26.09.2015 Views

TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO

Tempo Edisi Khusus Soeharto - Biar sejarah yang bicara

Tempo Edisi Khusus Soeharto - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tempo Edisi Khusus Soeharto<br />

100<br />

Pada awal Orde Baru, musuh bersama negara Barat dan Indonesia adalah negara<br />

komunis. Indonesia di bawah Soeharto dianggap sebagai benteng anti-komunisme di Asia<br />

Tenggara. Pada waktu itu pemerintah AS dan negara Barat lain kurang memperhatikan<br />

pelanggaran hak asasi manusia, asalkan pelanggaran itu dilakukan oleh pemerintah antikomunis.<br />

Walaupun setengah juta rakyat komunis atau pro-komunis dihabisi pada 1965 dan<br />

ratusan ribu lagi ditahan, tidak ada protes apa-apa dari pemerintah negara-negara Barat.<br />

Meskipun demikian, Soeharto tetap menjaga jarak dari AS dan negara-negara Barat.<br />

Misalnya Indonesia tidak ikut negara Asia lain yang mengirim pasukan untuk membantu AS<br />

di Vietnam pada tahun 1970-an. Sesuai dengan konsep bebas-aktif, Presiden Soeharto tidak<br />

mau bergabung dalam persekutuan pertahanan dengan negara lain. Sebaliknya Indonesia<br />

lebih suka meningkatkan kerja sama non-militer dalam ASEAN, yang dibentuk pada 1967.<br />

Pengaruh Soeharto dalam ASEAN menjadi semakin besar karena pemimpin negara-negara<br />

lain (kecuali Singapura) sering diganti tetapi beliau tetap berkuasa hingga 1998. Sulit sekali<br />

bagi ASEAN untuk mengambil tindakan yang tidak dibenarkan oleh Indonesia.<br />

Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam Gerakan Non-Blok, yang terdiri dari negaranegara<br />

yang tidak mau bersekutu dengan AS ataupun blok komunis. Semula, anggota<br />

gerakan itu menganggap Indonesia terlalu dekat dengan negara Barat, tetapi akhirnya<br />

Presiden Soeharto terpilih sebagai ketua gerakan itu di Konferensi Non-Blok yang digelar di<br />

Jakarta pada 1992. Ironisnya, Soeharto baru terpilih sebagai pemimpin gerakan itu justru<br />

pada waktu Perang Dingin sudah berhenti dan gerakan itu tidak banyak diperhatikan lagi.<br />

Sebagai adikuasa regional, Indonesia sering mengambil prakarsa untuk<br />

menyelesaikan konflik di wilayah Asia Tenggara. Misalnya Indonesia berperan sebagai<br />

mediator untuk menyelesaikan perang saudara di Kamboja; Indonesia menyediakan<br />

bantuannya kepada Filipina dalam usahanya untuk menyelesaikan pemberontakan bangsa<br />

Moro; dan Indonesia menyediakan fasilitas untuk mengadakan serangkaian diskusi di antara<br />

negara yang mempunyai klaim-klaim yang bertumpang tindih di Laut Cina Selatan.<br />

Usaha Indonesia untuk mendukung perdamaian tidak terbatas pada wilayah Asia<br />

Tenggara saja. Indonesia merupakan salah satu negara yang sering bersedia menyumbang<br />

pasukan kepada misi-misi pemelihara perdamaian PBB. Tentara Indonesia mendapat nama<br />

baik dari kegiatan ini.<br />

Walaupun Soeharto tetap menentang komunisme, beliau juga bersikap pragmatis<br />

dalam melangsungkan hubungan dengan negara-negara komunis. Hubungan diplomatis<br />

tidak pernah diputuskan dengan Uni Soviet dan Vietnam, sedangkan pada 1967, atas nasihat<br />

Menteri Luar Negeri Adam Malik, hubungan diplomatik dengan RRC tidak "diputuskan"<br />

tetapi hanya "dibekukan". Ini memudahkan pembukaan kembali hubungan diplomatik<br />

dengan RRC pada tahun 1980-an sesuai dengan kepentingan Indonesia pada waktu itu.<br />

Soeharto selalu mementingkan perhitungan pragmatis di atas ideologi.<br />

http://Semaraks.blogspot.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!