11.07.2015 Views

Laptri I-2014

Laptri I-2014

Laptri I-2014

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaran2.1. InflasiPenurunaninflasi masihterus berlanjutpada triwulanI-<strong>2014</strong>sehinggadiperkirakandapatmendukungpencapaiantarget inflasi<strong>2014</strong> padakisaran4,5+1%.Respons kebijakan yang ditempuh secara konsisten oleh Bank Indonesia dan koordinasidengan pemerintah cukup efektif untuk terus menurunkan tekanan inflasi pada triwulanI-<strong>2014</strong>. Inflasi pada triwulan I-<strong>2014</strong> tercatat 1,41% (qtq) atau 7,32% (yoy), menurun secaratahunan dari triwulan sebelumnya sebesar 0,75% (qtq) atau 8,38% (yoy) (Grafik 2.1).Penurunan inflasi secara tahunan terutama ditopang oleh kelompok volatile food dan inflasiinti. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, inflasi kelompok volatile food dan inflasiinti pada triwulan laporan tercatat lebih rendah. Sementara itu, inflasi pada kelompokadministered price mengalami peningkatan (Grafik 2.2).14121086420-2-4-61 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 <strong>2014</strong>2,661,411,331,14<strong>2014</strong>82-4-10%, yoy6,577,2513579111 3579111 3579111 3579111 3579111 3579111 3579111 32007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 <strong>2014</strong>17,644,66IHKCoreAdm. PricesVol. FoodCPICoreAdministered PricesVolatile FoodGrafik 2.1Perkembangan Inflasi TriwulananGrafik 2.2Perkembangan Inflasi TahunanPada triwulan I-<strong>2014</strong>, kelompok volatile food menjadi penyumbang terbesar deflasi seiringmembaiknya pasokan sejumlah bahan makanan. Inflasi volatile food mencapai 2,66%(qtq) atau 7,25% (yoy), turun tajam dibanding triwulan IV-2013 yang sebesar -0,58 (qtq)atau 11,83% (yoy). Penurunan tersebut didukung pasokan yang lebih baik dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya ketika terjadi kelangkaan beberapa komoditashortikultura akibat pembatasan impor. Berdasarkan komoditas, penyumbang deflasi padatriwulan I-<strong>2014</strong> adalah meningkatnya panen bawang merah dan cabai merah di akhirtriwulan laporan, serta melimpahnya pasokan daging ayam dan telur ayam. Sementara itu,penyumbang tekanan inflasi berasal dari beras, cabai rawit, dan ikan segar.Inflasi yang meningkat pada triwulan I-<strong>2014</strong> terjadi pada kelompok administered price.Inflasi administered prices di triwulan I-<strong>2014</strong> sebesar 1,33% (qtq) atau 17.47% (yoy), lebihtinggi dari triwulan IV-2013 yang sebesar 1.40 (qtq) atau 16,65% (yoy). Inflasi administeredprices disebabkan kenaikan harga LPG 12 kg di awal Januari <strong>2014</strong>, kenaikan tarif cukai rokokdi awal tahun, dan implementasi kebijakan surcharge pada tarif angkutan udara. Dampakpenerapan surcharge masih terbatas karena adanya persaingan tarif penerbangan yangmenyebabkan belum semua maskapai menerapkan tarif surcharge tersebut.Inflasi inti pada triwulan I-<strong>2014</strong> menurun didukung menguatnya nilai tukar rupiah,minimalnya tekanan permintaan, dan menurunnya ekspektasi inflasi. Inflasi inti tercatatsebesar 4,61% (yoy) menurun dibandingkan triwulan IV-2013 sebesar 4,98% (yoy).8Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!