26.09.2015 Views

TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO

Tempo Edisi Khusus Soeharto - Biar sejarah yang bicara

Tempo Edisi Khusus Soeharto - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tempo Edisi Khusus Soeharto<br />

49<br />

Para Saksi Bercerita...<br />

Jabatan mereka memang bukan jabatan tinggi, glamor, megah, seperti seorang panglima<br />

atau menteri. Mereka adalah orang yang berada begitu dekat dengan Soeharto selama<br />

menjabat presiden; yang bisa meraba suasana hatinya hingga memahami geraman<br />

suaranya atau senyum bahagianya. Ada ajudan, ada wartawan Istana, ada teman<br />

memancing, dan ada fotografer. Dari mereka, kita kemudian mengenal Soeharto sebagai<br />

manusia.<br />

Soerjadi<br />

Ajudan Presiden 1981-1986<br />

Pengalaman pertama Letnan Kolonel Soerjadi bertemu dengan Soeharto sungguh<br />

mendebarkan. Sebelum ia berada satu mobil dengan Presiden, dia sudah mendapat tips dari<br />

para pendahulunya: Soeharto hanya mau mendapat laporan yang baik-baik saja.<br />

Hari itu Soerjadi ingin membuktikan. Duduk di sebelah pengemudi, tepat di depan<br />

Soeharto, dia membuka pembicaraan di sela-sela alunan klenengan (musik Jawa) dari tape<br />

mobil.<br />

"Mohon maaf, Pak," kata Soerjadi.<br />

"Hmm," Soeharto menanggapi dengan suara berat.<br />

"Mohon izin, mungkin suatu saat nanti saya memberi laporan yang kurang berkenan<br />

bagi Bapak," katanya.<br />

Soerjadi menunggu jawaban dengan hati berdebar. Di belakang, Soeharto mengisap<br />

cerutunya dalam-dalam. Tiba-tiba...whuz...! Soeharto menyemburkan asap cerutunya<br />

menghantam tengkuk Soerjadi. Soerjadi kaget dan langsung merinding. "Itu pertama kali<br />

saya mencium bau asap cerutu, dan saya langsung terdiam sepanjang perjalanan," katanya.<br />

Masih di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah Presiden di Jalan Cendana, Jakarta,<br />

Soeharto memecah kebisuan. "Soer, di sini tempatnya belajar," kata Soeharto.<br />

Peristiwa 27 tahun lalu itu tak terlupakan bagi Soerjadi selama lima tahun menjadi<br />

ajudan presiden sejak 1981. Pria kelahiran Tuban, Jawa Timur, 61 tahun lalu ini hanyalah<br />

satu dari belasan perwira yang pernah mendampingi Presiden. Tetapi selama Soerjadi<br />

menjadi ajudan-kemudian ia juga dikenal sebagai Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis<br />

Seluruh Indonesia (1993-1997)-Soeharto mengalami beberapa peristiwa penting. Di<br />

antaranya peristiwa berdarah Tanjung Priok dan pembajakan pesawat Garuda.<br />

Soerjadi masih ingat persis suasana Cendana saat peristiwa pembajakan pesawat DC-<br />

9 Woyla milik Garuda di Bandara Don Muang, Thailand, Maret 1981. Dia menjadi<br />

http://Semaraks.blogspot.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!