23.12.2014 Views

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTERNASIONAL<br />

“PERANG CYBER SUDAH DIMULAI... TANPA<br />

SATU BUTIR PELURU PUN DITEMBAKKAN.”<br />

kata Lankov. Sudah jadi kebiasaan Pyongyang<br />

membantah keterlibatan mereka<br />

dalam setiap serangan cyber yang diduga<br />

dilakukan para peretas dari negara komunis<br />

itu. Mereka punya motif dan mereka punya<br />

sumber daya.<br />

Ada jejak kecil yang mengarahkan dugaan<br />

serangan itu dilakukan para peretas yang<br />

diperintahkan para petinggi Pyongyang.<br />

Server yang dipakai menyerang Sony tersebar<br />

di seluruh dunia. Ada di Singapura,<br />

sebagian ada di kampus Universitas Thammasat,<br />

ada pula server di Bolivia, Siprus,<br />

dan Italia. Server di Bolivia dan sebagian<br />

malware yang dipakai menembus keamanan<br />

jaringan Sony pernah dipakai peretas untuk<br />

menjebol jaringan sejumlah bank di Korea<br />

Selatan beberapa tahun lalu. Seperti juga<br />

serangan ke Sony, “tersangka” serangan itu,<br />

DarkSeoul, diduga juga ada kaitan dengan<br />

Pyongyang.<br />

Ada dugaan “Pengawal Perdamaian” dibantu<br />

oleh staf Sony. “Jelas, mereka sudah<br />

mengakses jaringan Sony sebelum menggelar<br />

serangan,” kata Jaime Blasco, konsultan<br />

keamanan jaringan di AlienVault. Apakah<br />

Guardians of Peace dikirim dari Pyongyang<br />

atau tidak, negara komunis itu memang punya<br />

pasukan untuk perang cyber.<br />

Jang Se-yul, pelarian Korea Utara di Korea<br />

Selatan, menuturkan 1.800 peretas yang<br />

tergabung di unit khusus, Biro 121, diambil<br />

dari mahasiswa-mahasiswa paling pintar di<br />

Universitas Otomasi, Pyongyang. Jang pernah<br />

belajar bersama de ngan para prajurit<br />

cyber itu di kampus tersebut sebelum lari<br />

ke selatan enam tahun lalu.<br />

Jago-jago komputer ini dibayar lebih tinggi<br />

dari para prajurit biasa. “Mereka orang kaya<br />

di Pyongyang,” kata Jang. Seorang teman<br />

Jang langsung memboyong keluarganya dari<br />

kampung ke Pyongyang setelah masuk ke<br />

Biro 121. Menurut laporan Hewlett-Packard<br />

pada awal tahun lalu, unit perang cyber Korea<br />

Utara hanya kalah besar dari Amerika<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!