Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
Final Laporan PNPM Respek 2011 - psflibrary.org
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
RESPEK melalui TPKK 3 . Kedua, bekerjasama dengan departemen-departemen dan dinas-dinas yang<br />
terkait seperti Departemen dan Dinas Kesehatan untuk membangun kapasitas kelembagaan seperti<br />
perilaku higinis atau penggunaan jamban/MCK untuk daerah-daerah yang membangun infrastruktur<br />
air sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan infrastrutur tersebut.<br />
5.2 Meningkatkan Fungsi Infrastruktur Basah<br />
Mengingat persoalan fungsional pada infrastruktur basah yang dapat mempengaruhi optimalisasi<br />
kemanfaatan, diperlukan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas (teknis) fungsional dari<br />
infrastruktur basah melalui tiga cara:<br />
Pertama, selektif terhadap usulan infrastruktur air. Di tahap perencanaan perlu upaya verifikasi<br />
yang lebih ketat dengan tambahan prasyarat tertentu yaitu verifikasi sumber air yang memadai<br />
sebelum menyetujui usulan infrastruktur air. Untuk setiap infrastruktur air, pendamping distrik<br />
memastikan prasyarat tersebut terpenuhi.<br />
Kedua, melakukan pelatihan khusus kepada pendamping teknis terutama di tingkat distrik untuk<br />
jenis-jenis infrastruktur basah mengingat relatif tingginya resiko kegagalan di lapangan. Berbasis<br />
pengalaman pendamping teknis menangani infrastruktur basah, modul dan substansi training dapat<br />
diberikan dengan lebih kontekstual melalui sejumlah pembelajaran-pembelajaran kesalahan umum<br />
dari infrastruktur basah yang dilakukan dan cara penanganannya.<br />
Ketiga, menyusun variasi rancangan/desain teknis untuk infrastruktur basah. Konsultan teknis<br />
propinsi dan kabupaten dapat menyusun berbagai varian (alternatif) rancangan/desain teknis<br />
(template) untuk infrastruktur basah. Varian ini berisi skenario-skenario rancang teknis yang dapat<br />
mengakomodasi variasi kondisi setempat dan jenis serta bentuk fisik infrastruktur basah yang paling<br />
optimum diterapkan. Varian ini melengkapi template teknis yang sudah ada.<br />
5.3 Membangun Sistem Pengelolaan Infrastruktur 4<br />
Sejauh ini sistem operasional (pengelolaan infrastruktur) yang ada mengurangi optimalisasi<br />
kemanfaatan infrastruktur di Papua dan Papua Barat. Idealnya persoalan ini dapat diatasi dengan<br />
membangun sistem kelembagaan atau kelompok yang diberi tanggung jawab untuk mengelola<br />
infrastruktur terbangun, termasuk dukungan pendanaan. Sesuai dengan rekomendasi yang telah<br />
diusulkan pihak Konsultan Manajemen Nasional (NMC) <strong>PNPM</strong> Mandiri, kelembagaan dapat<br />
dibangun dengan dukungan dana otsus. Kelompok masyarakat, dengan fasilitasi TPKK dan PK,<br />
membuat proposal pemeliharaan untuk dibiayai melalui dana otsus di Propinsi Papua.<br />
Alternatif lain yang mungkin dilakukan adalah dengan mengembangkan dan membangun desain<br />
(gambar teknis/template) infrastruktur yang kurang memerlukan sistem operasional yang rumit<br />
dan memerlukan biaya pemeliharaan yang minimal. Secara teknis, usulan ini sangat dimungkinkan<br />
untuk membangun berbagai desain yang sederhana. Contohnya untuk daerah-daerah yang sulit air<br />
3 Pada waktu penelitian ini dilakukan terdapat kebijakan Propinsi yang justru akan memperluas ruang gerak elit<br />
kampung untuk mengarahkan proses perencanaan yang terjadi di tingkat kampung dengan menyerahkan dana<br />
otsus kembali ke kepala kampung.<br />
4 Lebih lanjut mengenai operasional dan pemeliharaan infrastruktur, Bank Dunia telah melakukan studi<br />
mengenai kapasitas desa untuk mengelola dan memelihara infrastruktur pedesaan. Rekomendasi yang lebih<br />
spesifik dapat dibaca pada laporan Bank Dunia, November 2010 mengenai “Village Capacity in Maintaining<br />
Infrastructure: Evidence from Rural Indonesia”.<br />
8