23.12.2014 Views

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

20141222_MajalahDetik_160

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTERNASIONAL<br />

BUSINESSINSIDER<br />

Yamatji tersebut. “Kami tak ingin ada lagi yang<br />

mati dalam sel tahanan polisi,” kata Lara Pullin,<br />

wakil keluarga Julieka.<br />

Sejak armada kapal Inggris yang dipimpin<br />

Kapten Arthur Phillip mendarat di Teluk Botany,<br />

Australia, pada 18 Januari 1788, urusan penduduk<br />

asli benua itu alias Aborigin belum juga<br />

tuntas. Sebagai penghuni benua itu sebelum<br />

koloni Inggris berkuasa di atas tanahnya, kini<br />

mereka malah menjadi warga “kelas dua”.<br />

Mereka sempat dianggap seperti tak ada.<br />

Tak dihitung dalam sensus penduduk. Baru<br />

berdasarkan konstitusi Australia hasil referendum<br />

pada 1967 populasi keturunan Aborigin<br />

dan warga asli Kepulauan Selat Torres dimasukkan<br />

dalam hitungan sensus. Menurut hasil<br />

referendum itu pula, parlemen negara bagian<br />

Australia berhak membuat peraturan khusus<br />

terkait suku atau ras tertentu di daerahnya. Beberapa<br />

tahun sebelumnya, konstitusi Australia<br />

juga memberikan hak memilih dalam pemilihan<br />

umum kepada warga asli benua itu.<br />

Tapi urusan warga keturunan Eropa dengan<br />

keturunan Aborigin dan Selat Torres tak lantas<br />

selesai. Survei Beyond Blue pada pertengahan<br />

tahun lalu menunjukkan, diskriminasi dan sikap<br />

rasialis terhadap warga asli Australia itu masih<br />

hidup dalam benak sebagian warga keturunan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!