12.07.2015 Views

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

dampak industrialisasi terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KesimpulanDengan struktur sektor manufakturyang sedemikian rupa maka studi ini bisamenentukan cut-off point (garispemisah) antara industri padat modal(capital-intensive atau CI) dan industripadat karya (labour-intensive atau LI).Industri berat yang masuk dalamkelompok padat modal, yakni (21)industri pengilangan minyak, (25) industridasar besi & baja, (27) industri barangdari logam, (28) industri mesin, alat-alatdan perlengkapan listrik, dan (29) industrialat pengangkutan dan perbaikannya.Dengan mengelompokkan 66 sektormenjadi 37 sektor, kemudian dari 37sektor menjadi 4 sektor yaitu sektorindustri primer, ringan, berat dan industrijasa, studi ini mengetahui adanyapergeseran struktural menurutperkembangan kontribusi nilai tambah,ekspor dan impor di antara keempatsektor industri tersebut. Terjadipergeseran struktural di dalam sektormanufaktur di Indonesia di mana secararelatif sektor industri ringan mampumenggeser posisi sektor industri beratkecuali pada kontribusi impor yangnampaknya sektor industri berat masihterlalu kuat dominasinya. Pergeseranyang mutlak hanya terjadi di antarasektor industri primer dengan sektorindustri lainnya.Pengamatan <strong>terhadap</strong> indeksbackward-forward linkage ternyatatidak mendapati adanya perubahanstruktur dari sektor-sektor industri.Sektor-sektor yang outputnya pada tahun1990 merupakan utilize input, padatahun 1995 juga tetap menjadi utilizeinput. Demikian pula pada sektor-sektoryang outputnya pada tahun 1990merupakan become input, pada tahun1995 juga tetap menjadi become input.Hal ini menandakan tidak adanyapergeseran struktural dilihat dari posisiindeks backward-forward linkage.Hal yang sangat menarik dari studiini adalah adanya gejala dualisme dalamstruktur industri Indonesia. Industri padatmodal ternyata sangat mengandalkanbahan baku impor. Industri-industri dalamkelompok ini banyak yang menderitacomparative disadvantage.Beberapa saran yang berkaitandengan studi ini adalah: Pertama,ketersediaan dan kelengkapan akanbanyak membantu di dalam studi sepertiini. Tidak tersedia atau tidak lengkapnyadata stok modal membuat sulitnya penelitimemisahkan secara akurat antaraindustri padat modal dan padat karya.Keterbatasan ini membuat penelitimengambil jalan kompromi denganmenganggap bahwa industri ringanadalah industri padat karya, sedangkanindustri berat merupakan industri padatmodal. Kedua, Pada klasifikasi industripadat modal, industri pupuk dan petisida(19) ternyata masuk ke dalam golonganindustri padat karya. Secara intuitif halini kurang bisa diterima oleh penelitikarena seharusnya industri ini masuk kedalam golongan industri padat modaldisebabkan besarnya penggunaanbarang-barang modal. Kurang akuratnyadata kelihatannya menjadi faktor utamadalam masalah ini. Sehingga diharapkandi masa mendatang data yang tersediaakan lebih akurat.1784Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII Nomor 22/Agustus 2008

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!