Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kebutuhan untuk tanggap darurat.<br />
Rencana Kontinjensi tingkat kelurahan<br />
merupakan upaya kesiapsiagaan pada<br />
level kelurahan yang melibatkan<br />
multipihak di tingkat kelurahan. Tidak<br />
dimilikinya kewenangan vertikal pada<br />
tingkat kelurahan, menempatkan<br />
peran serta multipihak atau pemangku<br />
kepentingan pada tingkat utama.<br />
Komitmen dan kesepakatan dari<br />
pemangku pada wilayah kelurahan<br />
menjadi dasar pelaksanaan operasional<br />
dari Renkon. Demikian juga dengan<br />
dukungan warga masyarakat lainnya.<br />
Tidak saja keterlibatannya dalam<br />
penanganan bencana atau mengikuti<br />
prosedur yang ditetapkan oleh<br />
pihak kelurahan, tapi juga kontribusi<br />
sumberdaya yang dimiliki dan<br />
dibutuhkan saat kondisi krisis terjadi.<br />
Rencana Kontinjensi tingkat<br />
kelurahan merupakan salah satu<br />
indikator dari desa tangguh yang<br />
menjadi program nasional melalui<br />
Perka BNPB No.1/2012 dan dijalankan<br />
secara serentak pada tingkat provinsi<br />
atau kabupaten/kota. Selain indikator<br />
lain berupa kajian dan peta ancamam<br />
bencana atau risiko bencana, jalur<br />
evakuasi, tim siaga bencana atau<br />
komunitas siaga bencana, forum<br />
pengurangan risiko bencana dan<br />
lainnya.<br />
Untuk itu penyusunan rencana<br />
Kontinjensi pada tingkat kelurahan<br />
secara otomatis akan memenuhi<br />
sebagian besar indikator dari desa<br />
tangguh. Karena sebagai syarat<br />
penyusunan Renkon adalah telah<br />
adanya kajian dan peta risiko bencana,<br />
peringatan dini, jalur dan temp[at<br />
evakuasi. Sedangkan sebagai rencana<br />
tindak lanjut perlu adanya dokumen<br />
Renkon yang tersusun dan dikukuhkan<br />
melalui legalisasi di tingkat kelurahan.<br />
“Saat ini kita sudah siap karena<br />
kita sudah memiliki kajian, peta risiko<br />
bencana, peringatan dini, jalur dan<br />
tempat evakuasi,” ujar Edy Junaedi.<br />
Tujuan penyusunan Renkon<br />
bencana banjir di tingkat kelurahan<br />
sebagai upaya meningkatkan<br />
kesiapsiagaan masyarakat dan<br />
pemangku kepentingan pada tingkat<br />
kelurahan untuk mengurangi risiko<br />
yang ditimbulkan akibat bencana<br />
banjir . selanjutnya Renkon akan<br />
menjadi panduan bagi seluruh pihak<br />
dalam menangani kondisi krisis yang<br />
terjadi. Telah terpetakannya kebutuhankebutuhan<br />
dasar, sumberdaya yang<br />
tersedia serta kesenjangan yang ada<br />
diharapkan mampu mempercepat<br />
pemenuhan kebutuhan dasar<br />
saat diperlukan. Demikian juga<br />
dengan peran dan tanggung jawab<br />
multipihak dapat mempercepat atau<br />
mengefektifkan kerja tanggap darurat.<br />
Hal yang terpenting dari proses<br />
ini adalah, terbangunnya kebersamaan<br />
seluruh pihak terkait, baik pemerintah<br />
kelurahan maupun instansi lain,<br />
masyarakat maupun sektor swasta<br />
untuk saling mengisi, saling membantu<br />
dan saling menguatkan untuk<br />
mengurangi risiko bencana yang terjadi<br />
di suatu kelurahan. Dengan demikian<br />
akan terbangun sebuah gerakan<br />
pengurangan risiko berlandaskan asa<br />
kemanusiaan untuk mewujudkan<br />
kehidupan bermartabat.<br />
Empat Bidang Tugas<br />
Kepala BPBD DKI Jakarta,<br />
Ery Basworo mengatakan, BPBD<br />
DKI Jakarta dalam melaksanakan<br />
tugasnya berdasarkan 4 bidang<br />
yang ada. Keempat bidang tersebut<br />
adalah; Bidang Pencegahan dan<br />
kesiap siagaan,Bidang Kedaruratan<br />
dan Logistik, Bidang Rehabilitasi dan<br />
Rekonstruksi, serta Bidang Informatika<br />
dan Pengendalian.<br />
“Kegiatan yang sedang berjalan<br />
sekarang ini, yakni penyusunan<br />
Rencana Kontinjensi (Renkon) adalah<br />
bagian dari program kerja Bidang<br />
Pencegahan dan Kesiapsiagaan,” ujar<br />
Ery Basworo saat ditemui di kantornya<br />
beberapa waktu lalu.<br />
Renkon, kata Ery lagi,<br />
disusun dalam rangka kesiapsiagaan<br />
menghadapi ancaman bencana banjir<br />
di seluruh wilayah DKI Jakarta,<br />
penyusunan Renkon kelurahan<br />
dilaksanakan di 124 kelurahan yang<br />
merupakan kelurahan terdampak banjir<br />
pada Januari 2013 lalu. Jadi intinya,<br />
suatu rencana kedepan berdasarkan<br />
kejadian-kejadian kemarin atau<br />
sebelumnya.<br />
“Contohnya beginiya, banjir yang<br />
terjadi kemari kita butuh 100 perahu.<br />
Nah tahun depan kita siapkan 115<br />
perahu. Begitu dengan kebutuhan lain,<br />
seperti makanan, tenda, obat-obatan<br />
dan lainnya,” ujarEry.<br />
Jadi berpikirnya adalah prediksi<br />
kedepan. Minimal kebutuhan ditambah<br />
15 persen dari kebutuhan sebelumnya.<br />
Selainitu, menurut Ery, BPBD<br />
juga melakukan berbagai pelatihan<br />
dan sosialisasi tentang persiapan<br />
penanggulangan bencana, baik bencana<br />
banjir, kebakaran, gempa bumi dan<br />
lainnya. Pelatihan ditujukan kepada<br />
siswa sekolah di DKI Jakarta, mulai<br />
tingkat dasar hingga SLTA. Kemudian<br />
kepada para guru, masyarakat serta para<br />
relawan di bidang kebencanaan. Khusus<br />
di lima wilayah kotamadya secara<br />
rutin juga dilaksanakan pelatihan<br />
penanggulangan bencana<br />
kebakaran.<br />
Selanjutnya kepada pemiliki<br />
gedung di Jakarta, BPBD juga<br />
melakukan sosialisasi tentang<br />
proses evakuasi mana kala terjadi<br />
bencana kebakaran atau gempa<br />
bumi. BPBD mengingatkan<br />
agar setiap pemilik gedung harus<br />
menyediakan tangga darurat<br />
untuk proses evakuasi. Tangga<br />
darurat ini harus dibiarkan kosong dan<br />
tidak boleh dipakai untuk menaruh<br />
barang apapun yang bias menghambat<br />
proses evakuasi. Selain kebakaran,<br />
pemilik gadung juga harus memiliki<br />
system keamanan saat terjadi banjir.<br />
Karena biasanya pemilik gedung lebih<br />
focus pada kebakaran ketimbang banjir.<br />
“Di DKI Jakarta, bencana<br />
kebakaran tercatat paling tinggi,<br />
tahun 2012 lalu mencapai 1042 kasus.<br />
Disusul kemudian banjir, konflik social<br />
dan lainnya,” tandas Ery.<br />
Darurat<br />
Dikatakan Ery, bidang berikutnya<br />
yang menjadi tugas pokok BPBD<br />
adalah Bidang Kedaruratan dan<br />
Logistik. Bidang ini, BPBD memilki<br />
kewenangan untuk koordinasi dan<br />
komando. Dalam kondis idarurat biasa,<br />
tugas BPBD bersifat koordinasi. Tapi<br />
bila kondisi darurat bersifat mendesak<br />
bias berubah komando. Dan jika sudah<br />
pada tahap tanggap darurat, maka<br />
kewenangannya ada di pusat.<br />
Untuk kordinasi ini, BPBD<br />
membawahi 9 Satuan Kerja Perangkat<br />
daerah (SKPD), yakni; Dinas<br />
Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas<br />
Kebakaran, Satpol PP, Dinas Pekerjaan<br />
Umum, Dinas Pertamanan, Dinas<br />
Perhubungan, Dinas Kebersihan dan<br />
Dinas Perindustrian dan Energi. Jadi<br />
untuk mengatasi keadaan darurat<br />
bencana, BPBD bias memerintahkan<br />
9 SKPD tersebut untuk mengatasi<br />
bencana maupun untuk menangani<br />
52 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 53