You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
1. Mata<br />
Pernahkan Anda membayangkan bagaimana jika manusia tidak dilengkapi<br />
dengan mata? Apa yang Anda rasakan ketika Anda memejamkan mata<br />
untuk beberapa saat? Keindahan dan hiruk-pikuk kehidupan rasanya tidak<br />
begitu berarti andaikata Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengaruniakan mata<br />
kepada Anda. Bagaimana prinsip kerja mata ketika melihat sebuah objek?<br />
Perhatikanlah bagan mata pada Gambar 6.40. Pada waktu mata melihat<br />
objek, lensa mata atau lensa kristalin membentuk bayangan benda pada<br />
retina yang berada di bagian belakang mata. Retina ini dihubungkan oleh<br />
saraf-saraf penglihatan ke otak sehingga timbul kesan melihat benda atau<br />
objek. Lensa mata merupakan lensa yang tebal tipisnya dapat berubah sesuai<br />
dengan letak benda yang sedang menjadi objek penglihatan. Perubahan tebaltipisnya<br />
lensa mata ini mengubah jarak fokus lensa mata. Dengan cara ini<br />
letak bayangan benda yang sedang menjadi perhatian akan selalu jatuh tepat<br />
di retina sehingga bayangan nyata dari benda dapat diterima dengan jelas<br />
jika bayangan tersebut tepat jatuh di retina.<br />
Jarak retina dengan lensa adalah tetap. Sementara itu, setiap benda yang<br />
menjadi perhatian memiliki jarak yang tidak sama terhadap lensa mata. Ada<br />
benda yang dekat, sedang, dan jauh bahkan jauh sekali. Benda-benda tersebut<br />
dapat terlihat jika bayangan bendanya tepat jatuh di retina. Oleh karena<br />
itu, satu-satunya cara yang mungkin adalah dengan perubahan jarak fokus<br />
lensa mata. Jadi, perubahan lensa mata sesungguhnya untuk mendapatkan<br />
bayangan nyata di retina.<br />
a. Daya Akomodasi<br />
Kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya disebut daya<br />
akomodasi. Pada saat mata melihat benda yang dekat, otot-otot siliar menegang<br />
sehingga lensa mata lebih cembung. Sebaliknya, pada saat melihat benda<br />
yang jauh otot-otot siliar mengendur (rileks) sehingga lensa mata lebih pipih.<br />
Pada keadaan normal, otot-otot siliar berada dalam keadaan rileks,<br />
namun sendi pengikat dalam keadaan tegang. Pada keadaan ini, bentuk<br />
lensa mata agak datar. Pada keadaan ini, mata dalam keadaan tidak berakomodasi.<br />
Jika benda yang jauh tak hingga didekatkan, otot-otot siliar akan menjadi<br />
tegang. Otot siliar akan bertambah tegang jika benda semakin dekat.<br />
Pada keadaan ini, mata dalam keadaan sedang berakomodasi. Jika mata<br />
terus berakomodasi, mata terasa lelah karena otot siliar terus menegang.<br />
b. Titik Dekat dan Titik Jauh<br />
Benda hanya dapat terlihat dengan jelas jika terletak di daerah<br />
penglihatan mata. Daerah penglihatan mata ini berada di antara titik<br />
dekat mata atau punctum proximum (PP) dan titik jauh atau punctum<br />
remotum (PR). Jika benda berada di luar daerah penglihatan tersebut,<br />
mata tidak akan melihat benda tersebut dengan jelas.<br />
Titik dekat adalah titik terdekat yang dapat dilihat mata secara jelas<br />
dengan mata berakomodasi maksimum, sedangkan titik jauh adalah titik<br />
terjauh yang dapat dilihat mata secara jelas dengan mata tidak<br />
berakomodasi. Pada mata normal, titik terjauh adalah di titik tak hingga<br />
(s = +). Perhatikan Gambar 6.42 berikut.<br />
PR = ~<br />
jangkauan penglihatan<br />
PP = 25 cm<br />
iris<br />
lensa<br />
pupil<br />
kornea<br />
sklera<br />
otot siliar<br />
cairan<br />
di sekitar mata<br />
Gambar 6.40<br />
Bagian-bagian mata<br />
(a)<br />
benda dekat<br />
(b)<br />
benda jauh<br />
Gambar 6.42<br />
Daerah penglihatan<br />
Cahaya dan Optika<br />
retina<br />
lensa lebih cembung<br />
bayangan<br />
difokuskan pada<br />
retina<br />
lensa lebih pipih<br />
fovea<br />
Gambar 6.41<br />
Gambaran daya akomodasi mata<br />
pangkal<br />
saraf optik<br />
131