14.06.2013 Views

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Proses Penanganan Perkara 79<br />

Kotak 3. Unsur-Unsur Tindak Pi<strong>dan</strong>a Korupsi dalam Pasal 5 ayat (1) a UU No. 31 Tahun<br />

1999 jo UU No. 20 Tahun 2001<br />

Setiap orang dalam kejahatan kehutanan ialah masyarakat yang melakukan<br />

penebangan pohon di lapangan, pemilik modal (cukong) <strong>dan</strong> pengusaha, serta<br />

pemilik industri kayu atau pemilik HPH.<br />

Memberi atau menjanjikan sesuatu dibuktikan <strong>dengan</strong> transfer rekening, hadiah,<br />

hibah <strong>dan</strong> pengakuan.<br />

Pegawai negeri atau penyelenggara negara dalam kejahatan kehutanan yaitu<br />

oknum pejabat pemerintah, oknum anggota DPRD <strong>dan</strong> oknum aparat <strong>hukum</strong>. Alat<br />

buktinya adalah SK Pengangkatan, dll.<br />

Dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara<br />

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya. Hal yang<br />

dapat dibuktikan <strong>dengan</strong> keterangan saksi, pengakuan tersangka/terdakwa <strong>dan</strong><br />

barang bukti berupa rekaman, memo, dll.<br />

Yang bertentangan <strong>dengan</strong> kewajibannya. Dalam kejahatan kehutanan<br />

seperti membuat kebijakan/memberi izin yang bertentangan <strong>dengan</strong> peraturan<br />

mengenai kehutanan <strong>dan</strong> lingkungan hidup, tidak melakukan fungsi pengawasan<br />

<strong>dan</strong> penyelidikan di lapangan atas dugaan tindak pi<strong>dan</strong>a kehutanan. Hal ini dapat<br />

dibuktikan <strong>dengan</strong> surat izin yang dikeluarkan, foto wilayah hutan yang rusak,<br />

rekening bank oknum, dll.<br />

Implementasi Pasal 2 di atas, terlihat dalam pertimbangan hakim Mahkamah Agung<br />

pada Kasus AL <strong>dengan</strong> nomor putusan 68 K/PID.SUS/2008 <strong>dan</strong> Kasus SAF <strong>dengan</strong><br />

nomor putusan 380 K/PID.SUS/2007 adalah sebagai berikut:<br />

Setiap orang dibuktikan <strong>dengan</strong> Terdakwa yang menjabat sebagai Direksi (yakni<br />

sebagai Direktur Keuangan/Umum) pada PT. Keang Nam Development Indonesia.<br />

Berdasarkan Pasal 1 ayat (4) Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan<br />

Terbatas “Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab atas pengurusan<br />

perseroan untuk kepentingan <strong>dan</strong> tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di<br />

dalam maupun di luar Pengadilan sesuai <strong>dengan</strong> ketentuan anggaran dasar”.<br />

Dalam kasus ini yang dipan<strong>dan</strong>g sebagai pelaku tindak pi<strong>dan</strong>a yang didakwakan kepada<br />

Terdakwa adalah berkaitan <strong>dengan</strong> tindakan Perseroan dalam menjalankan usahanya<br />

sebagai ba<strong>dan</strong> <strong>hukum</strong> atau Korporasi atas nama Keang Nam Development Indonesia,<br />

namun Terdakwa AL sebagai organ perseroan harus dipan<strong>dan</strong>g sebagai orang yang<br />

turut bertanggung jawab <strong>dan</strong> dapat dihadapkan sebagai pelaku tindak pi<strong>dan</strong>a dalam<br />

perkara tindak pi<strong>dan</strong>a yang dilakukan untuk <strong>dan</strong> atas nama ba<strong>dan</strong> <strong>hukum</strong> Perseroan<br />

(Korporasi). Hal ini sesuai pula <strong>dengan</strong> bunyi ketentuan Pasal 1 angka 3 Un<strong>dan</strong>g-<br />

Un<strong>dan</strong>g No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pi<strong>dan</strong>a Korupsi yang<br />

berbunyi ‘setiap orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi’.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!