Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pendidikan<br />
DKI Jakarta Terapkan<br />
Kurikulum 2013<br />
Mulai tahun ajaran baru 2013/2014, sekolah-sekolah<br />
di DKI Jakarta menerapkan Kurikulum 2013. Sesuai<br />
target sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah,<br />
jumlahnya mencapai 248 sekolah SD, SMP, SMA<br />
dan SMK. Namun di luar itu banyak sekolah yang<br />
mengajukan secara mandiri.<br />
Kurikulum 2013 merupakan<br />
kurikulum berbasis kompetensi<br />
yang pernah digagas dalam rintisan<br />
Kurikulum Berbasis Kompetensi<br />
(KBK). Namun gagasan tersebut<br />
belum terselesaikan karena desakan<br />
untuk segera mengimplementasikan<br />
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan<br />
(KTSP). Kurikulum 2013 disiapkan<br />
untuk mencetak generasi yang siap di<br />
dalam menghadapi masa depan. Karena<br />
itu, inti dari Kurikulum 2013 adalah<br />
penyederhanaan dan tematik-integratif.<br />
Undang-undang Nomor<br />
20 Tahun 2003 tentang Sistem<br />
Pendidikan Nasional menyebutkan<br />
bahwa kurikulum adalah seperangkat<br />
rencana dan pengaturan mengenai<br />
tujuan, isi, dan bahan pelajaran<br />
serta cara yang digunakan sebagai<br />
pedoman penyelenggaraan kegiatan<br />
pembelajaran untuk mencapai tujuan<br />
pendidikan tertentu. Berdasarkan<br />
pengertian itu, ada dua dimensi<br />
kurikulum. Yang pertama, rencana<br />
dan pengaturan mengenai tujuan,<br />
isi, dan bahan pelajaran. Yang kedua,<br />
cara yang digunakan untuk kegiatan<br />
pembelajaran.<br />
Sebagai lanjutan dari<br />
pengembangan Kurikulum Berbasis<br />
Kompetensi (KBK) yang telah<br />
dirintis sejak tahun 2004, Kurikulum<br />
2013 mencakup kompetensi sikap,<br />
pengetahuan, dan keterampilan secara<br />
terpadu. Sebagaimana amanat UU 20<br />
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan<br />
Nasional pada penjelasan pasal 35,<br />
bahwa kompetensi lulusan merupakan<br />
kualifikasi kemampuan lulusan yang<br />
mencakup sikap, pengetahuan, dan<br />
keterampilan sesuai dengan standar<br />
nasional yang telah disepakati.<br />
Jadi Kurikulum 2013 bertujuan<br />
untuk mempersiapkan manusia<br />
Indonesia agar memiliki kemampuan<br />
hidup sebagai pribadi dan warga<br />
negara yang beriman, produktif,<br />
kreatif, inovatif, dan afektif serta<br />
mampu berkontribusi pada kehidupan<br />
bermasyarakat, berbangsa, bernegara,<br />
dan peradaban dunia.<br />
Berdasarkan data Sistem<br />
Elektronik Pemantauan Implementasi<br />
Kurikulum 2013 (EPIK) Kemdikbud,<br />
secara nasional sekolah yang menjadi<br />
sasaran implementasi Kurikulum<br />
2013 berjumlah 6,329 sekolah.<br />
Sekolah yang menjadi sasaran<br />
pelaksanaan penerapan kurikulum<br />
ini diprioritaskan bagi sekolah yang<br />
sudah siap, yaitu sekolah eks-RSBI<br />
dan sekolah dengan akreditasi A saja.<br />
Kemudian basisnya juga tidak lagi<br />
kabupaten/kota melainkan provinsi,<br />
sehingga bisa jadi dalam satu provinsi<br />
ada kabupaten/kota yang tidak<br />
menerapakan kurikulum ini.<br />
Sasaran Sekolah DKI Jakarta<br />
Menurut Kepala Dinas Pendidikan<br />
DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto,<br />
sekolah-sekolah di DKI Jakarta yang<br />
menjadi sasaran Kurikulum 2013<br />
secara keseluruhan mulai SD, SMP,<br />
SMA dan SMK sebanyak 248 sekolah.<br />
Untuk SD berjumlah 72 sekolah, SMP<br />
31 sekolah, SMA 90 sekolah, dan SMK<br />
55 sekolah. Di luar jumlah sasaran<br />
tersebut sebenarnya banyak sekolah<br />
lain yang mengajukan diri untuk<br />
menerapkan Kurikulum 2013 secara<br />
mandiri.<br />
Namun melalui Surat Edaran<br />
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta<br />
No 71/SE/2013 Tanggal 31 Juli 2013<br />
perihal Implementasi Kurikulum 2013,<br />
Taufik tidak memperkenankan sekolah<br />
SD dan SMP yang tidak masuk sasaran<br />
menerapkan Kurikulum 2013. Bahkan<br />
dengan tegas, Taufik melarang SD<br />
dan SMP yang tidak ditunjuk untuk<br />
menerapkan kurikulum baru. Padahal<br />
biasanya Jakarta menjadi barometer<br />
dan percontohan bagi daerah lain di<br />
Indonesia.<br />
Larangan tersebut tercantum<br />
dalam Surat Edaran pada poin 4 yang<br />
bunyinya sebagai beriktu: Sekolah<br />
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah<br />
Pertama (SMP) Negeri selain yang<br />
ditunjuk sebagai sekolah sasaran,<br />
tidak diperkenankan melaksanakan<br />
implementasi Kurikulum 2013 secara<br />
mandiri.<br />
”Tapi bagi sekolah-sekolah yang<br />
sudah ditentukan sasaran silakan jalan.<br />
Tapi bagi sekolah-sekolah, terutama SD<br />
dan SMP negeri yang melaksanakan<br />
karena keinginan wilayah semata,<br />
itu tidak diperkenankan,” ujarnya di<br />
Balaikota.<br />
Menurut Taufik, sekolah SD<br />
dan SMP tidak diperkenankan karena<br />
adanya beberapa faktor. Pertama,<br />
karena keterbatasan anggaran. Dana<br />
BOS untuk SD dan SMP masih kurang<br />
untuk menanggung biaya buku dan<br />
pelatihan guru guna mendukung<br />
penerapan Kurikulum 2013. Kedua,<br />
masih banyak sekolah SD dan SMP<br />
yang menerapkan sistem dua sift,<br />
yakni pagi dan sore. Jumlah SD di<br />
Jakarta sekitar 2.200 sekolah, 1.700<br />
di antaranya menerapkan sistem dua<br />
sift . Jumlah sekolah SMP sekitar 289<br />
yang menerapkan dua sift sebanyak 111<br />
sekolah.<br />
”Sekolah-sekolah itu masuknya<br />
dari Senin sampai Jumat, waktu<br />
belajarnya tidak cukup untuk<br />
Kurikulum 2013. Ini yang<br />
menyebabkan SD dan SMP kita<br />
larang,” katanya.<br />
Sementara itu, untuk sekolah<br />
swasta (SD, SMP,SMA, SMK) yang<br />
akan melaksanakan implementasi<br />
Kurikulum 2013 secara mandiri,<br />
harus memperhatikan kesiapan<br />
pelaksanaan bimbingan teknis kepala<br />
sekolah, guru dan pengadaan buku<br />
panduan guru serta buku/bahan ajar<br />
peserta didik. Sedangkan sekolah<br />
yang belum ditunjuk sebagai sekolah<br />
sasaran implementasi Kurikulum<br />
2013 dari Kementerian Pendidikan<br />
dan Kebudayaan tetap menggunakan<br />
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan<br />
(KTSP).<br />
Khusus untuk sekolah SMA dan<br />
SMK negeri yang tidak menjadi sekolah<br />
sasaran, diwajibkanmelaksanakan<br />
lmplementasi Kurikulum 2013 secara<br />
mandiri. Untuk pelaksanaan bimbingan<br />
teknis kepala sekolah, guru, dan<br />
pengadaan buku panduan guru, serta<br />
buku/bahan ajar peserta didik tidak<br />
dibebankan kepada orangtua atau<br />
peserta didik.NR<br />
44 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 45