12.07.2015 Views

LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIA ACEH 2010 - UNDP

LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIA ACEH 2010 - UNDP

LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIA ACEH 2010 - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dua inisiatif telah diluncurkan di Aceh danmemberikan contoh-contoh tentang bagaimanapengembangan ini dapat dicapai. Dengan pendanaandari IFC, Forum Bisnis Aceh yang ditetapkanpada tahun 2008 sebagai platform untukmeningkatkan dialog antara pemerintahdan sektor swasta mengenai hal-hal yang berkaitandengan pengembangan ekonomi dan kegiatanusaha di Aceh. Kelompok-kelompokyang beranggotakan para wakil dari pemerintahdan komunitas bisnis bertemu secara terpisahpertama kali, dan kemudian berkumpul bersama-samasecara berkala untuk berbagi berbagaigagasan dan proposal. Konsep ini dikembangkanberdasarkan pengalaman IFC dinegara-negara lain, yang telah diperluas untukmemasukkan sub-kelompok yang mewakili sektormasing-masing seperti perdagangan, pertanianinfrastruktur, dan pariwisata.Model kedua dapat ditemukan dalam proyekAPED (Kerjasama untuk PembangunanEkonomi Aceh) yang telah didukung oleh<strong>UNDP</strong> sejak pertengahan tahun 2006 dengandana dari Fasilitas Dukungan Desentralisasidan kemudian Kantor Penanggulangan danPemulihan Krisis di Jenewa. PendekatanAPED didasarkan pada pemilihan komoditaskomoditaslokal dengan potensi yang kuat un-Kotak 4 Forum Kopi APED 42Forum Kopi pada awalnya diluncurkan oleh <strong>UNDP</strong> dan pihak-pihak lain pada bulan September 2005 sebagaibagian dari program Tanggap Darurat dan Pemulihan Transisional (ERTR), dan telah didukung oleh APED sejakpertengahan tahun 2006. Selama ini, Forum tersebut hanya memfokuskan pada kopi arabika yang ditanamterutama di tiga kabupaten di Aceh Bagian Tengah - Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Jika danatersedia, proyek ini dapat dikembangkan untuk mencakup kabupaten-kabupaten yang menanam kopi robusta.Forum bertemu kira-kira dua kali setahun dan meliputi wakil-wakil dari kelompok tani, koperasi kopi, pengolah,eksportir, departemen pemerintah, lembaga riset, lembaga keuangan, LSM, donor dan pihak-pihak yang berkepentinganlainnya. Setiap dua tahun, peserta forum memilih anggota dan ketua Komite Eksekutif, yang saat iniberjumlah dua belas orang. Forum ini bertemu secara formal sekitar sekali sebulan dan secara informal jikadiperlukan. Pada tahun 2008, Forum tersebut menetapkan diri secara resmi sebagai badan hukum dengan aturannyasendiri dan memperoleh dukungan teknis dari tim proyek APED yang ada di Bappeda Provinsi di Banda Aceh.Sejak pembentukannya, Forum Kopi telah melakukan sejumlah inisiatif yang meliputi:• Persiapan dan distribusi 1000 salinan petunjuk pembuatan, pengolahan, dan pemasaran kopi arabika Aceh, dimanaIFC (International Financial Corporation/Korporasi Keuangan Internasional) merencanakan untuk merevisi penggunaanpetani kopi secara nasional.• Riset yang mengarah pada identifikasi varietas kopi yang paling disukai oleh para pembeli internasional, yang telahmenarik dana pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi formal dari Kementerian Pertanian.• Pengenalan sistem untuk memberikan informasi tentang harga-harga pasar lokal kepada para petani kopi denganmenggunakan pesan-pesan teks yang disampaikan melalui ponsel.• Kerja sama dengan proyek SSPDA <strong>UNDP</strong> untuk distribusi 37.600 peralatan dan perlengkapan pertanian kepadakoperasi kopi dan 11.846 petani, yang sebagian besar dari mereka adalah korban konflik dan pengungsi yang telahkembali ke desa-desa mereka.• Pembentukan Komite untuk Melindungi Kopi Gayo, yang telah menyiapkan dokumen-dokumen untuk melindunginama “Gayo” sebagai Indikasi Geografi untuk kopi yang ditanam di daerah pegunungan Gayo Aceh. Indikasi geografiini sedang diupayakan di forum internasional oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Jakarta.• Sebuah program untuk memberikan hibah sebesar US $ 100.000 kepada kelompok-kelompok usaha yang terdiri daripetani, koperasi, pengolah, eksportir dan LSM untuk tujuan memperkuat rantai pasokan pasar untuk kopi, yangtelah menghasilkan peningkatan kualitas produksi dan peningkatan penjualan dan pendapatan yang besar bagi parapetani lokal.• Peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagai kegiatan proyek termasuk kursus pelatihan lapangan bagi parapetani dan pemilihan mereka untuk Komite Eksekutif Forum.• Sukses awal dalam mengatasi perlawanan lembaga-lembaga keuangan lokal untuk memberikan pinjaman kepadakoperasi petani dan usaha swasta bagi produksi pertanian dan perdagangan.• Mobilisasi dukungan dari para donor, sektor swasta dan khususnya pemerintah daerah untuk berbagai kegiatanForum.Seperti dapat dilihat, Forum Kopi memberikan contoh yang sangat baik tentang apa yang dapat dicapai melalui pemberdayaanpihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam memajukanpembangunan ekonomi. Forum ini telah menarik perhatian luas dari pemerintah dan komunitas bisnis di seluruh provinsi,dan banyak kabupaten lainnya telah menyatakan keinginan mereka untuk membentuk forum yang serupa bagisektor-sektor lainnya. 3980Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!