BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaran%4,504,003,503,00 2,692,502,132,001,491,501,000,500,00Tw 1-20132,383,93PerdaganganIndustri PengolahanPengangkutanKonnstruksiJasa Dunia UsahaTw 4-20131,701,352,11PertanianJasa SosialPertambanganListrikLain-lain1,940,85Tw 1-<strong>2014</strong>Berdasarkan sektor ekonomi, kenaikan risikokredit terjadi pada seluruh sektor ekonomi,kecuali sektor Jasa Dunia Usaha, dengan levelyang bervariasi (Grafik 2.27). Peningkatanrasio NPL gross yang berpengaruh signifikanterhadap risiko kredit perbankan terutamaberasal dari sektor perdagangan, industri,angkutan, dan pertambangan. Untukmengatasi peningkatan risiko kredit ke depan,Bank Indonesia akan terus berkoordinasidengan OJK dalam memantau risiko kreditperbankan sehingga tidak mengganggustabilitas sistem keuangan.PertumbuhanDPK industriperbankancenderungmelambat,sejalan denganperlambatanekonomidomestik danpola kontraksikeuanganpemerintahpada awaltahun.2.6.2.2. Perkembangan Likuiditas danRisiko Likuiditas Industri PerbankanPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan cenderung melambat, sejalandengan perlambatan ekonomi domestik dan pola kontraksi keuangan pemerintah padaawal tahun. Pada triwulan I-<strong>2014</strong>, DPK industri perbankan tumbuh 11,56% (yoy) lebih rendahdibanding triwulan IV-2013 yang mencapai 13,60% (yoy). Melambatnya pertumbuhan DPKterjadi pada seluruh komponen DPK, terutama pada Giro dan Tabungan (Grafik 2.28).18%17%16%15%14%13%12%11%10%9%8%Grafik 2.27Rasio NPL Gross per Sektor Ekonomi7,50%8%7%6%5%4%11,56%3%2%8,94% 1%0%Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar2013 <strong>2014</strong>Pertumbuhan DPK Pertumbuhan DPK Adj Va BI Rate (rhs)Grafik 2.28Pertumbuhan DPK (yoy)Pada triwulan laporan Giro tumbuhmelambat dari 10,39% menjadi 7,28% dantabungan dari 12,62% menjadi 10,36%.Pertumbuhan deposito juga mengalamaiperlambatan dari 16,16% menjadi 14,67%.Adanya penyesuaian suku bunga deposito 1bulan yang cukup tinggi dibanding triwulanI-2013 yakni mencapai 2,48%, menyebabkantertahannya perlambatan deposito. Kenaikansuku bunga tersebut juga menyebabkanpergeseran sebagian dana giro dan tabunganke komponen deposito. Hal ini tercermindari peningkatan pangsa deposito terhadaptotal DPK dari 43,79% pada triwulan IV-2013menjadi 45,69% pada akhir triwulan I-<strong>2014</strong>,sementara pangsa Giro dan Tabungan justruturun dari 56,21% menjadi 54,31%.Seiring dengan melambatnya DPK, likuiditas perbankan mengalami penurunan namunrelatif masih memadai. Alat likuid secara total menurun dari Rp348,8 trilliun pada Desember2013 menjadi Rp311,1 trilliun pada Maret <strong>2014</strong> (Grafik 2.29). Dengan kondisi pertumbuhankredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan DPK, mendorong perbankan melakukanpencairan alat likuid untuk membiayai ekspansi kredit. Namun demikian, risiko likuiditasperbankan masih terjaga sebagaimana tercermin pada rasio Alat Likuid (AL) 1 terhadapNon-Core Deposit (NCD) 2 industri yang masih jauh di atas threshold (50%) (Grafik 2.30).1 Alat Likuid terdiiri dari Kas, Penempatan pada BI, Giro Wajib Minimum, dan excess reserve.2 Non Core Deposit mencakup 30% Giro + 30% Tabungan + 10% Deposito.20Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>
BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem PembayaranRp T800700110060050040030010501000950200100090085012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 32011 20122013 <strong>2014</strong>Primary ReservesTertiery ReservesSumber: Bank Indonesia, diolahSecondary ReservesAlat LikuidRp T1150%120100806040200Tw IV 2012 Tw I 2013 Tw IV 2013 Tw I <strong>2014</strong>AL = Kas+Penempatan pada BI+Excess Reverve-GWMNCD = 30% Giro+30% Tabungan+10% DepositoSumber: Bank Indonesia, diolahAL/NCDGrafik 2.29Komposisi Alat Likuid PerbankanGrafik 2.30Alat Likuid dan Non-Core Deposit (NCD)2.6.2.3. Perkembangan Suku Bunga Industri Perbankan dan Risiko PasarSuku bunga perbankan pada triwulan I-<strong>2014</strong> masih dalam tren kenaikan, meresponsperkembangan kondisi perekonomian terkini dan pengetatan pada kebijakan moneter.Kenaikan terjadi baik pada suku bunga simpanan mapun pada suku bunga pinjaman.Rata-rata suku bunga deposito 1 bulan pada triwulan laporan meningkat 7 bps daritriwulan sebelumnya menjadi 7,99%. Peningkatan suku bunga simpanan tersebut diikutidengan kenaikan pada suku bunga kredit. Rata-rata suku bunga kredit selama triwulanI-<strong>2014</strong> dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, naik 18 bps menjadi 12,51%. Adapunsuku bunga kredit KMK dan KI pada akhir triwulan I-<strong>2014</strong> masing-masing naik sebesar 24bps dan 17 bps.Suku bungaperbankanpada triwulanI-<strong>2014</strong> masihdalam trenkenaikan.Pada triwulan laporan, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) 3 pada semua segmen, kecualisegmen korporasi mengalami peningkatan. Segmen kredit konsumsi non KPR mengalamipeningkatan tertinggi dibandingkan segmen kredit lainnya, yaitu sebesar 37 bps.Sementara SBDK segmen konsumsi KPR meningkat sebesar 30 bps, retail sebesar 17 bps,sedangkan korporasi mengalami penurunan sebesar 5 bps (Tabel 2.3).SegmenKreditTabel 2.3Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan (%)Seluruh Sample2011 2012 2013 <strong>2014</strong>Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des MarKorporasi 10,51 10,72 10,51 10,18 9,86 9,81 9,75 9,69 9,53 9,65 10,08 10,64 10,59 (0,05) 1,06 0,08Retail 11,80 11,91 12,04 11,61 11,23 11,08 11,03 11,14 10,91 11,03 11,28 11,72 11,89 0,17 0,98 009KPR 11,16 11,38 11,04 10,71 10,61 10,50 10,45 10,41 10,33 10,37 10,63 10,83 11,13 0,30 0,80 (0,03)Non KPR 11,56 11,86 11,88 11,51 11,05 10,99 10,67 10,65 10,62 10,59 11,06 11,55 11,92 0,37 1,30 0,36qtqMar 13 -Mar 14Mar 11 -Mar 143 Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 Tentang Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (PrimeLending Rate).Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>21