14.06.2013 Views

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

30<br />

<strong>Panduan</strong> Investigasi <strong>dan</strong> Penuntutan <strong>dengan</strong> Pendekatan Hukum Terpadu<br />

a. Unsur-Unsur Tindak Pi<strong>dan</strong>a Korupsi <strong>dan</strong> Pengertiannya sesuai <strong>dengan</strong> Pasal 2<br />

ayat (1) UU No. 20 Tahun 2001 jo UU No. 31 Tahun 1999<br />

Setiap orang yang melawan <strong>hukum</strong> <strong>dan</strong> memperkaya diri sendiri atau orang lain atau<br />

suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara<br />

Setiap orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi (berdasarkan Pasal 1<br />

angka 3).<br />

Melawan <strong>hukum</strong> berarti tanpa hak sendiri (zonder eigen recht) atau bertentangan<br />

<strong>dengan</strong> hak orang lain (tegen eens anders recht), atau tanpa alasan yang wajar, atau<br />

bertentangan <strong>dengan</strong> <strong>hukum</strong> positif. Sebelum a<strong>dan</strong>ya Putusan Mahkamah Konstitusi<br />

RI No. 003/PUU-IV/2006 tanggal 25 Juli 2006, melawan <strong>hukum</strong> mencakup perbuatan<br />

melawan <strong>hukum</strong> dalam arti formil maupun materil, yakni meskipun perbuatan<br />

tersebut tidak diatur dalam peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan, apabila dianggap tercela<br />

karena tidak sesuai <strong>dengan</strong> rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam<br />

masyarakat, maka dapat dipi<strong>dan</strong>a. Dalam ketentuan ini, kata ‘dapat’ sebelum frasa<br />

‘merugikan keuangan atau perekonomian negara’ menunjukkan bahwa tindak pi<strong>dan</strong>a<br />

korupsi merupakan delik formil, yaitu a<strong>dan</strong>ya tindak pi<strong>dan</strong>a korupsi cukup <strong>dengan</strong><br />

dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan <strong>dengan</strong> timbulnya<br />

akibat (berdasarkan penjelasan Pasal 2). Namun <strong>dengan</strong> a<strong>dan</strong>ya Putusan Mahkamah<br />

Konstitusi RI No. 003/PUU-IV/2006 tanggal 25 Juli 2006 yang menyatakan<br />

bahwa Penjelasan Pasal 2 ayat (1) telah bertentangan <strong>dengan</strong> UUD 1945 <strong>dan</strong> tidak<br />

mempunyai kekuatan <strong>hukum</strong> mengikat, maka penerapan melawan <strong>hukum</strong> dalam arti<br />

materil untuk tindak pi<strong>dan</strong>a korupsi sangat bergantung pada penilaian hakim. Dalam<br />

praktiknya, putusan Mahkamah Konstitusi tersebut tidak dipedomani secara mutlak<br />

oleh Mahkamah Agung berikut jajaran di bawahnya. Karena itu putusan Mahkamah<br />

Konstitusi tersebut tidak serta merta membatalkan pengertian melawan <strong>hukum</strong> dalam<br />

arti materil.<br />

Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi adalah upaya untuk<br />

mengumpulkan kekayaan yang tidak setara <strong>dengan</strong> penghasilannya atau penambahan<br />

kekayaan dari sumber yang tidak sah (Sukardi 2009). Pengertian lain dari memperkaya<br />

adalah perbuatan yang dilakukan untuk menjadi lebih kaya, se<strong>dan</strong>gkan berdasarkan<br />

putusan pengadilan negeri Tangerang tanggal 13 Mei 1992 No. 18/Pid/B-1992/PN/<br />

TNG memperkaya adalah menjadikan orang yang belum kaya menjadi kaya atau yang<br />

sudah kaya bertambah kaya (Wiyono 2006).<br />

Keuangan negara adalah kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau<br />

tidak dipisahkan, termasuk bagian kekayaan negara <strong>dan</strong> hak/kewajibannya yang timbul<br />

karena berada dalam penguasaan, pengurusan <strong>dan</strong> pertanggungjawaban pejabat lembaga<br />

negara <strong>dan</strong> BUMN/BUMD, yayasan, ba<strong>dan</strong> <strong>hukum</strong> <strong>dan</strong> perusahaan yang menyertakan<br />

modal negara atau modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian <strong>dengan</strong> negara.<br />

Perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai<br />

usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan atau usaha masyarakat secara mandiri<br />

yang sesuai <strong>dengan</strong> kebijakan pemerintah yang bertujuan memberikan manfaat,<br />

kesejahteraan <strong>dan</strong> kemakmuran kepada rakyat (Sukardi 2009).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!