Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
memiliki hirarki yang berbeda, contoh: Kossay dianggap lebih tinggi daripada Wuka. Marga Kossay<br />
kemudian menjadi kepala suku sekaligus kepala kampung di Honelama.<br />
Selain dipengaruhi struktur adat, struktur kelembagaan kampung di Papua dan Papua Barat juga<br />
dipengaruhi oleh struktur pemerintahan formal Pemerintah Indonesia. 20 Pihak-pihak yang masuk<br />
ke dalam pemerintahan atau kegiatan yang diciptakan oleh pemerintah umumnya adalah pihakpihak<br />
yang sudah lebih terdidik, bisa berbahasa Indonesia dengan baik namun umumnya bukan dari<br />
pucuk-pucuk pimpinan adat. Mereka bergabung menjadi pegawai negeri sipil (PNS) umumnya<br />
dikarenakan mereka tidak memiliki kedudukan yang sangat tinggi di adat seperti menjadi kepala<br />
kampung. Mereka menggunakan statusnya sebagai PNS untuk meningkatkan posisi mereka. Pada<br />
posisi tata pemerintahan saat ini dan dalam kaitan program-program desa seperti <strong>PNPM</strong> dan<br />
program yang disalurkan melalui adat, kepala kampung dan struktur adat lebih menentukan. Namun<br />
bila program merupakan kegiatan pemerintah dengan Dinas, seperti proyek PU propinsi atau<br />
kabupaten, maka jabatan PNS lebih menentukan.<br />
Selain institusi adat dan pemerintah, struktur gereja mempengaruh institusi kampung melalui<br />
pengaruh mereka terhadap kelompok adat. Pengaruh institusi gereja terutama dibangun melalui<br />
pelayanan pendidikan, kesehatan dan keagamaan. Sebagai contoh adalah pelayanan pendidikan<br />
dasar oleh gereja-gereja Katolik di daerah-daerah terpencil di Papua dan Papua Barat. Sampai<br />
sebelum masa Pemerintah Soeharto, pengaruh gereja baik Katolik maupun Protestan sangat besar di<br />
Papua dan Papua Barat. Di tahun 1980-an, Soeharto melarang semua misi asing dan pendanaan<br />
asing (Slamet, 2005). Hal ini menyebabkan pengaruh gereja mulai menurun walaupun gereja Katolik<br />
masih lebih mampu menjaga eksistensinya.<br />
Selain yang diuraikan di atas, ada para pendatang dari luar Papua yang terutama bertempat tinggal<br />
di daerah pantai atau dekat pantai. Mereka secara adat dianggap kelompok yang tidak mempunyai<br />
kekuasaan, suatu kelompok yang rendah (marjinal) namun dilain pihak mempunyai kekuatan<br />
ekonomi yang besar. Sebagai contoh, mereka mempunyai hotel, menguasai angkutan antar<br />
kampung, menguasai perdagangan antar kampung, dan mempengaruhi pemerintahan kabupaten<br />
walaupun secara adat tidak mempunyai posisi sama sekali.<br />
Dari sisi ekonomi, sebagian besar masyarakat memiliki mata pencaharian utama berkebun, beternak<br />
dan berburu. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah sayur-sayuran seperti kentang, wortel,<br />
20 Slamet, 2005<br />
32