dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat
dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat
dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Tantangan ke depan dariketentuan mengenai SPM dalambidang penataan ruang adalahmenyusun SPM dan indikatorpencapaiannya, men<strong>sosial</strong>isasikankepada pemerintah daerah, sertamelakukan pengawasan <strong>terhadap</strong>kinerja pemerintah dalammenerapkan SPM yang telahditetapkan. Tantangan yang tidakkalah pentingnya adalah merumuskanmekanisme pengambilalihankewenangan pemerintah daerahyang tidak mampu menerapkanSPM yang telah ditetapkan.5. Perhatian yang lebih besar <strong>terhadap</strong>kelestarian lingkungan hidupKondisi lingkungan hidup yangtidak kunjung membaik selamapenerapan Undang-Undang No.24Tahun 1992 tentang Penataan Ruangtelah mendorong kesadaran akanpentingnya pengaturan <strong>aspek</strong>lingkungan hidup dalam UUPR yangbaru. Di samping perhatian <strong>terhadap</strong>daya dukung dan daya tampunglingkungan hidup sebagaimana telahdisampaikan di atas, beberapaketentuan dalam UUPR yang terkaitdengan lingkungan hidup, antara lain,adalah:a. Ketentuan agar alokasi kawasanhutan dalam satu daerah aliransungai (DAS) sekurangkurangnya30% (tigapuluhpersen) dari luas DAS dengandistribusi disesuaikan dengankondisi ekosistem DAS;b. Ketentuan agar alokasi ruangterbuka hijau (RTH) di kawasanperkotaan sekurang-kurangnya30% (tigapuluh persen) dari luaskawasan perkotaan, di mana2/3nya adalah RTH publikdengan distribusi disesuaikandengan sebaran penduduk.Tantangan dari penerapan ketentuanini adalah:a. Kemungkinan penurunan luaskawasan hutan dan RTH dalamsatu wilayah administrasi yangmemiliki kawasan hutan dan/atau RTH lebih dari 30% (tigapuluh persen) sebagaimanadisyaratkan dalam UUPR;b. Pendistribusian kawasan hutandalam satu DAS yangdisesuaikan dengan kondisiekosistem DAS dapat berujungpada konsentrasi kawasan hutandi wilayah hulu;Kesimpulan1. Pemberlakuan Undang-UndangNomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang merupakan upayauntuk lebih mengefektifkan fungsipenataan ruang sebagai pendekatanstrategis dalam pembangunan yangbertujuan untuk mewujudkan ruangkehidupan yang aman, nyaman,produktf, dan berkelanjutan.2. Penerapan Undang-Undang Nomor26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang menghadapi tantangan yangcukup berat, terutama dalampenerapan berbagai ketentuan baruterutama berkaitan denganpembagian kewenangan, perubahanmuatan rencana, penegasan hak dankewajiban <strong>masyarakat</strong>, pengenaansanksi, keterkaitan antara rencanatata ruang dan program-programpembangunan sektoral/wilayah,serta batas waktu penyesuaianrencana tata ruang wilayah dengan1761Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII Nomor 22/Agustus 2008