BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem PembayaranUntuk keseluruhan tahun <strong>2014</strong>, inflasi diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun2013 dan berada dalam kisaran sasaran inflasi <strong>2014</strong> sebesar 4,5%±1%. Realisasi inflasiyang terjaga tersebut tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dan pemerintahkhususnya di tahun 2013. Selain itu, ekspektasi yang cenderung membaik dan hargakomoditas internasional yang masih lemah diperkirakan akan menyebabkan pergerakankelompok inflasi inti relatif terjaga. Inflasi inti yang terjaga juga ditopang berkurangnyakecenderungan pergerakan nilai tukar yang depresiatif.PerekonomianIndonesia padatriwulan I-<strong>2014</strong>melambat.Di sisi lain,pertumbuhankonsumsimasih cukuptinggi yangdisertaidenganpertumbuhaninvestasi yangmembaik.2.2. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi triwulan I-<strong>2014</strong> tercatat sebesar 5,21% (yoy), melambatdibandingkan triwulan IV-2013 sebesar 5,72% (yoy). Melambatnya pertumbuhan terutamabersumber dari pelemahan ekspor, sementara permintaan domestik masih cukup kuat.Ekspor mengalami kontraksi sebesar 0,78% (yoy) akibat terhambatnya ekspor tambangmineral dan masih tertekannya ekspor batubara. Sementara ekspor manufaktur masihtumbuh solid sesuai tren perbaikan perekonomian dunia.Perlambatan juga terjadi pada konsumsi pemerintah. Konsumsi pemerintah triwulan I-<strong>2014</strong>hanya tumbuh sebesar 3,58% (yoy) melambat dibanding triwulan IV-2013 sebesar 6,45%(yoy), akibat pergeseran penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) ke triwulan II-<strong>2014</strong>. Sementarakonsumsi rumah tangga tumbuh menguat menjadi 5,61% (yoy) dari triwulan sebelumnyasebesar 5,25% (yoy). Hal ini terutama ditopang optimisme konsumen dan penyelenggaranpemilu legislatif. Secara keseluruhan, konsumsi pada triwulan I-<strong>2014</strong> masih cukup tinggi.Seiring dengan konsumsi yang masih cukup tinggi, investasi meningkat menjadi 5,13%(yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar 4,37% (yoy). Peningkatan tersebut terutama berasaldari investasi nonbangunan yang mengantisipasi potensi peningkatan permintaan kedepan dan utilisasi kapasitas yang tinggi. Namun, investasi bangunan tumbuh melambatmerespons pengetatan kebijakan Loan to Value (LTV) dan kenaikan suku bunga. Sementaraitu, impor tercatat mengalami kontraksi 0,66% (yoy).Tabel 2.1Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000Komponen20132013<strong>2014</strong><strong>2014</strong>* 2015*I II III IVIKonsumsi Rumah Tangga 5,2 5,1 5,5 5,3 5,3 5,6 5,1-5,5 5,3-5,7Konsumsi Pemerintah 0,4 2,2 8,9 6,4 4,9 3,6 6,2-6,6 5,4-5,8Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5,5 4,5 4,5 4,4 4,7 5,1 4,8-5,2 5,3-5,7Ekspor Barang dan Jasa 3,6 4,8 5,2 7,4 5,3 -0,8 1,5-1,9 5,1-5,5Impor Barang dan Jasa 0,0 0,7 5,1 -0,6 1,2 -0,7 0,5-0,9 4,9-5,3PDB 6,0 5,8 5,6 5,7 5,8 5,2 5,1-5,5 5,4-5,8Sumber : BPS* Proyeksi Bank IndonesiaSecara spasial, perlambatan ekonomi triwulan I-<strong>2014</strong> terutama bersumber dari kinerja KTIdan Jawa yang tumbuh melambat. Beberapa daerah di KTI seperti Kalimantan Timur, Papua,Papua Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Aceh bahkan tumbuh pada kisaranyang rendah yaitu 0,6% - 3,3% (Gambar 2.2). Perlambatan ekonomi di KTI dipengaruhioleh menurunnya kinerja sektor pertambangan, sementara perlambatan pertumbuhan10Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>
BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaranekonomi di Jawa terutama bersumber dari kinerja sektor pertanian. Namun demikian,pertumbuhan ekonomi Jakarta masih meningkat didorong oleh sektor perdagangan dansektor pengangkutan antara lain terkait penyelenggaraan Pemilu.Untuk keseluruhan tahun <strong>2014</strong>, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran5.1%-5.5%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 5.5%-5.9%. Revisi pertumbuhanekonomi pada <strong>2014</strong> banyak dipengaruhi oleh komponen ekspor tambang. Ke depan, perludiupayakan langkah-langkah untuk melakukan diversifikasi komoditas ekspor yang lebihberdaya saing.gPDRB > 7%6% < gPDRB < 7%5% < gPDRB < 6%4% < gPDRB < 5%gPDRB < 4%Gambar 2.2Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan I-<strong>2014</strong>2.3. Neraca PembayaranKinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)miliar dolar ASpada triwulan I-<strong>2014</strong> kembali membaik15,00dipengaruhi permintaan domestik yang10,00terkendali dan stabilitas ekonomi yang5,00semakin kuat. NPI triwulan I-<strong>2014</strong> mencatat0,00surplus sebesar 2,07 miliar dolar AS, ditopang-5,00oleh menurunnya defisit transaksi berjalan-10,00dan meningkatnya aliran masuk modal asing.-15,00Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-<strong>2014</strong>-20,00tercatat 2,06% dari PDB, menurun dari defisitpada triwulan IV-2013 sebesar 2,12% dariPDB (Grafik 2.5). Sementara itu, aliran masukmodal asing meningkat seiring dengan* angka sementara** angka sangat sementarapersepsi positif investor terhadap perbaikanfundamental ekonomi Indonesia. Peningkatanaliran modal asing ini berkontribusi padasurplus transaksi modal dan finansial sebesar 7,83 miliar dolar AS.Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1**2011 2012 2013* <strong>2014</strong>Transaksi Modal dan FinansialTransaksi BerjalanGrafik 2.5Neraca Pembayaran IndonesiaNeraca KeseluruhanNeracaPembayaranIndonesia padatriwulan I-<strong>2014</strong>mencatatsurplus,ditopang olehmenurunnyadefisit transaksiberjalan danmeningkatnyaaliran masukmodal asing.Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>11