi ketika ia melakukan hal-hal yang tidak syar’i<br />
(pacaran, suka menelantarkan amanah,dll) maka LDFK juga akan tercatut namanya.<br />
Penugasan kader/pengurus LDFK harus dilakukan secara kolektif dan bukan indiviual.<br />
Hal ini dikarenakan jika tugas dakwah diserahkan pada seseorang secara individu dan<br />
bukan kolektif, maka akan rawan terjadi kesalahan dan penyimpangan karena akan<br />
sangat terpengaruh pada persepsi dan pemahamannya sendiri. Selain itu, akan<br />
memungkinkan timbulnya rasa ghurur dan berbangga diri. Karena ia merasa bahwa<br />
posisinya tidak bisa digantikan oleh siapa pun, bahkan mungkin juga akan merasa<br />
bahwa dakwah sangat membutuhkannya bukan dia yang membtuhkan dakwah<br />
|