14.06.2013 Views

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

20<br />

<strong>Panduan</strong> Investigasi <strong>dan</strong> Penuntutan <strong>dengan</strong> Pendekatan Hukum Terpadu<br />

geografis yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan (ESRI 1995). Manfaat<br />

utama GIS adalah kemampuannya menyajikan data spasial yang dilengkapi informasi<br />

geografis yang ditangkap dari peta atau data atribut suatu lokasi. GIS juga mampu<br />

menerima peta dari berbagai skala <strong>dan</strong> proyeksi <strong>dan</strong> mengubahnya ke dalam skala<br />

standar sehingga hasil yang diperoleh juga menjadi standar.<br />

Aplikasi GIS sudah banyak digunakan untuk pengelolaan tata guna lahan di bi<strong>dan</strong>g<br />

pertanian, kehutanan <strong>dan</strong> pembangunan pemukiman penduduk serta fasilitasnya. Salah<br />

satu kegunaannya untuk bi<strong>dan</strong>g kehutanan adalah menghitung tingkat <strong>dan</strong> besaran<br />

serta lokasi terjadinya deforestasi. Dengan menggunakan GIS, analisis spasial dapat<br />

dilakukan <strong>dengan</strong> mudah <strong>dan</strong> cepat, demikian pula pemantauan terhadap perubahan<br />

tutupan hutan. Karena itu GIS juga menjadi alat kontrol yang efektif untuk mengukur<br />

sudah sejauh mana hutan dikelola <strong>dengan</strong> berkelanjutan oleh para pihak yang<br />

berkepentingan <strong>dengan</strong> hutan.<br />

f. Memperkirakan Kerugian Lingkungan <strong>dan</strong> Kerugian Negara<br />

Pendekatan ILEA <strong>dengan</strong> menggunakan UU Antikorupsi <strong>dan</strong> Antipencucian Uang<br />

terkait erat <strong>dengan</strong> besarnya kerugian negara yang disebabkan oleh praktik-praktik<br />

kejahatan kehutanan. Karena itu menghitung atau memperkirakan besarnya biaya<br />

kerusakan lingkungan <strong>dan</strong> jumlah kerugian negara akibat deforestasi <strong>dan</strong> pembalakan<br />

liar menjadi penting. Berdasarkan Wasis (2008) dalam Menteri Lingkungan Hidup<br />

(2006), memperkirakan biaya kerusakan lingkungan dapat dilakukan <strong>dengan</strong><br />

menghitung biaya akibat kerusakan ekologis, kerugian ekonomi <strong>dan</strong> biaya yang harus<br />

dikeluarkan untuk pemulihan lingkungan.<br />

Penghitungan kerusakan ekologis dilakukan secara tidak langsung berdasarkan<br />

kehancuran lingkungan akibat kerusakan hutan <strong>dan</strong> lahan. Kerugian ini dihitung<br />

melalui biaya pembuatan waduk atau dam, biaya pengaturan tata air, biaya<br />

pengendalian erosi <strong>dan</strong> limpasan, biaya pembentukan tanah, biaya pendaur ulang<br />

unsur hara, biaya pengurai limbah, biaya keanekaragaman hayati, biaya sumber daya<br />

genetis, serta biaya pelepasan karbon per hektar. Berdasarkan penjelasan Pasal 32<br />

UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pi<strong>dan</strong>a Korupsi (selanjutnya<br />

UU Pemberantasan Korupsi), besarnya kerugian negara didasarkan pada temuan<br />

lembaga berwenang (BPK/BPKP) atas hasil audit akuntan yang ditunjuk oleh penyidik<br />

(Wiyono 2006).<br />

3.2 Komponen ILEA<br />

a. Lembaga-Lembaga Penegak Hukum<br />

Lembaga penegak <strong>hukum</strong> berperan sebagai pemimpin dalam upaya penegakan <strong>hukum</strong><br />

memberantas pembalakan liar. Selain itu penegak <strong>hukum</strong> merupakan motor yang<br />

menggerakkan usaha memberantas pembalakan liar, karena fungsi <strong>dan</strong> kewenangannya.<br />

Lembaga penegak <strong>hukum</strong> berwenang untuk melakukan penyelidikan, penyidikan,<br />

<strong>penuntutan</strong>, pemeriksaan di pengadilan <strong>dan</strong> eksekusi terhadap putusan pengadilan<br />

dalam rangkaian upaya penegakan <strong>hukum</strong> terpadu. Lembaga ini mencakup PPNS<br />

Departemen kehutanan, Penyidik Polri, Penyidik Kejaksaan, Penyidik KPK, Penuntut

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!