BAB IIIPelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesiamulai digunakan dalam pelaksanaan survei bulan Maret <strong>2014</strong> untuk laporan triwulanI-<strong>2014</strong>. Implementasi sistem aplikasi tersebut juga disertai penyempurnaan kuesioner,percepatan pelaksanaan survei, dan penambahan responden. Pelaksanaan survei dengansistem aplikasi SKDU terintegrasi dilakukan secara nasional meliputi Kantor Pusat dan 37KPwDN (Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri) pada 33 provinsi. Secara umum,sistem aplikasi telah dapat membantu pelaksanaan survei baik tahap pengumpulanmaupun pengolahan data.Bank Indonesia pada triwulan I-<strong>2014</strong> juga telah menyusun beberapa analisis antara lainanalisis sektor moneter, analisis sektor finansial, analisis sektor fiskal, dan analisis sektorsistem pembayaran. Analisis sektor moneter berupa analisis Perkembangan Uang Beredardan Uang Primer yang mencakup juga perkembangan dana, kredit dan suku bunga. Analisissektor finansial dilakukan antara lain dalam bentuk analisis Neraca Pembayaran Indonesia(NPI), Neraca Arus Dana (NAD), Financial Accounts, Pasar Modal, Locational Banking, danPerusahaan Pembiayaan (PP). Untuk analisis sektor fiskal dalam hal ini termasuk analisisperkembangan fiskal APBN. Analisis sektor sistem pembayaran berupa perkembanganrincian banknotes dan coins yang diedarkan Bank Indonesia dan penggunaan kartuelektronik sebagai alat pembayaran.Bank Indonesia juga terus berupaya meningkatkan kualitas data statistik. Upaya tersebutdilakukan dengan mengembangkan dan menyempurnakan 32 metodologi kompilasistatistik, mengacu pada standar yang berlaku. Salah satu upaya penyempurnaan khususnyaterkait dengan rencana Indonesia untuk mengimplementasikan System National Account(SNA) 2008, dengan menyesuaikan penyusunan NAD tahun <strong>2014</strong> menjadi FinancialAccounts dan Balance of Payments and International Investment Position Manual 6th Edition(BPM6). Dalam upaya penyempurnaan kualitas data, pada Februari <strong>2014</strong>, Bank Indonesiajuga menyelenggarakan beberapa workshop penyusunan Statistik Utang Publik (SUSPI)bekerjasama dengan IMF dan Kementrian Keuangan.Di sektor eksternal, pada triwulan I-<strong>2014</strong>, Bank Indonesia telah mempublikasikan datastatistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 dan laporan lengkapnya.Dalam publikasi tersebut menjelaskan secara komprehensif perkembangan NPI selamatriwulan IV-2013. Selain itu, Bank Indonesia juga mempublikasikan Statistik Utang LuarNegeri Indonesia (SULNI) untuk data November sampai dengan Desember 2013 danJanuari <strong>2014</strong>, serta data posisi cadangan devisa per akhir Desember 2013 s.d Februari <strong>2014</strong>.Sejak pengalihanpengawasandan pengaturanbank ke OJK, BImemfokuskanfungsi perbankanpada kebijakan,pengaturan, danpengawasanmakroprudensial.Dalam upaya memperluas informasi sekaligus meningkatkan pemahaman para eksportirterhadap ketentuan dokumen ekspor yang baru, pada triwulan laporan, Bank Indonesiaikut mendukung kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Peraturan Menteri Perdagangan(Permendag). Kegiatan sosialisasi diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan danDitjen Bea & Cukai. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan pertemuan/rekonsiliasidata dengan Kementerian Keuangan. Pertemuan bertujuan untuk meningkatkan kualitasdata statistik utang luar negeri. Pertemuan tersebut merupakan agenda rutin sebelumditerbitkannya Buku Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI).3.2. Stabilitas Sistem KeuanganSejak 31 Desember 2013, tugas pengawasan dan pengaturan bank yang sebelumnyadilakukan Bank Indonesia dialihkan ke OJK. Dengan beralihnya tugas pengawasan danpengaturan bank tersebut, Bank Indonesia memfokuskan fungsi perbankan pada kebijakan,40Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>
BAB IIIPelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesiapengaturan, dan pengawasan makroprudensial guna mendukung terwujudnya stabilitassistem keuangan Indonesia.Melalui kebijakan makroprudensial, Bank Indonesia berupaya mencegah dan mengurangirisiko sistemik yang mungkin timbul dan mengakibatkan gejolak di sistem keuanganIndonesia. Selain itu, kebijakan makroprudensial juga dimaksudkan untuk mendorongfungsi intermediasi yang seimbang bagi perekonomian, serta meningkatkan akses danefisiensi sistem keuangan. Upaya ini dilakukan melalui tiga fungsi, yakni systemic surveillance,menetapkan kebijakan makroprudensial, serta pengembangan pasar keuangan dankeuangan inklusif.3.2.1. Kebijakan Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial3.2.1.1. Pengaturan MakroprudensialBank Indonesia mengeluarkan kebijakan dan pengaturan makroprudensial untukmemengaruhi perilaku para pelaku/institusi keuangan sehingga mampu memitigasi risikodan menjaga stabilitas sistem keuangan.Pada triwulan I-<strong>2014</strong>, kegiatan pengaturan makroprudensial difokuskan pada evaluasipenguatan terhadap beberapa ketentuan makroprudensial yang telah diterbitkan padaperiode-periode sebelumnya. Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan kesesuaianketentuan dengan perkembangan terkini industri perbankan, termasuk kesinambunganpelaksanaan ketentuan sehubungan dengan pengalihan tugas pengaturan danpengawasan perbankan ke OJK.Bank Indonesiamengeluarkankebijakan danpengaturanmakroprudensialuntukmemengaruhiperilaku parapelaku/institusikeuanganBeberapa ketentuan yang sedang dikaji implementasi ketentuannya serta kemungkinanpenyempurnaannya ke depan adalah ketentuan Loan To Value (LTV)/Financing To Value(FTV), Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) baik untuk bank konvensional maupunbank syariah, dan Giro Wajib Minimum berbasis Loan to Deposit Ratio (GWM LDR).Evaluasi terhadap ketentuan LTV/FTV difokuskan pada penguatan aspek legal dan aspekteknis terkait mekanisme pemberian kredit pemilikan properti. Penyesuaian terhadapketentuan FPJP selain bertujuan untuk beradaptasi dengan perubahan kelembagaanpengawasan bank juga dimaksudkan untuk memastikan tetap berjalannya fungsikoordinasi antara Bank Indonesia dan OJK dalam proses pemberian FPJP.Evaluasi terhadap pengaturan GWM berbasis Loan to Deposit Ratio (LDR) dimaksudkan agarmekanisme perhitungan GWM LDR mampu mendorong perbankan untuk menjaga LDRpada level yang optimal. Selain GWM LDR, penyempurnaan terhadap ketentuan GWM jugadilakukan untuk memberikan panduan teknis dalam perhitungan GWM terhadap bankbaru dan bank merger yang saat ini belum diatur secara detail.Selain melakuan evaluasi terhadap ketentuan yang telah ada, Bank Indonesia juga tengahmempersiapkan ketentuan mengenai pengaturan dan pengawasan makroprudensial.Pengaturan ini akan menjabarkan kewenangan Bank Indonesia dalam pengaturanmakroprudensial termasuk instrumennya, dan pelaksanaan pengawasan yang mencakupsurveilans dan pemeriksaan terhadap lembaga keuangan.Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>41