11.07.2015 Views

Laptri I-2014

Laptri I-2014

Laptri I-2014

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAB IIPerkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaran2.6.2. Perkembangan Industri Perbankan2.6.2.1. Perkembangan Kredit dan Risiko Kredit Industri PerbankanSejalan dengan perlambatan ekonomi, perbankan telah melakukan penyesuaian ekspansikredit sehingga pertumbuhan kredit baik secara triwulan maupun tahunan cenderungmelambat. Selama triwulan I-<strong>2014</strong>, kredit perbankan tumbuh 0,4% (qtq) sehingga menjadiRp3.306,9 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 2,23%(qtq).Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Investasi (KI) mencatat pertumbuhan yanglebih tinggi dibandingkan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK). KI padatriwulan I-<strong>2014</strong> tumbuh sebesar 2,0% dibandingkan triwulan-IV-2013 diikuti denganpertumbuhan KK sebesar 1,2%. Sementara pertumbuhan KMK pada triwulan laporanmengalami penurunan sebesar 0,8% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunantersebut disebabkan adanya penyesuaian yang dilakukan korporasi akibat pelemahannilai tukar dan perlambatan ekonomi. Secara sektoral, pada triwulan I-<strong>2014</strong>, pertumbuhankredit berasal dari sektor Listrik (12,6 %), Pertanian (2,9%) dan sektor perdagangan (1,4%).Sejalan denganperlambatanekonomi,perbankantelahmelakukanpenyesuaianekspansi kreditsehinggapertumbuhankredit baiksecara triwulanmaupuntahunancenderungmelambat.Sejalan dengan masih belum pulihnya perekonomian domestik dan kenaikan suku bungakredit, risiko kredit industri perbankan mulai menunjukkan peningkatan dalam level yangrendah. Kondisi ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross industri perbankanyang sedikit meningkat dari 1,77% pada triwulan IV-2013 menjadi 2,00% di triwulanlaporan (Grafik 2.25). Peningkatan NPL gross yang masih terbatas tersebut terkait upayaperbankan dalam meningkatkan manajemen risiko perbankan dan menyesuaikan targetpertumbuhan kredit sehingga dapat memitigasi potensi risiko kredit yang lebih besar.Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan risiko kredit terjadi pada kredit produktif(Kredit Modal Kerja/KMK dan Kredit Investasi/KI) maupun kredit konsumsi (KK). Dibandingtriwulan sebelumnya, rasio NPL gross KMK pada triwulan laporan meningkat dari 1,98%menjadi 2,36%. Sementara rasio NPL gross KI naik dari 1,71% menjadi 1,86%, dan rasio NPLgross KK dari 1,45% menjadi 1,49% (Grafik 2.26). Peningkatan rasio NPL gross KMK terutamaterjadi di sektor perdagangan dan industri, Hal ini disebabkan perlambatan ekonomi duniayang berdampak pada penurunan harga komoditas serta pelemahan nilai tukar selamasemester II-2013.4,54,03,53,02,52,002,01,51,051,00,5-2008 2009 2010 2011 2012 2013 <strong>2014</strong>2,502,001,501,000,500,00%2,361,86KMK KI KK1,49Gross NPLNett NPLTw 1-2013Tw 4-2013Tw 1-<strong>2014</strong>Grafik 2.25Rasio Non Performing LoanGrafik 2.26Rasio NPL Gross per Jenis PenggunaanLaporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I <strong>2014</strong>19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!