12.07.2015 Views

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

merupakan suatu penegasan bahwabongkar muat barang di Pasar BawahPekanbaru merupakan hak mereka (lihatlampiran 6).Pernyataan seorang tokoh<strong>masyarakat</strong> tentang bagaimana gang KDdan anggota-anggotanya membuatsendiri aturan yang benar dan yang salahdi uraikan sebagai berikut “parapengusaha telah diberi tahu oleh gangKD baik secara lisan maupun tertulisuntuk ‘mematuhi’ aturan bongkar muatdi pasar bawah ini, bagi mereka yangtidak taat akan diteror bahkan dirusakbarang dagangannya atau tokonya”.Penulis menggali lebih dalam apakahsebenarnya aturan yang dibuat oleh gangKD itu sesuai atau tidak denganketentuan hukum yang berlaku danmenemukan bahwa aturan tersebut salahdan tidak sesuai peraturan perburuhan.Sehingga ‘hak melakukan bongkar muat’hanya merupakan karangan merekasendiri yang diinterpretasikannya dariaturan-aturan lain seperti keputusanwalikota pekanbaru tentang tarif bongkarmuat atau surat edaran dewan pimpinanpusat SPSI tentang ruang lingkup FAKSPSI. Jadi jelas bahwa apa yang disebutSutherland sebagai counter actingforces merupakan asal mula seseorangberperilaku menyimpang.Differential associationmeramalkan bahwa seseorang akanmemilih jalannya sebagai pelakukejahatan ketika keseimbangan definisi<strong>terhadap</strong> pelanggaran hukum melebihihal-hal kepatuhan <strong>terhadap</strong> hukum.Sutherland menambahkan “Thistendency will be reinforced if socialassociation provides active people inthe persons life. Earlier in life theindividual comes under the influenceof those of high status within thatgroup, the more likely the individualto follow in their footsteps”. Hal inidilanjutkan dengan proposisi berikutnyayang mengatakan (6) Seseorang menjadidelinquent karena penghayatannya<strong>terhadap</strong> peraturan perundangan : lebihsuka melanggar daripada mentaatinya.Proses asosiasi differensial yangterjadi antar anggota gang dan antaraanggota gang dan calon anggota gangbervariasi bergantung pada frekuensi,durasi, prioritas dan intensitas. Seoranginforman, BUN, menceritakan kisahhidup seorang anggota gang yang telah“sukses” dan memperoleh apa yangdiinginkan oleh anggota lainnya sebagaiberikut : “dulu si PUR itu sekelas dengansaya, ia memang pemberani. Makanya,waktu kami mulai ikut dengan Bang RKia dipakai terus. Bang RK banyakmemberi dia “nasehat” dan petunjuktentang cara-cara mengatur pekerjaan.Kalo Bang RK jumpa dengan kawankawannyayang aparat, PUR biasanyaikut. Pokoknya hampir tiap hari dianempel dengan Bang RK”. Penulismenanyakan kesuksesan apa yangdiperoleh PUR, BUN menambahkan“Dia sekarang sudah pandai main proyek.Satu kali jebol proyeknya cukup untukbeli rumah dan mobil. Yang mengajarkanitu Bang RK, kalo tidak pakai cara keras,mana mungkin orang-orang seperti kamidapat proyek besar”.Perbedaan yang terjadi pada BUNdan PUR muncul dari perbedaan prosesassosiasi antar anggota baru dengananggota yang lebih senior, baikperbedaan frekwensi, durasi maupunintensitas. Anggota baru mempelajaricara-cara yang dilakukan, meniru dankemudian melakasanakan sendirikegiatan yang sama. Pada kasus sepertiPUR di atas ia bahkan dapat1821Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII Nomor 22/Agustus 2008

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!