Vol. IV No. 1 April 2008 - USUpress - Universitas Sumatera Utara
Vol. IV No. 1 April 2008 - USUpress - Universitas Sumatera Utara
Vol. IV No. 1 April 2008 - USUpress - Universitas Sumatera Utara
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Halaman 68<br />
❏ Hariadi Susilo<br />
terbatas, ya kadang-kadang butuh<br />
perjuangan gila-gilaan untuk<br />
mendapatkan t-shirt tersebut, tetapi<br />
jangan berkecil hati banyak cara alternatif<br />
untuk mendapatkannya, yaitu dengan cara<br />
bikin ide sendiri atau pesan khusus”<br />
Ide-ide reproduksi pembaharuan konotasi<br />
juga sebagai suatu praktik material. Dalam hal ini<br />
Althusser (dalam Storya 2004: 80) ide bisa<br />
dijumpai dalam physicomotorik “praktik” tindakan<br />
kehidupan sehari-hari dan kebiasaan-kebiasaan<br />
tertentu yang mengikat dan melekat pada tatanan<br />
sosial, seperti tuntunan sosial yang ditandai adanya<br />
kesenangan, kesenjangan, dan jurang kekuasaan<br />
yang demikian menonjol.<br />
Selanjutnya, oleh remaja tulisan T-Shirt<br />
dikembangkan sebagai representasi reproduksi<br />
kesenangan citraan logo pembaharuan konotasi<br />
rhema identitas dicent sign kebenaran realitas,<br />
meskipun kebenarannya suatu isi utama plesetan<br />
asosiasi polisemi yang semu. Di samping itu pula,<br />
adanya kecendrungan pembakuan konotasi naluri<br />
terhadap keindahan ilusi (apollo) dan ilusi naluri<br />
terhadap irasionalitas, keindahan, dan kesenangan<br />
yang dapat mewakili isi hati atau isi kepala<br />
walaupun isi dalam sebuah plesetan, tetapi<br />
ungkapan isi hati atau isi kepala dapat digairahkan<br />
oleh naluri pada dirinya sendiri, yaitu kembalinya<br />
naluri remaja ke dalam model spirit masyarakat<br />
“primitif” (dionysos).<br />
Dalam hal ini, spirit remaja sebagai<br />
pembebasan perlawanan terhadap meleburnya<br />
subjek/subjek, atau kultur/nature, dalam hal ini<br />
industri bahasa direpresentasikan melalui asosiasi<br />
makna lewat bahasa yang merupakan perlawanan<br />
peleburan remaja dengan kehendak menyatunya<br />
subjek dengan tampilan prakondisi karena<br />
lenyapnya subjek gab berkuasa sebagai pusat akal<br />
budi karena subjek bukanlah sesuatu yang dapat<br />
menentukan landasan diskursus dirinya sendiri.<br />
Akan tetapi, subjek yang selamanya hidup di<br />
dalam landasan dan bayang-bayang tampilan<br />
fantasi dan ilusi kelahiran kembali dionysos. Dari<br />
sinilah, dapat ditafsirkan berakhirnya keakuan<br />
rasional sehingga dalam waktu yang bersamaan<br />
kelahiran kembali kebenaran dionysos, yakni<br />
remaja menghadirkan dirinya sendiri dalam<br />
perlawanan dengan menggunakan industri bahasa<br />
atau tulisan sebagai representasi untuk<br />
pengembangan wawasan dirinya sendiri walaupun<br />
hanya isi plesetan dalam gaya hidup.<br />
4.2 Bentuk Tulisan di T-Shirt sebagai Ideologi<br />
Language Power<br />
Bentuk tulisan di T-Shirt sebagai gaya<br />
hidup, seperti ekspresi imaji kreator dapat<br />
ditunjukkan pada Gambar 4.2, 4.3, dan 4.5, berikut<br />
ini.<br />
Tulisan di T-Shirt sebagai Gaya Hidup Remaja<br />
1) Bentuk tulisan T-Shirt lambang rambu lalu<br />
lintas<br />
Gambar 4.2<br />
2) Bentuk tulisan dan lambang geometri<br />
Gambar 4.3<br />
3) Bentuk tulisan simbol Ular Kobra<br />
Gambar 4.4<br />
Menurut Edwards (1967:136)<br />
pemahaman adanya tulisan dan simbol merupakan<br />
proses membentuk dengan menggunakan ideologi<br />
kekuatan bahasa (language power), yaitu tulisan<br />
diambil dari aspek tanda-tanda material yang ada<br />
di lingkungan kehidupan berbagai aktivitas<br />
digayakan menjadi motif-motif yang digunakan<br />
dalam berbagai aktivitas yang ada di lingkungan<br />
LOGAT<br />
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA <strong>Vol</strong>ume <strong>IV</strong> <strong>No</strong>. 1 <strong>April</strong> Tahun <strong>2008</strong>