2008 (d) Dana Alokasi Khusus (DAK), yangmerupakan transfer bersyarat dari pemerintahpusat untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakanpemerintah pusat, dan (e) Dana Alokasi Umum(DAU).Berbeda dengan proporsi tetap yang ditentukanuntuk bagi hasil, pemerintah pusat menggunakanformula untuk alokasi dana DAU,yang secara eksplisit mempertimbangkan kebutuhanlokal, meskipun unsur-unsur formulatersebut telah dimodifikasi beberapa kali. 47 Spesifikasiformula tersebut merupakan sumberpenjelasan tetap, karena alokasi DAU sejauh inimerupakan komponen terbesar dari pendapatankabupaten dan kota, di Aceh mendekati 60persen rata-rata pada tahun-tahun terakhir sejak2000. Formula DAU mengalokasikan 10 persendari total yang tersedia sebagai jumlah dasarstandar dibagi sama di antara semua kabupatendan kota, dan 50 persen didesain sebagai faktorpenyeimbang untuk pembayaran gaji pegawaipemerintah. Formula ini sebelumnya digunakanuntuk menutup sekitar 70 persen dari totalbiaya pegawai pemerintah kabupaten dan kotatetapi sekarang mencakup hampir 100 persen.Formula ini secara efektif menghapus setiappenghambat (disincentive) pada pembentukankabupaten-kabupaten baru dan mungkin sebenarnyamendorong kecenderungan tersebut.Sisa 40 persen DAU dialokasikan untuk menutupapa yang disebut sebagai kesenjanganfiskal, yang diartikan sebagai perbedaan antarakebutuhan pengeluaran dan kapasitas fiskal,atau pendapatan yang diterima dari sumbersumberselain DAU. Estimasi kebutuhan pengeluaranmempertimbangkan empat faktor: jumlahpenduduk, wilayah geografis, biaya relatifdan tingkat kemiskinan di setiap kabupaten.Setiap faktor diberi bobot yang berbeda danbobot-bobot dapat berubah, tetapi setidaknyapada tahun-tahun awal, penekanannya adalahpada jumlah penduduk dan biaya relatif (masing-masing40 persen), dengan hanya 10 persenyang ditempatkan pada kemiskinan dan wilayahgeografis. Beberapa orang mempertanyakanmengapa kemiskinan pun dimasukkan dalamalokasi DAU bagi pemerintah daerah, karenaisu tersebut lebih tepat ditangani di tingkatnasional.Sampai tahun 2008, beberapa sumberdayafiskal yang dikontrol oleh pemerintah provinsiuntuk didistribusikan ke kabupaten dan kotadi Aceh adalah sumberdaya-sumberdaya yangberkaitan dengan bagi hasil tambahan dariminyak dan gas yang disepakati sebagaibagian dari Kesepakatan Damai tahun 2005.Penggunaan sumberdaya-sumberdaya ini ditentukanoleh pemerintah provinsi itu sendiri,dengan pembagian sebesar 30 persen untukpendidikan dan 70 persen untuk alokasi diantara pemerintah-pemerintah daerah. Dari yangterakhir, 40 persen mengalir ke provinsi, 25 persenmengalir ke pemerintah kabupaten dan kota yangmenghasilkan pendapatan dan 35 persen sisanyake pemerintah daerah lainnya. Setengah dariprosentase ini kemudian dibagi sama di antarasemua penerima dan 50 persen menurut formulayang hanya didasarkan pada jumlah penduduk danwilayah geografis, dengan mengabaikan faktorfaktorlain yang mencerminkan kemiskinan atautujuan-tujuan lain dari pembangunan manusia.Alokasi Sumberdaya dan Pembangunan.Secara singkat, alokasi sumberdaya di antarakabupaten dan kota di Aceh selama dekade terakhirsedikit banyak telah mengabaikan faktorfaktoryang mencerminkan tingkat-tingkatpembangunan yang bersifat relatif, dengan pengecualianfaktor kemiskinan yang dimasukkandalam formula DAU. Selanjutnya, meskipunDAU merupakan komponen terbesar dari pendapatanfiskal untuk sebagian besar kabupatendan kota, tetapi kriteria kemiskinan secara keseluruhanmemberikan pengaruh kecil dalampenghitungan jumlah untuk setiap kabupaten.Menurut keadaan sekarang, kita menemukansedikit atau tidak ada hubungan antara pendapatanfiskal per kapita dan tingkat pembangunandi antara kabupaten dan kota di Aceh.Secara mengejutkan, hal ini tidak terjadi.Sebaliknya, jika kita menghapus dua kabupatenyang tidak memiliki data lengkap, Pidie Jaya danSubulussalam, dan Sabang sebagai kabupatenyang berada di luar (outlier), hubungan yangagak jelas muncul ketika IPM digunakansebagai indikator tingkat pembangunan. (LihatGambar 6.2 dan Lampiran A: Tabel 6.1).Berkaitan dengan daerah-daerah, pendapatanper kapita tertinggi terdapat di Aceh BagianBarat dan Selatan (Rp 3,0 juta), diikuti olehAceh Bagian Tengah (Rp 2,9 juta), tetapi secarasignifikan lebih rendah di Aceh Bagian Utaradan Timur (Rp 1,6 juta). Baik IPM maupunbeberapa indikator lainnya yang dibahassebelumnya dalam laporan ini menunjukkanAceh Bagian Utara dan Timur sebagai daerahyang lebih berkembang dan Aceh Bagian Baratdan Selatan sebagai paling kurang berkembang.Selanjutnya, dari sebelas kabupaten denganperingkat yang lebih tinggi untuk pendapatanfiskal per kapita, tujuh kabupaten menempatiLaporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong> 99
Gambar 6.2 IPM dan Pendapatan Fiskal per Kapita menurut Kabupaten di Aceh, 200760005000Pendapatan fiskal perkapita (Rp.)4000300020001000066 68 70 72 74 76 78IPMSumber: Tingkat IPM didasarkan pada data dari BPS; tingkat pendapatan per kapita didasarkan pada data dari Bank Dunia (2008) “Analisa Pengeluaran Publik Aceh”.peringkat lebih rendah pada IPM. Kabupatenkabupatenini adalah Aceh Barat, Simeulue, AcehJaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Bener Meriahdan Gayo Lues, lima terakhir semua merupakankabupaten baru. Selain itu, enam dari sepuluhkabupaten dengan peringkat yang lebih rendahuntuk pendapatan per kapita juga mendudukiperingkat yang lebih tinggi pada IPM. Kabupatenkabupatenini adalah Aceh Besar, Langsa,Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen dan Pidie.Tiga faktor dapat menjelaskan hasil-hasil ini.Standar bagian (share) yang sama untuk semuakabupaten yang dimasukkan dalam formulaDAU, dan sampai tingkat lebih rendah untukbagi hasil tambahan dari minyak dan gas yangtelah disepakati dalam Kesepakatan Damai,yang memberikan manfaat kepada kabupatenkabupatendengan jumlah penduduk yang kecil.Enam dari tujuh kabupaten dengan IPM lebihrendah dan pendapatan fiskal per kapita lebihtinggi semuanya memiliki jumlah pendudukyang kecil, sebesar 3 persen atau kurang darijumlah keseluruhan penduduk Aceh. Faktorlainnya adalah alokasi sebesar 50 persendari dana DAU sebagai faktor penyeimbangbagi pembayaran gaji pegawai pemerintah,sekarang dilaporkan mencakup hampir 100persen dari biaya tersebut. Karena alokasi inimerupakan proporsi yang cukup besar daritotal pengeluaran pemerintah daerah, makaalokasi tersebut juga akan memberikan manfaatkepada kabupaten dan kota yang lebih kecil.Namun, alokasi ini tidak akan memberikankontribusi pada peningkatan infrastrukturdan layanan publik di daerah-daerah yang100kurang berkembang. Faktor ketiga adalahpemasukan indeks biaya untuk mengimbangiperbedaan-perbedaan biaya konstruksi darisatu tempat ke tempat yang lain. Karena banyakdaerah yang kurang berkembang adalah lebihterpencil dengan jalan-jalan akses yang buruk,maka biaya-biaya di daerah-daerah tersebutcenderung lebih tinggi daripada biaya-biaya didaerah-daerah yang lebih kota yang berada padajalan-jalan raya utama.6.1.3 Dana Otonomi Khusus (Dana Otsus) 48Pengenalan SAF pada tahun 2008 berpotensimenciptakan peluang-peluang penting bagipemerintah provinsi untuk mengalokasikansumberdaya sesuai dengan prioritas-prioritaskebijakan, meskipun bagaimana pengenalanini akan dicapai masih sedang dibahas. SAFdiharapkan mampu menghasilkan kira-kiraUS$ 400 juta per tahun pada awalnya, danmenyumbangkan 54 persen dari pendapatanprovinsi pada tahun pertama dan lebih dari 20persen dari total pendapatan pemerintah daerahdi Aceh.Menurut kesepakatan awal yang tercantumdalam Qanun No 2 / 2008 49 , 60% Dana Otsusakan digunakan untuk membiayai programprogrampembangunan kabupaten dan kotayang dilaksanakan bersama-sama dengan provinsi,dan 40 persen sisanya akan digunakanuntuk membiayai program-program provinsi,yang dapat juga diimplementasikan melaluikerja sama dengan tiap-tiap kabupaten dan kota.Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong>
- Page 1 and 2:
LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIAACEH 201
- Page 3 and 4:
ISBN: 978-602-96539-3-9Naskah:Badan
- Page 5 and 6:
Kata Pengantar dari Gubernur AcehAs
- Page 7 and 8:
akhir Laporan Pembangunan Manusia A
- Page 9 and 10:
pejuang telah menyebabkan gesekan d
- Page 11 and 12:
kapita menunjukkan bahwa masyarakat
- Page 13 and 14:
sementara terjadi peningkatan pada
- Page 15 and 16:
xivLaporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 17 and 18:
BAB 3. Akses ke Layanan Publik 333.
- Page 19 and 20:
GAMBAR3.4 Tabel ringkasan Indikator
- Page 21 and 22:
AkronimACMUAFRAHAHDRAHAPEDARIBappen
- Page 23 and 24:
xxiiLaporan Pembangunan Manusia Ace
- Page 25 and 26:
2Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 27 and 28:
katkan kualitas hidup bagi semua or
- Page 29 and 30:
perempuan dalam hal harapan hidup,
- Page 31 and 32:
8Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 33 and 34:
10Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 35 and 36:
Gambar 2.1KOTA SABANGBANDA ACEHINTE
- Page 37 and 38:
orang, Aceh Barat (53.000), dan Ace
- Page 39 and 40:
Gambar 2.2 Indeks Pembangunan Manus
- Page 41 and 42:
Gambar 2.4 Angka kemiskinan menurut
- Page 43 and 44:
pertumbuhan akan terus menurun sete
- Page 45 and 46:
semua kabupaten secara konsisten me
- Page 47 and 48:
Tabel 2.5Keseluruhan peringkat kabu
- Page 49 and 50:
juang GAM tetap tinggi, program rei
- Page 51 and 52:
endah. Kekurangan pelaporan tentang
- Page 53 and 54:
indikator tersebut secara umum menu
- Page 55 and 56:
32Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 57 and 58:
34Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 59 and 60:
Gambar 3.1 Indikator Perumahan dan
- Page 61 and 62:
Gambar 3.2 Indikator Pendidikan di
- Page 63 and 64:
Gambar 3.510.08.06.04.02.00.0Rata-r
- Page 65 and 66:
Untuk menentukan kabupaten mana saj
- Page 67 and 68:
pendidikan. Pada tahun 2008, Aceh m
- Page 71 and 72: Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi men
- Page 73 and 74: Gambar 3.11 Imunisasi Anak Balita m
- Page 75 and 76: terlihat melalui jumlah dalam baris
- Page 77 and 78: kepada Puskesmas bagi biaya operasi
- Page 79 and 80: sengketa perbatasan karena kehilang
- Page 81 and 82: kepemilikan tanah, meskipun dalam p
- Page 83 and 84: 60Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 85 and 86: 62Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 87 and 88: Gambar 4.1 Saham Minyak dan Gas dal
- Page 89 and 90: sebesar 1 persen pada pertumbuhan e
- Page 91 and 92: luaran per kapita memberikan hasil
- Page 93 and 94: Tabel 4.7 Tingkat relatif PDRB per
- Page 95 and 96: Gayo Lues (4,3 persen), Aceh Tengah
- Page 97 and 98: tetapi mengalami sedikit penurunan
- Page 99 and 100: Gambar 4.9 Kesenjangan Kota-Desa da
- Page 101 and 102: pasar karbon global. Meskipun dokum
- Page 103 and 104: Dua inisiatif telah diluncurkan di
- Page 105 and 106: 82Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 107 and 108: 84Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 109 and 110: (PAAS). Pada bulan Desember 2006, u
- Page 111 and 112: Bagi banyak orang, keputusan-keputu
- Page 113 and 114: oleh masukan dari para ahli teknis,
- Page 115 and 116: • Pemberdayaan masyarakat memerlu
- Page 117 and 118: seluruh desa di provinsi tersebut.
- Page 119 and 120: 96Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 121: Gambar 6.1Pendapatan Pemerintah Pro
- Page 125 and 126: Tabel 6.1Alokasi Pengeluaran Publik
- Page 127 and 128: Tabel 6.2 Pengeluaran per Kapita me
- Page 129 and 130: 6.3. Pengeluaran menurut KabupatenS
- Page 131 and 132: da kuadran kiri atas Gambar 6.6), m
- Page 133 and 134: merlukan dukungan teknis dari luar
- Page 135 and 136: 112Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 137 and 138: masyarakat miskin, tetapi banyak or
- Page 139 and 140: forum-forum partisipatif, dan menyi
- Page 141 and 142: Di tingkat mikro:• Memperluas aks
- Page 143 and 144: • Meningkatkan kesempatan untuk p
- Page 145 and 146: adil ke layanan-layanan ini di daer
- Page 147 and 148: 124Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 149 and 150: Lampiran A: Tabel 2.1 Jumlah dan Pr
- Page 151 and 152: Lampiran A: Tabel 2.3: Prosentase K
- Page 153 and 154: Lampiran A: Tabel 2.5 IKM menurut K
- Page 155 and 156: Lampiran A: Tabel 3.2 Indikator Pen
- Page 157 and 158: Lampiran A: Tabel 3.4 Harapan Hidup
- Page 159 and 160: Lampiran A: Tabel 3.6 Indikator Pel
- Page 161 and 162: Lampiran A: Tabel 4.2 Indikator Pek
- Page 163 and 164: Lampiran A: Tabel 5.1 Partisipasi p
- Page 165 and 166: Lampiran A: Tabel 6.2 Rata-rata Pen
- Page 167 and 168: Lampiran B: Tabel 2. Indeks Pembang
- Page 169 and 170: Lampiran B: Tabel 4. Indeks Kemiski
- Page 171 and 172: Lampiran B: Tabel 6. Indeks Pembang
- Page 173 and 174:
Lampiran B: Tabel 8. Indeks Kemiski
- Page 175 and 176:
Lampiran B: Tabel 10. Partisipasi S
- Page 177 and 178:
Lampiran B: Tabel 12A. Kinerja Pere
- Page 179 and 180:
Lampiran B: Tabel 13. Kondisi Tenag
- Page 181 and 182:
31 Angka-angka Susunas Susenas yang
- Page 183 and 184:
160Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 185 and 186:
angka-angka tidak sahih (valid) yan
- Page 187 and 188:
atau Rp 1.500 per kapita perhariTin
- Page 189 and 190:
UPG dihitung sebagai berikut:UPG =