Gambar 2.7 Tingkat IPM untuk seluruh Kabupaten dan Kota di Aceh, 1993-200880.078.076.074.072.0IPM70.068.066.064.062.0Aceh60.0Sumber: BPS1993 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008Kecenderungan ini dapat diamati tidak hanya diAceh tetapi juga di banyak provinsi di seluruhIndonesia. Setidaknya di Aceh, dan mungkindi tempat lain di Indonesia, kecenderungantersebut sebagian disebabkan oleh pemekarankabupaten baru yang dibentuk dari kabupatenyang sudah ada. Dalam beberapa hal, dilakukanrestrukturisasi pusat kota utama sebagai kabupatenbaru, misalnya Kota Lhokseumawe dariAceh Bagian Utara dan Kota Langsa dari AcehTimur. Namun, dalam beberapa kasus lainnya,kabupaten-kabupaten baru tersebut terdiri daridaerah bagian tengah perdesaan dari pusat kotautama, yang tetap berada di kabupaten lama.Karena fasilitas umum biasanya lebih baik didaerah perkotaan, dan inovasi dan perbaikanbiasanya terjadi pertama di daeah tersebut, makadaerah perdesaan kurang terlayani dengan baiksehingga tidak mengherankan bahwa skorlebih rendah pada sebagian besar ukuranpembangunan. Faktor lain yang membantumenjelaskan hasil adalah kepentingan dirikabupaten lama. Tentu saja kabupaten lamaingin mempertahankan aset penting danfasilitas umum, seperti SMA dan fasilitaskesehatan di tingkat yang lebih tinggi, dankhususnya layanan yang menghasilkan pendapatanseperti air dan pengumpulan sampah.(Untuk lebih lanjut tentang persoalan ini, lihatBab 6 tentang Perencanaan dan Penganggaran).Analisa skor IPM untuk setiap kabupatendan kota mencerminkan agregat gambaranyang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan 2.8.(Lihat Lampiran A: Tabel 2.2) Tanpa terkecualiGambar 2.8 Skor IPM untuk Kabupaten dan Kota dibandingkan dengan Rata-rata Nasional, 1993-2008917355 49 9 9 910112 1214131993 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 200822Di atas IPM nasionalDi bawah IPM nasionalCatatan: IPM untuk tahun 2004, 2006 dan 2007 kurang meyakinkan karena survei sosial ekonomi hanya mencakup sejumlah kecil keluarga.Sumber: BPSLaporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong> 21
semua kabupaten secara konsisten menunjukkanpeningkatan tetap pada skor IPM antaratahun 2002 dan 2006, dan semua kecuali duakabupaten menunjukkan penurunan IPMselama dua tahun berikutnya hingga tahun2008. Dua pengecualian tersebut adalah AcehTimur dan Aceh Barat, dimana keduanya hanyamenunjukkan kenaikan kecil. Revisi ke bawahyang besar terhadap estimasi BPS untuk IPMpada tahun 2008 menyatakan bahwa 13 dari23 kabupaten lebih miskin dibandingkan kabupatenlainnya pada tahun 2004, yang sebagianbesar disebabkan oleh pengeluaran per kapitayang lebih rendah. Hal ini mungkin menggambarkanpenurunan program-program pemulihansecara besar-besaran yang menciptakansejumlah besar pekerjaan sementara setelahtsunami.Akan tetapi, kecenderungan-kecenderunganumum lainnya tetap tidak berubah selama beberapatahun sejak 2002. Daerah Aceh BagianUtara dan Timur secara konsisten menunjukkanskor HDI yang lebih tinggi dibanding dengandaerah-daerah lain, diikuti Aceh Bagian Tengahdan selanjutnya Aceh Bagian Barat dan Selatan.Kesenjangan antara Aceh Bagian Utara danTimur dan Aceh Bagian Barat dan Selatanmenurun dari 4,3 poin pada tahun 2002 menjadi2,7 poin pada tahun 2006, tetapi meningkat lagipada tahun 2008. Kesenjangan pada tahun 2008sangat jelas: ketika 11 kabupaten di Aceh BagianUtara dan Timur semuanya menunjukkan skordi atas rata-rata provinsi, 6 dari 8 kabupaten diAceh Bagian Barat dan Selatan menunjukkanskor di bawah rata-rata. Meskipun ali tidakberarti seluruhnya, peta tersebut membantumenjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kabupatendan kota di Aceh Bagian Utara dan Timursemuanya terletak di sepanjang jalan raya yangrelatif baik, yang menghubungkan dua kotaterbesar di daerah itu, yakni Banda Aceh danMedan di Sumatera Utara, dan dua pertigajumlah penduduk terdapat di Aceh. Kabupatendan kota di daerah Aceh Bagian Barat dan Selatanterletak di sepanjang jalan miskin yang tidakmenghubungkan ke tempat lain. Jalan tersebutdigunakan oleh sejumlah kecil pendudukyang tersebar di daerah itu. Keuntungan lokasiatas akses yang lebih baik ke pasar utama danfasilitas umum menyebabkan biaya transportasiyang rendah, kesempatan ekonomi yang lebihbesar dan layanan umum yang sangat baik.Kecenderungan di antara kota dan kabupatenjuga tetap konstan selama beberapa tahun.Kota secara konsisten menunjukkan skor IPM22yang lebih tinggi, seperti yang diharapkanmengingat layanan sosial yang pada umumnyalebih baik dan pekerjaan dengan upah yanglebih tinggi akan ditemukan di kota. Antarakabupaten, skor IPM kabupaten yang barudibentuk, ketinggalan di belakang kabupateninduk, mungkin karena alasan yang sama, dalamhal ini pelayanan yang lebih buruk dan pekerjaandengan upah yang lebih rendah akan ditemukansebagian besar di daerah-daerah perdesaan.Indeks Pembangunan Gender. Analisaskor IPG untuk setiap kabupaten di Aceh menunjukkanbeberapa perubahan mengejutkan.(Lihat Lampiran A Tabel 2.3.) Seperti halnyaIPM, skor IPG mengalami kenaikan di semuatempat antara tahun1999 dan 2002, hanyadengan satu pengecualian, Aceh Bagian Utarayang mengalami penurunan sebesar 5 poin.Akan tetapi, antara tahun 2002 dan 2008, skormengalami penurunan di 8 dari 13 kabupatendimana data tersedia. Peningkatan paling pentingadalah Aceh Bagian Utara, yang mengimbangipenurunan nyata pada masa sebelumnya, yangmenunjukkan kesalahan dalam penghitunganskor untuk tahun 2002. Penurunan Besar padaIPG terjadi di Aceh Singkil, yang mengalamipenurunan sebesar 6,5 poin, diikuti denganSimeulue (turun 5,5 poin) dan kota Banda Aceh(turun 4 poin). Empat komponen, yaitu IPG,harapan hidup, melek huruf dan lama pendidikantidak mungkin berubah secara signifikan selamamasa-masa yang singkat. Hal ini menunjukkanbahwa sebagian besar dari perubahan tersebutmungkin disebabkan oleh menurunnya kontribusiperempuan terhadap pendapatan keluarga,yang diakibatkan oleh meningkatnya kontribusilaki-laki yang kembali dari konflik.Berdasarkan daerah, Aceh Bagian Tengahmenunjukkan skor sedikit lebih tinggi daripadaAceh Bagian Utara dan Timur, tetapi daerahAceh Bagian Barat dan Selatan sekali lagimengalami ketinggalan. Sementara hanya satudari empat kabupaten di Aceh Bagian Tengah,yaitu Gayo Lues, menunjukkan skor di bawahrata-rata IPG provinsi, tujuh dari delapankabupaten di daerah Aceh Bagian Barat danSelatan mengalami penurunan. Di Aceh BagianTengah, Aceh Tengah, Bener Meriah dan AcehTenggara menunjukkan skor di atas rata-ratapada semua komponen IPG. Tetapi dua yangpertama dan bahkan Gayo Lues sangat baikdalam hal kontribusi perempuan terhadappendapatan keluarga, yakni lebih dari 50 persenpada tahun 2002 dan tetap lebih besar darikabupaten-kabupaten lain pada tahun 2008.Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong>
- Page 1 and 2: LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIAACEH 201
- Page 3 and 4: ISBN: 978-602-96539-3-9Naskah:Badan
- Page 5 and 6: Kata Pengantar dari Gubernur AcehAs
- Page 7 and 8: akhir Laporan Pembangunan Manusia A
- Page 9 and 10: pejuang telah menyebabkan gesekan d
- Page 11 and 12: kapita menunjukkan bahwa masyarakat
- Page 13 and 14: sementara terjadi peningkatan pada
- Page 15 and 16: xivLaporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 17 and 18: BAB 3. Akses ke Layanan Publik 333.
- Page 19 and 20: GAMBAR3.4 Tabel ringkasan Indikator
- Page 21 and 22: AkronimACMUAFRAHAHDRAHAPEDARIBappen
- Page 23 and 24: xxiiLaporan Pembangunan Manusia Ace
- Page 25 and 26: 2Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 27 and 28: katkan kualitas hidup bagi semua or
- Page 29 and 30: perempuan dalam hal harapan hidup,
- Page 31 and 32: 8Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 33 and 34: 10Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 35 and 36: Gambar 2.1KOTA SABANGBANDA ACEHINTE
- Page 37 and 38: orang, Aceh Barat (53.000), dan Ace
- Page 39 and 40: Gambar 2.2 Indeks Pembangunan Manus
- Page 41 and 42: Gambar 2.4 Angka kemiskinan menurut
- Page 43: pertumbuhan akan terus menurun sete
- Page 47 and 48: Tabel 2.5Keseluruhan peringkat kabu
- Page 49 and 50: juang GAM tetap tinggi, program rei
- Page 51 and 52: endah. Kekurangan pelaporan tentang
- Page 53 and 54: indikator tersebut secara umum menu
- Page 55 and 56: 32Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 57 and 58: 34Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 59 and 60: Gambar 3.1 Indikator Perumahan dan
- Page 61 and 62: Gambar 3.2 Indikator Pendidikan di
- Page 63 and 64: Gambar 3.510.08.06.04.02.00.0Rata-r
- Page 65 and 66: Untuk menentukan kabupaten mana saj
- Page 67 and 68: pendidikan. Pada tahun 2008, Aceh m
- Page 71 and 72: Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi men
- Page 73 and 74: Gambar 3.11 Imunisasi Anak Balita m
- Page 75 and 76: terlihat melalui jumlah dalam baris
- Page 77 and 78: kepada Puskesmas bagi biaya operasi
- Page 79 and 80: sengketa perbatasan karena kehilang
- Page 81 and 82: kepemilikan tanah, meskipun dalam p
- Page 83 and 84: 60Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 85 and 86: 62Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 87 and 88: Gambar 4.1 Saham Minyak dan Gas dal
- Page 89 and 90: sebesar 1 persen pada pertumbuhan e
- Page 91 and 92: luaran per kapita memberikan hasil
- Page 93 and 94: Tabel 4.7 Tingkat relatif PDRB per
- Page 95 and 96:
Gayo Lues (4,3 persen), Aceh Tengah
- Page 97 and 98:
tetapi mengalami sedikit penurunan
- Page 99 and 100:
Gambar 4.9 Kesenjangan Kota-Desa da
- Page 101 and 102:
pasar karbon global. Meskipun dokum
- Page 103 and 104:
Dua inisiatif telah diluncurkan di
- Page 105 and 106:
82Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 107 and 108:
84Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 109 and 110:
(PAAS). Pada bulan Desember 2006, u
- Page 111 and 112:
Bagi banyak orang, keputusan-keputu
- Page 113 and 114:
oleh masukan dari para ahli teknis,
- Page 115 and 116:
• Pemberdayaan masyarakat memerlu
- Page 117 and 118:
seluruh desa di provinsi tersebut.
- Page 119 and 120:
96Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 121 and 122:
Gambar 6.1Pendapatan Pemerintah Pro
- Page 123 and 124:
Gambar 6.2 IPM dan Pendapatan Fiska
- Page 125 and 126:
Tabel 6.1Alokasi Pengeluaran Publik
- Page 127 and 128:
Tabel 6.2 Pengeluaran per Kapita me
- Page 129 and 130:
6.3. Pengeluaran menurut KabupatenS
- Page 131 and 132:
da kuadran kiri atas Gambar 6.6), m
- Page 133 and 134:
merlukan dukungan teknis dari luar
- Page 135 and 136:
112Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 137 and 138:
masyarakat miskin, tetapi banyak or
- Page 139 and 140:
forum-forum partisipatif, dan menyi
- Page 141 and 142:
Di tingkat mikro:• Memperluas aks
- Page 143 and 144:
• Meningkatkan kesempatan untuk p
- Page 145 and 146:
adil ke layanan-layanan ini di daer
- Page 147 and 148:
124Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 149 and 150:
Lampiran A: Tabel 2.1 Jumlah dan Pr
- Page 151 and 152:
Lampiran A: Tabel 2.3: Prosentase K
- Page 153 and 154:
Lampiran A: Tabel 2.5 IKM menurut K
- Page 155 and 156:
Lampiran A: Tabel 3.2 Indikator Pen
- Page 157 and 158:
Lampiran A: Tabel 3.4 Harapan Hidup
- Page 159 and 160:
Lampiran A: Tabel 3.6 Indikator Pel
- Page 161 and 162:
Lampiran A: Tabel 4.2 Indikator Pek
- Page 163 and 164:
Lampiran A: Tabel 5.1 Partisipasi p
- Page 165 and 166:
Lampiran A: Tabel 6.2 Rata-rata Pen
- Page 167 and 168:
Lampiran B: Tabel 2. Indeks Pembang
- Page 169 and 170:
Lampiran B: Tabel 4. Indeks Kemiski
- Page 171 and 172:
Lampiran B: Tabel 6. Indeks Pembang
- Page 173 and 174:
Lampiran B: Tabel 8. Indeks Kemiski
- Page 175 and 176:
Lampiran B: Tabel 10. Partisipasi S
- Page 177 and 178:
Lampiran B: Tabel 12A. Kinerja Pere
- Page 179 and 180:
Lampiran B: Tabel 13. Kondisi Tenag
- Page 181 and 182:
31 Angka-angka Susunas Susenas yang
- Page 183 and 184:
160Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 185 and 186:
angka-angka tidak sahih (valid) yan
- Page 187 and 188:
atau Rp 1.500 per kapita perhariTin
- Page 189 and 190:
UPG dihitung sebagai berikut:UPG =