Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
FOKUS<br />
Eva dan ayahnya, Hanafi Bande<br />
IBAD DUROHMAN/REPRO<br />
“Saya bilang, ‘Secara darah, saya<br />
anak Bapak, tapi secara ideologi kita<br />
tidak bersaudara, Pak,’” ujar Eva.<br />
Kalimat Eva membuat Hanafi kian<br />
marah. Ia lantas pulang naik sepeda<br />
motor. Eva tetap berada di tengah<br />
kerumunan demonstran.<br />
Ketika dikunjungi majalah detik di<br />
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A<br />
Petobo, Palu pada Rabu, 17 Desember<br />
2014, Eva berkisah, setelah demonstrasi<br />
itu, hubungannya dengan sang ayah<br />
lantas tidak akur. Saking marahnya<br />
sang bapak, Eva tidak pernah lagi<br />
dikirimi uang untuk biaya kuliah.<br />
lll<br />
Eva merupakan anak keempat dari<br />
lima bersaudara. Ia lahir di Luwuk, Banggai,<br />
pada 12 Agustus 1978. Hanafi, ayahnya, dikenal<br />
sebagai polisi sederhana yang disiplin.<br />
Karier Hanafi tidak melangit semasa bertugas.<br />
Ia beberapa kali dipindahkan di sekitar Banggai,<br />
di antaranya di Kecamatan Bunta. Jabatan<br />
terakhirnya adalah Kepala Kepolisian Sektor<br />
Kintom di Banggai.<br />
Di keluarga, Eva dikenal sebagai anak keras<br />
kepala. Keluarga menjulukinya si kepala angin,<br />
yang artinya keras hati menuruti kemauannya<br />
sendiri.<br />
Pertikaian Eva dengan ayahnya sebenarnya<br />
bukan hanya saat demo 1998 itu. Kakak Eva,<br />
Fitrianti Bande, mengaku beda sikap adiknya<br />
dengan bapaknya sudah terjadi ketika Eva lulus<br />
SMA.<br />
Hanafi ingin Eva bekerja selepas SMA karena<br />
ada saudara yang siap membantunya masuk<br />
menjadi pegawai sebuah bank. Eva sempat<br />
menuruti kemauan sang ayah. Namun ia hanya<br />
menjalaninya satu bulan. “Eva tetap memaksa<br />
kuliah,” cerita Fitri.<br />
Nekat kuliah tanpa dukungan sang ayah,<br />
Eva mencari tambahan uang dengan menjadi<br />
penyiar radio. Eva memang sudah terbiasa<br />
mandiri sejak kecil. Ia tidak segan mencari uang<br />
sendiri.<br />
Saat masih SD, ia berjualan permen kepada<br />
teman sepermainan, yang kebanyakan lakilaki.<br />
Ipul Hidayat, teman Eva di Sekolah Dasar<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014