27.11.2013 Views

MEDIA JAYA 02 2013.pdf

Media Jaya

Media Jaya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekonomi<br />

Perekonomian DKI Jakarta<br />

Tumbuh 2,2 Persen<br />

Pere konomian DKI Jakarta pada triwulan II/2013<br />

yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan<br />

2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,2 persen<br />

dibandingkan nilai triwulan I/2013 (q to q).<br />

Dari sisi lapangan usaha,<br />

pertumbuhan tersebut didorong oleh<br />

hamper semua sector ekonomi kecuali<br />

sector pertambangan dan penggalian.<br />

Pertumbuhan terbesar dicapai oleh<br />

sector konstruksi (3,6persen). Dari sisi<br />

pengeluaran, pertumbuhan tersebut<br />

disebabkan oleh naiknya konsumsi<br />

pemerintah (25,9 persen) dan<br />

pembentukan modal tetap bruto (6,6<br />

persen).<br />

PDRB triwulan II/2013 bila<br />

dibandingkan dengan triwulan yang<br />

sama tahun sebelumnya (y on y)<br />

mencerminkan perubahan tanpa<br />

dipengaruhi oleh factor musim. PDRB<br />

DKI Jakarta secara total tumbuh 6,3<br />

persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai<br />

oleh sector pengangkutan-komunikasi,<br />

yakni sebesar 11,4 persen, kemudian<br />

diikuti sector jasa-jasa sebesar 7,4<br />

persen, sector perdagangan-hotelrestoran<br />

sebesar 7,2 persen, sector<br />

konstruksi sebesar 6,3 persen, sector<br />

keuangan-real estat-jasa perusahaan<br />

sebesar 5,4 persen, sector listrik-gasair<br />

bersih sebesar 2,6 persen, sector<br />

industry pengolahan sebesar 1,5 persen,<br />

dan sector pertanian sebesar 0,7 persen.<br />

Sementara sector pertambanganpenggalian<br />

tumbuh di bawah nol<br />

persen, yaitu sebesar minus 0,7 persen.<br />

Secara kumulatif, PDRB DKI<br />

Jakarta semester pertama tahun 2013<br />

tumbuh 6,4 persen dibandingkan<br />

semester pertama tahun 2012. Sektor<br />

pengangkutan dan komunikasi masih<br />

menjadi sector dengan pertumbuhan<br />

tertinggi, yaitu sebesar 11,4 persen.<br />

Setelah itu diikuti sector jasa dan sector<br />

perdagangan-hotel-restoran, yang<br />

masing-masing tumbuh 7,4 persen dan<br />

7,2 persen.<br />

Kajian lain yang menarik<br />

untuk dicermati adalah besarnya<br />

sumbangan masing-masing sector<br />

dalam menciptakan laju pertumbuhan<br />

ekonomi di DKI Jakarta selama periode<br />

tertentu. Sektor-sektor ekonomi<br />

dengan nilai nominal besar tetap akan<br />

menjadi penyumbang terbesar bagi<br />

pertumbuhan ekonomi meskipun<br />

pertumbuhan sektor yang bersangkutan<br />

relative kecil. Begitu pula sebaliknya.<br />

Pada triwulan II/2013,<br />

pertumbuhan yang capai oleh PDRB<br />

DKI Jakarta terutama didorong oleh<br />

sumber pertumbuhan yang diberikan<br />

oleh sector perdagangan-hotel-restoran<br />

dan sector keuangan-real estat-jasa<br />

perusahaan. Selanjutnya diikuti oleh<br />

sector pengangkutan-komunikasi,<br />

sector jasa-jasa, sector konstruksi, dan<br />

sector industry pengolahan.<br />

Sensus Pertanian<br />

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian<br />

DKI Jakarta tahun 2013, Jakarta<br />

Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur<br />

merupakan tiga kota administrasi<br />

di DKI Jakarta yang mempunyai<br />

jumlah rumah tangga usaha pertanian<br />

terbanyak, yaitu masing-masing 3.289<br />

rumah tangga, 2.966 rumah tangga,<br />

dan 2.841 rumah tangga. Sementara<br />

itu, Kota Administrasi Jakarta Pusat<br />

merupakan wilayah yang paling<br />

sedikit jumlah rumahtangga usaha<br />

pertaniannya, yaitu 180 rumahtangga.<br />

Berdasarkan angka sementara hasil<br />

pencacahan lengkap Sensus Pertanian<br />

2013, jumlah rumahtangga usaha<br />

pertanian di Provinsi DKI Jakarta<br />

mengalami penurunan sebanyak<br />

39.891 rumahtangga, yaitu dari 52.178<br />

rumahtangga pada tahun 2003 (Sensus<br />

Pertanian 2003) menjadi 12.287<br />

rumahtangga pada tahun 2013, yang<br />

berarti menurun 76,45 persen dalam<br />

satu dasawarsa terakhir. Persen tase<br />

penurunan tertinggi terjadi di Kota<br />

Adm. Jakarta Pusat 93,38 persen dan<br />

persentase penurunan terendah terjadi<br />

di Kota Adm. Jakarta Utara 51,15<br />

persen.<br />

Jumlah perusahaan pertanian<br />

berbadan hokum dan jumlah nonrumahtangga<br />

usaha pertanian di<br />

Provinsi DKI Jakarta masing-masing<br />

sebanyak 36 unit dan 26 unit. Jumlah<br />

perusahaan pertanian berbadan hokum<br />

terbanyak berlokasi di Kota Adm.<br />

Jakarta Pusat yaitu 15 perusahaan dan<br />

paling sedikit di Kabupaten Kepulauan<br />

Seribu yaitu 2 perusahaan. Sedangkan<br />

jumlah non rumahtangga usaha<br />

pertanian terbanyak terdapat di Kota<br />

Adm. Jakarta Selatan, yaitu 8 unit dan<br />

wilayah yang tidak memiliki usaha<br />

tersebut adalah Kabupaten Kepulauan<br />

Seribu.<br />

Jumlah Perusahaan Pertanian<br />

Berbadan Hukum selama sepuluh<br />

tahun terakhir mengalami penurunan.<br />

Berdasarkan hasil ST 2003 di DKI<br />

Jakarta terdapat 48 perusahaan<br />

berbadan hukum, sementara dari hasil<br />

ST 2013 hanya tinggal 36 perusahaan<br />

yang melakukan kegiatan. Dengan<br />

demikian, jumlah perusahaan berbadan<br />

hukum di DKI Jakarta turun 25 persen<br />

selama sepuluh tahun terakhir<br />

Sapi dan Kerbau<br />

Pelaksanaan Pendataan Sapi<br />

Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK)<br />

2011 yang dilaksanakan serentak di<br />

seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011<br />

oleh BPS bekerjasama dengan Ditjen<br />

Peternakan dan Kesehatan Hewan<br />

Kementerian Pertanian mencatat<br />

populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni<br />

2011 di Provinsi DKI Jakarta mencapai<br />

4.611 ekor. Sementara itu, dari hasil<br />

Sensus Pertanian 2013, populasi sapi<br />

dan kerbau mencapai 4.997 ekor,<br />

sehingga dalam periode 2011 sampai<br />

2013 mencatat pertumbuhan 8,37<br />

persen.<br />

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian<br />

2013 di Provinsi DKI Jakarta menurut<br />

wilayah, populasi sapi dan kerbau<br />

paling banyak dijumpai di Kota Adm.<br />

Jakarta Selatan 2.244 ekor, kemudian<br />

Kota Adm. Jakarta Timur 1.965 ekor,<br />

dan Kota Adm. Jakarta Barat 616 ekor.<br />

Sementara itu, kota yang memiliki sapi<br />

dan kerbau paling sedikit adalah Kota<br />

Adm. Jakarta Pusat dengan populasi 63<br />

ekor.<br />

Jika dibandingkan populasi tahun<br />

2003, Kota Adm. Jakarta Selatan,<br />

Jakarta Utara dan Jakarta Barat<br />

mencatat peningkatan masing-masing<br />

20,58 persen, 29,76 persendan 4,94<br />

persen. Sebaliknya Kota Adm. Jakarta<br />

Pusat dan Jakarta Timur mencatat<br />

penurunan populasi masing-masing<br />

-8,70 persen dan -2,24 persen. NR<br />

64 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 Media Jaya • Nomor <strong>02</strong> Tahun 2013 65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!