27.11.2013 Views

MEDIA JAYA 02 2013.pdf

Media Jaya

Media Jaya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

pengantar redaksi<br />

surat pembaca<br />

PELINDUNG:<br />

Gubernur Provinsi DKI Jakarta<br />

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta<br />

PEMBINA<br />

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta<br />

Asisten Pemerintahan Sekda<br />

Provinsi DKI Jakarta<br />

KETUA PENGARAH/PEMIMPIN REDA-<br />

KSI/PENANGGUNG JAWAB<br />

Kepala Dinas Kominfomas<br />

Provinsi DKI Jakarta<br />

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI<br />

Kabid Informasi Publik<br />

KETUA PELAKSANA<br />

Dra. Nurani<br />

REDAKTUR PELAKSANA<br />

Rinta A. Imron, S.Sos<br />

Dhini Gilang Prasasti, S.Sos<br />

REDAKTUR KHUSUS/PROFESIONAL<br />

Iswati Soekarto<br />

Norman<br />

SEKRETARIS REDAKSI<br />

Dra Evi Yulianti<br />

ANGGOTA REDAKSI<br />

Ani Christiyani, S.Sos<br />

Tulus Adatama, S.Sos<br />

Raides Aryanto<br />

REPORTER<br />

Nor Raihan<br />

Risky Catur Wulan<br />

Aliefien<br />

Thantri K<br />

FOTOGRAFER<br />

Nurahadi Widjaja<br />

Sudaryanto<br />

DESAIN GRAFIS<br />

Rachmat Triturianto<br />

KEUANGAN<br />

Ferdy Riza A<br />

SEKRETARIAT<br />

Balinda Roza<br />

Rodjali<br />

Abdullah<br />

Ari Wibowo<br />

ALAMAT REDAKSI/DISTRIBUSI<br />

Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9 Jakarta<br />

10110, TELEPON (<strong>02</strong>1) 382.2047, 382.2262,<br />

Fax 345.4486,<br />

Mail: media_jaya@yahoo.co.id<br />

PENCETAK :<br />

CV. NIRA ARTA<br />

(Isi di luar tanggung jawab percetakan)<br />

Penataan Tanah Abang,<br />

Modal Membina PKL<br />

PERHATIAN Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terhadap nasib pe dagang<br />

kaki lima (PKL) tidak perlu diragukan lagi. Kalau selama ini ada pihak yang<br />

menuding, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama<br />

(Ahok) tidak serius menata PKL, itu tidak benar.<br />

Buktinya, kawasan pusat grosir tekstil dan garmen Tanah Abang kini semakin<br />

menarik. Setelah penataan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, kawasan ini menjadi<br />

terlihat lebih bersih dan rapi. Kemacetan dan kesemrawutan yang meng hantui Tanah<br />

Abang selama ini mulai terurai. Meskipun belum sempurna, kawasan ini mulai nyaman<br />

dikunjungi.<br />

Konsistensi pemangku kebijakan di saat awal menata Tanah Abang meru pakan<br />

sa lah satu kunci keberhasilan. PKL pun disediakan tempat di Pasar Blok G. Setelah<br />

itu, tidak ada ampun lagi karena diberlakukan larangan berdagang di tepi jalan dan di<br />

trotoar. Kini, trotoar sudah dikembalikan fungsinya menjadi tempat bagi pejalan kaki.<br />

Bahkan, Gubernur Jokowi secara terbuka menyatakan, siap secara besar-besaran<br />

untuk mempromosikan Pasar Blok G Tanah Abang yang kini dihuni para PKL itu.<br />

Diakui atau tidak, penataan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di kawasan<br />

Tanah Abang, Jakarta Pusat itu menjadi tolak ukur untuk melakukan pembinaan terhadap<br />

PKL lainnya yang hingga kini belum tertata dengan baik. Pemprov DKI Jakarta<br />

sejak awal memiliki kebijakan kuat untuk membina nasib PKL. Sebab, bukan rahasia<br />

umum lagi bahwa sektor usaha kecil menengah (UKM) sudah teruji ketika negeri ini<br />

tersapu krisis moneter pada 1997 lalu. Dan, Pemprov DKI Jakarta sadar akan potensi<br />

itu. Karena itu, pembinaan PKL sebagai salah satu komponen utama UKM menjadi<br />

skala prioritas masa kepemimpinan Jokowi-Ahok hingga lima tahun ke depan.<br />

PKL adalah sektor informal yang hampir dapat ditemukan di setiap sudut kota<br />

besar termasuk di Jakarta. Seperti halnya di DKI Jakarta, PKL beberapa tahun<br />

belakangan ini menjadi salah satu isu penting dalam penataan kota. Menurut<br />

Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta, pada 2010 terdapat 78.3<strong>02</strong><br />

PKL baik yang terdaftar maupun tidak. Tidak menutup kemungkinan, jumlah PKL<br />

sesungguhnya melebihi angka yang dirilis itu. PKL rata-rata menempati ruang publik<br />

yang, berdasarkan peraturan, tidak difungsikan untuk berjualan seperti di trotoar,<br />

badan jalan, pinggir rel kereta maupun di jembatan penyebrangan.<br />

Karena itu, penataan PKL di kawasan Tanah Abang tentunya dijadikan Pemprov<br />

DKI Jakarta untuk menata PKL di wilayah lainnya seperti di Pasar Gembrong, Jakarta<br />

Timur dan sebelumnya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.<br />

Perlahan tetapi pasti Gubernur Jokowi dan Wakilnya Ahok sudah mulai me nempuh<br />

langkah awal untuk membenahi PKL yang juga dapat difahami sebagaimana<br />

jadikan Jakarta yang tertib hukum dan tertib sosial, setiap penertiban selalu mengedepankan<br />

solusi dan jauh dari tindakan represif. Sebab bagaimanapun juga PKL<br />

adalah modal bagi roda perekonomian Ibu Kota Jakarta. (*)<br />

Redaksi menerima kiriman surat pembaca tentang kritik, saran dan masukan<br />

berkenaan kota Jakarta.<br />

Untuk semua kiriman dapat disampaikan ke Redaksi Majalah Media Jaya<br />

d/a Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Setda Provinsi DKI Jakarta,<br />

Jl Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9 Jakarta 10110,<br />

TELEPON (<strong>02</strong>1) 382.2047, 382.2262, Fax 3822846, atau melalui<br />

email: mediajaya.humasdki@gmail.com.<br />

Kelancaran Lalulintas Kebutuhan Kita<br />

Iri terhadap Warga Jakarta<br />

4 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 5<br />

Redaksi Yth.<br />

Melintasi pusar-pusat perbelanjaan maupun pasar tradisional sekarang tampak lebih tertib. Lalu-lintas<br />

kendaraan lancar. Hanya pada jam-jam sibuk, pagi dan sore hari agak tersendat. Dari Pasar Mingggu ke<br />

arah Ragunan sekarang lancar. Tidak ada yang menggelar lapak dagangan di pinggir jalan.<br />

Demikian pula ketika saya melintasi kawasan Tanah Abang, Senin (19/8) lalu, juga sangat lancar.<br />

Waktu itu saya naik KRL dari Lenteng Agung dan turun di stasiun Tanah Abang. Biasanya dari depan<br />

stasiun saya naik angkot 09 atau 011 untuk melanjutkan perjalanan ke Slipi. Untuk keluar dari kawasan<br />

pasar Tanah Abang atau persisnya dekat pos Polisi, bisa mencapai 20-30 menit, karena macet yang<br />

disebabkan oleh PKL dan angkot-angkot yang ngetem. Sekarang tidak sampai 5 menit sudah melewati<br />

pos Polisi Tanah Abang tersebut, lalu melewati Jl KS Tubun pun lancar hingga Slipi.<br />

Konon, semua itu karena pedagang sudah direlokasi ke Pasar Blok G, sehinggga tidak ada lagi<br />

yang berjualan di trotoar dan badan jalan. Naik angkutan umum pun jadi lancar, karena para sopir mulai<br />

disiplin atau tidak ngetem lama untuk mengangkut penumpang dari Pasar Tanag Abang. Harapan saya,<br />

semoga kondisi itu terus dipertahankan. Ketertiban dan kelancaran lalulintas menjadi kebutuhan kita<br />

bersama.<br />

Abdul Malik,<br />

Lenteng Agung, Jakarta Selatan<br />

***<br />

Redaksi Yth.<br />

Kami warga Bogor iri dengan apa yang dinikmati warga Jakarta. Pertama, warga Jakarta yang miskin<br />

dan rentan miskin bisa mendapat pengobatan gratis dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Keluarga kami<br />

memang tidak miskin tapi tergolong rentan miskin, apalagi dengan naiknya harga-harga kebutuhan seharihari.<br />

Perhatian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terhadap warganya, tidak hanya memberikan biaya<br />

pengobatan gratis, tapi juga memberikan kebutuhan lainnya, seperti tempat berjualan gratis selama 6<br />

bulan di Pasar Blok G Tanah Abang. Ini membuat kami makin iri melihat warga Jakarta. Saya dengar<br />

Bapak Gubernur yang suka blusukan itu juga berencana membangun apartemen murah di tengah kota.<br />

Ini tentu diperuntukkan bagi warga kelas bawah atau yang punya penghasilan kecil.<br />

Kami atas nama warga pinggiran Jakarta (Bodetabek) mengajukan usul, agar apartemen murah itu<br />

nanti bisa juga disewa oleh warga dari luar Jakarta. Selain untuk menekan biaya transportasi yang makin<br />

mahal, juga demi efisiensi jika kebetulan kami sedang ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan di<br />

Jakarta.<br />

Adisty,<br />

Cilebut Barat,<br />

Sukaraja, Bogor

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!