27.11.2013 Views

MEDIA JAYA 02 2013.pdf

Media Jaya

Media Jaya

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Rusun Marunda yang sudah dipenuhi para penghuni situasinya makin tampak ramai. Selain penghuni yang keluar masuk untuk menjalankan<br />

pelbagai aktivitas sehari-hari, para kerabat maupun keluarga penghuni juga suka berkunjung ke rusun yang dulu nyaris senyap. Foto : MJ/NR<br />

Rusun Marunda, selain makin ramai penghuni juga makin asri karena di halaman rusun banyak ditanam tanaman peneduh maupun sekadar<br />

tanaman hias. Foto : Mj/NR<br />

BUMN yang menyatakan bersedia<br />

lahan miliknya untuk dibangun rusun<br />

antara lain Perusahaan Listrik Negara<br />

(PLN) yang lahannya berlokasi di<br />

Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah<br />

Abang, Jakarta Pusat. Pertamina juga<br />

memiliki tanah di sejumlah titik dan<br />

PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) juga<br />

mempunyai banyak tanah di sekitar<br />

stasiun. Namun, tanah-tanah tersebut<br />

tetap akan berstatus sebagai tanah milik<br />

negara dengan hak perngelolaan lahan<br />

(HPL). Sedangkan bangunan di atasnya<br />

berstatus hak guna bangunan (HGB).<br />

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta<br />

melalui Dinas Perumahan dan Tata<br />

Bangunan sudah melakukan berbagai<br />

langkah untuk menyusun program<br />

pembangunan rusunawa termasuk<br />

program pembangunan kampung<br />

tematik mengacu pada program<br />

prioritas yang dicanangkan Gubernur<br />

DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil<br />

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja<br />

Purnama.<br />

Sinyal dari Menteri BUMN<br />

Menteri Badan Usaha Milik<br />

Negara (BUMN), Dahlan Iskan sudah<br />

memberikan sinyal positif terkait<br />

kerja sama Kementerian Perumahan<br />

Rakyat dan Kementerian BUMN<br />

untuk mengelola lahan-lahan tidur<br />

itu. Menurut Dahlan, setiap BUMN<br />

mempunyai kewenangan untuk<br />

mengolah asset mereka. Apalagi di<br />

sinyalir tanah BUMN banyak yang<br />

diduduki pihak lain.<br />

Dahlan Iskan menegaskan,<br />

daripada lahan itu menjadi tidak<br />

produktif, akan lebih baik jika<br />

tanah itu digunakan menjadi rumah<br />

susun. Terlebih, BUMN juga harus<br />

mengeluarkan uang untuk membayar<br />

pajak dan biaya asset tanah tersebut.<br />

Kalau sudah diduduki beneran malah<br />

ada ganti rugi.<br />

Gubernur Provinsi DKI Jakarta<br />

juga berencana membangun rumah<br />

susun deret di sepanjang bantara<br />

sungai. Wacana itu, hingga kini belum<br />

terwujud. Dengan adanya wacana<br />

Kemenpera dan Kementerian BUMN<br />

tersebut diharapkan sinergi dengan<br />

program Pemprov DKI Jakarta dalam<br />

upaya menyediakan perumahan yang<br />

layak bagi warga Jakarta. Terutama<br />

bagi keluarga miskin yang biasanya<br />

bermukim di sepanjang bantaran sungai<br />

dan sering terlanda banjir.<br />

Menurut H Mohammad Sanusi,<br />

anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta<br />

yang membidangi Pembangunan,<br />

pembangunan rusun memang perlu<br />

dilakukan. Khususnya bagi masyarakat<br />

yang berpenghasilan rendah.<br />

Namun, memang tak mudah untuk<br />

mewujudkannya, karena begitu banyak<br />

masalah di dalamnya.<br />

Wakil rakyat dari Fraksi Partai<br />

Gerindra itu menambahkan, masalah<br />

ini bahkan bisa menjadi bom waktu<br />

yang mengancam program 1.000 rusun.<br />

Menurutnya, masalah itu mengemuka<br />

dalam dialog ‘ Urgensi Peraturan<br />

Pemerintah (PP) tentang Rusun dalam<br />

Mengatasi Permasalahan Rusun di<br />

Indonesia’ di Jakarta beberapa waktu<br />

lalu.<br />

“Undang Undang Nomor 20<br />

Tahun 2011 tentang Rumah Susun<br />

sudah diterbitkan sejak dua tahun lalu.<br />

Tapi, hingga kini Peraturan Pemerintah<br />

(PP) tersebut belum keluar. Padahal,,<br />

beleid yang saat ini sudah berbentuk<br />

Rencana Peraturan Pemerintah<br />

(RPP) Rusun sudah ada di tangan<br />

Kemenpera,” tambahnya.<br />

Ungkapan senada diutarakan<br />

Mualim, Ketua Umum Persatuan<br />

Perhimpunan Penghuni Rumah Susun<br />

Indonesia (P3RSI). Menurut dia,<br />

seharusnya ada beberapa peraturan<br />

yang muncul sebagai turunan dari UU<br />

No 20 tahun 2011. Di antaranya, PP<br />

Penyelenggaraan Rumah Susun, PP<br />

Perngelolaan Rumah Susun dan PP<br />

Perhimpunan Pemilik dan Penghuni<br />

Satuan Rumah Susun (P3SRS). Akibat<br />

macetnya penyusunan PP itu, situasi di<br />

lapangan menjadi tidak pasti.<br />

Apalagi timbul kisruh antara<br />

penghuni dan pengembang terkait hak<br />

suara penghuni. Belum lagi persoalan<br />

penentuan besaran dan pengelolaan<br />

service charge, mekanisme hubungan<br />

antara badan pengelola, pelaku<br />

pembangunan (developer) dan P3SRS<br />

hingga etika berinteraksi rusun.<br />

Akibatnya, pengembang , pemerintah<br />

daerah dan pemegang kepentingan<br />

lainnya gamang menghadapi masalah<br />

ini. Karena itu, PP diharapkan<br />

dapat memberikan solusi terhadap<br />

kompleksnya permasalahan di rusun.<br />

Kepala Bidang Perizinan,<br />

Penertiban dan Peran Serta Masyarakat<br />

Dinas Perumahan dan Gedung<br />

Pemrov DKI Jakarta, Yaya Mulyarso<br />

mempunyai pemandangan serupa.<br />

Menurutnya, terjadi kebingungan di<br />

tingkat pelaksana pemerintahan karena<br />

belum adanya PP tersebut. Kehadiran<br />

UU Rusun, ternyata belum mampu<br />

memcahkan persoalan, karena masih<br />

bersifat umum.<br />

Karena belum adanya Peraturan<br />

Pemerintah (PP) tersebut, Pemprov<br />

DKI Jakarta banyak menerima keluhan<br />

dari penghuni dan pengembang.<br />

Padahal, wewenang Pemda tak seluas<br />

itu. Karena itu, Dinas Perumahan dan<br />

Gedung DKI Jakarta berharap PP<br />

Rusun segera keluar, sehingga dapat<br />

menangani masalah yang dari hari ke<br />

hari semakin kompleks.<br />

“ Hal yang sering terdengar adalah<br />

persoalan pemilihan P3SRS. Selama<br />

ini terjadi kekisruhan antara penghuni,<br />

pengelola dan pengembang. Di satu sisi<br />

pengembang menginginkan pemilihan<br />

berdasarkan nilai perbandingan<br />

proporsional (NPP), sedangkana<br />

penghuni berdasarkan one man one<br />

vote, sehingga berapa pun jumlah<br />

rusun, pemiliknya hanya boleh memilih<br />

satu kali,” kata Ketua Umum Real<br />

Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso<br />

yang dimintai pendapatnya secara<br />

terpisah.<br />

Sementara, Kemenpera masih<br />

merancang dengan teliti PP Rusun.<br />

Deputi Perumahan Formal Kemenpera,<br />

Pangihutan Marpaung mengemukakan,<br />

pihaknya masih berupaya menghimpun<br />

segala permasalahan di lapangan.<br />

Sehingga PP Rusun mampu<br />

mengakomodasi semua kepentingan.<br />

Dalam artian, PP Rusun bisa mengatasi<br />

segala persoalan di lapangan, sehingga<br />

terbentuk hubungan harmonis di antara<br />

semua pihak. RCW<br />

32 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!