14.06.2013 Views

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

Panduan investigasi dan penuntutan dengan pendekatan hukum ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

44<br />

<strong>Panduan</strong> Investigasi <strong>dan</strong> Penuntutan <strong>dengan</strong> Pendekatan Hukum Terpadu<br />

Memberi hadiah atau janji merujuk pada pengertian gratifikasi dalam penjelasan<br />

Pasal 12b yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,<br />

rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,<br />

perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, <strong>dan</strong> fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut<br />

baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri <strong>dan</strong> yang dilakukan <strong>dengan</strong><br />

menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Selanjutnya pengertian<br />

janji yaitu pemberian harapan untuk memberikan gratifikasi pada waktu tertentu <strong>dan</strong><br />

<strong>dengan</strong> syarat tertentu.<br />

Apa yang dimaksud <strong>dengan</strong> unsur ‘kepada pegawai negeri atau penyelenggara<br />

Negara’?<br />

Kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yaitu:<br />

a. pegawai negeri sebagaimana un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g tentang Kepegawaian;<br />

b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Hukum<br />

Pi<strong>dan</strong>a;<br />

c. orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah;<br />

d. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan<br />

dari keuangan negara atau daerah; atau<br />

f. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan<br />

modal; atau<br />

g. fasilitas dari negara atau masyarakat<br />

Se<strong>dan</strong>gkan yang dimaksud <strong>dengan</strong> penyelenggara negara dalam Pasal 2 UU Nomor 28<br />

Tahun 1999 Penyelenggaraan Negara Yang Bersih <strong>dan</strong> Bebas dari Korupsi, Kolusi <strong>dan</strong><br />

Nepotisme disebutkan meliputi pejabat negara pada lembaga tertinggi negara, pejabat<br />

negara pada lembaga tinggi negara, menteri, gubernur, hakim, pejabat negara lain<br />

berdasarkan peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan, serta pejabat negara lain yang memiliki<br />

fungsi strategis.<br />

Mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau<br />

kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada<br />

jabatan atau kedudukan tersebut. Pemberian atau janji untuk memberikan sesuatu<br />

itu dimaksudkan agar pegawai negeri atau penyelenggara negara itu melakukan sesuatu<br />

perbuatan untuk kepentingan si pemberi atau orang lain yang menjanjikan. Pemberian<br />

atau janji itu telah diberikan, tapi perbuatan yang diinginkan oleh si pemberi belum<br />

dilaksanakan oleh pegawai negeri, namun sudah ketahuan atau tertangkap lebih dulu.<br />

Pelaku tindak pi<strong>dan</strong>a dalam Pasal 13 ini tidak disyaratkan harus mempunyai maksud,<br />

tetapi cukup jika dia mengetahui <strong>dengan</strong> jelas apa yang menjadi kekuasaan atau<br />

wewenang yang melekat pada pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut.<br />

q. Unsur-unsur Tindak Pi<strong>dan</strong>a Korupsi <strong>dan</strong> Pengertiannya sesuai <strong>dengan</strong> Pasal 15<br />

UU No. 20 Tahun 2001 jo UU No. 31 Tahun 1999<br />

Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat<br />

untuk melakukan tindak pi<strong>dan</strong>a korupsi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!