08.06.2013 Views

RMDFK-FULDFK-2013

RMDFK-FULDFK-2013

RMDFK-FULDFK-2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengan ta’lim. Karena tekanan-tekanan alam realitaslah yang paling baik mendidik jiwa seseorang.<br />

Inilah sebabnya tadribul amal menjadi sangat penting dan harus dipandang sebagai bagian yang<br />

integral dari proses pembinaan. Sebelum berlanjut, mari kita maknai kembali fase-fase dakwah kita.<br />

Kita ulas kembali secara singkat fase-fase tersebut.<br />

1. Fase Tabligh dan Ta’lim<br />

Fase ini adalah fase pengenalan, penyebaran fikrah. Yang menjadi fokus amal adalah<br />

mengubah yang tadinya bodoh menjadi tahu (dari jahiliyah kepada ma’rifah)<br />

2. Fase Takwin<br />

Fase ini adalah fase pembentukan, penyeleksian, dan latihan beramal. Yang menjadi<br />

fokus adalah mengubah yang tadinya tahu menjadi terstruktur pengetahuannya dan mulai<br />

berlatih melakukan amal-amal Islam yang nyata.<br />

3. Fase Tandzhim<br />

Fase ini adalah fase pengorganisasian, penyusunan pasukan, dan pemobilisasi- an<br />

potensi untuk tujuan dakwah.<br />

4. Fase Tanfidz<br />

Fase ini adalah fase pelaksanaan kerja dawah yang khusus. Terdapat relasi yang kuat<br />

antara fase-fase dakwah dengan amal-amal kaderisasi. -Dengan memaknai fase-fase dakwah<br />

di atas, amal-amal kaderisasi dapat dibuat menjadi alur sebagaimana berikut.<br />

5. Rekruitmen<br />

Proses inilah yang menjadi tahapan pertama dalam dua tahapan besar kaderisasi. Proses<br />

ini berkaitan erat dengan fase tabligh dan ta’lim pada fase dakwah.<br />

6. Pembentukan<br />

Proses ini dan seterusnya merupakan tahapan ke dua dari dua tahapan besar kaderisasi.<br />

Proses ini berkaitan dengan fase takwin dalam fase dakwah.<br />

7. Menyediakan ladang amal<br />

Proses ini dan setelahnya memiliki relasi yang kuat dengan fase tandzhim pada fase<br />

dakwah.<br />

8. Monitoring<br />

Melakukan penilaian dan pengawasan yang wajar terhadap kader yang telah disediakan<br />

lading amal baginya. Misalnya bagaimana kontribusinya dalam ladang amalnya. Contoh<br />

bagaimana kinerjanya dalam kepanitiaan yang mengadakan kajian.<br />

Untuk lebih memperdalam pembahasan tiap-tiap poin di atas, akan dijelaskan masing-masing<br />

poin secara terpisah.<br />

Sebelum membahas lebih jauh, akan ditegaskan dahulu bahwa dalam bab ini, pengertian kader<br />

berbeda dengan pengertian pengurus. Yang dimaksud dengan kader adalah mereka yang mengikuti<br />

alur kaderisasi LDFK. Yang dimaksud dengan pengurus adalah mereka yang menjalankan kerja-kerja<br />

dakwah secara formal dan terkoordinasi dalam struktur LDFK sesuai dengan job description yang<br />

diberikan. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud rekruitmen adalah rekruitmen kader.<br />

|

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!