23.12.2014 Views

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS<br />

Eva Bande dan suaminya,<br />

Muhammad Syafei<br />

BAHTIAR RIFAI/REPRO<br />

HANAFI Bande tidak dapat menahan<br />

amarah. Putrinya, Eva Susanti Hanafi<br />

Bande, berdiri gagah di antara<br />

demonstran di gerbang Universitas<br />

Tadulako. Tangan kirinya mengepal ke atas.<br />

Di gerbang kampus di Jalan Soekarno-<br />

Hatta Km 9, Palu, Sulawesi Tengah, itu,<br />

Eva bersemangat meneriakkan yel-yel<br />

antipemerintah. Saat itu sekitar tahun 1998,<br />

angin reformasi dari Jakarta berembus sampai<br />

ke Palu. Sama dengan di Jakarta, mahasiswa<br />

Palu rajin berdemo menentang rezim Soeharto.<br />

Hanafi, yang berprofesi sebagai polisi, tentu<br />

saja geleng-geleng kepala oleh pilihan politik<br />

Eva, yang berseberangan dengannya. Ia meraih<br />

tangan Eva untuk membawanya menjauh dari<br />

ajang demonstrasi. “Pulang!” bentak Hanafi<br />

kepada Eva.<br />

Namun Eva itu menolak perintah ayahnya.<br />

Saat teman-temannya menyanyikan lagu Darah<br />

Juang, ia tidak kuasa menahan air mata karena<br />

harus melawan ayahnya sendiri.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!