• Rendahnya kepadatan penduduk. Sebagianbesar penduduk tersebar di kurang lebih6.000 desa kecil, sehingga pemberian layanankesehatan kepada mereka menjadisulit dan mahal. Sedangkan 85 persen pendudukdilaporkan hidup dalam jarak 5 kmdari pusat-pusat kesehatan. Banyak dari pusatkesehatan ini merupakan fasilitas tingkatrendah dengan staf dan peralatan yang terbatas.• Kurangnya pelatihan. Meskipun jaringanpos-pos kesehatan sangat luas dan dapatmenjangkau sebagian besar wilayah provinsitersebut, tetapi banyak staf medis hanya menerimapelatihan dasar dan pengetahuan dankeahlian mereka terbatas.• Lemahnya kapasitas manajemen. Kapasitasadministrasi dan manajemen staf yang memberikanlayanan kesehatan dinyatakan lemahdi banyak bidang sehingga mempengaruhikualitas operasi.• Terbatasnya dana. Yang mendasari timbulnyabeberapa masalah ini adalah investasipublik yang tidak memadai di sektor kesehatan.Sekitar 70 persen dari total diperlukanuntuk gaji saja, yang hanya menyisakan30 persen bagi pemberian layanan dan peningkatanfasilitas.• Proyek donor. Meskipun proyek-proyekyang didanai lembaga donor di sektor kesehatanbermanfaat, tetapi beberapa proyekcenderung lebih digerakkan oleh agendadonor daripada kebutuhan lokal. Salah satucontoh adalah proyek-proyek yang berkaitandengan HIV/AIDS, yang kurang umumdaripada penyakit-penyakit lainnya, sepertimalaria, demam berdarah, tipus, hepatitisdan gangguan usus, belum lagi stroke dangangguan jantung vaskuler.Respon. Tantangan-tantangan yang disebutkandi atas bukan merupakan tantangantantanganbaru. Pemerintah dan pihak-pihaklainnya sedang melakukan langkah-langkahuntuk merespon tantangan-tantangan tersebut.• Perawatan kesehatan gratis. Langkah pentingtelah diperkenalkan pada tahun 2009oleh pemerintah provinsi tentang sebuahprogram untuk memberikan perawatan kesehatangratis kepada semua warga Aceh.Meskipun program ini mempunyai tujuanyang baik, tetapi program tersebut tidakmemanfaatkan sumber daya secara maksimalatau mendapatkan dukungan dalamjangka panjang. Sementara itu, penyelenggarakesehatan di rumah sakit yang lebih besarmelaporkan adanya peningkatan permintaanlayanan yang besar, tetapi tidak ada peningkatanpendanaan untuk memberikanlayanan tersebut. Sepertinya legislatif belummenyetujui jumlah tambahan yang diperlukan.Rekomendasi:• Mengkaji kembali biaya-biaya kesempatanperawatan kesehatan gratis dan memastikanbahwa sumberdaya pertama digunakan untukmemberikan layanan efektif kepada merekayang tidak mampu dan bagi kebutuhankebutuhanprioritas lainnya seperti perawatanpra-dan pasca-persalinan. Keluargakaya tidak perlu mendapatkan subsidi, karenamereka mampu membayar asuransikesehatan pribadi atau dapat membayar biaya-biayayang timbul.• Pendanaan untuk sektor kesehatan. Mengingatkurangnya sumberdaya, langkah-langkahsedang dilakukan untuk meningkatkandana bagi sektor kesehatan. Undang-UndangNo. 34 / 2009 menetapkan bahwa minimal10 persen pengeluaran publik harusdialokasikan untuk sektor kesehatan. Demikianjuga, program PNPM juga menetapkanbahwa proporsi dana yang sama harus dialokasikanuntuk proyek-proyek kesehatan yangdiajukan oleh masyarakat.• Badan Layanan Umum. Pemerintah pusatsedang mempromosikan konsep Badan LayananUmum (BLU) bagi rumah sakit-rumahsakit yang lebih besar. BLU diberi berwenanguntuk menyimpan pendapatan untukjasa yang diberikan daripada menyerahkannyake kantor kas provinsi. Hal ini akanmengurangi ketidakpastian atas alokasi anggarandan pengaturan waktu pembayaran,dan memungkinkan badan tersebut untukmelakukan pengawasan yang lebih besarterhadap perencanaan, penganggaran dankoordinasi dengan fasilitas-fasilitas kesehatanlainnya.• Fokus pada fasilitas kecamatan. Sebuah laporanyang sedang dipersiapkan oleh UNI-CEF atas nama Tim Otsus Migas mengusulkanlangkah-langkah untuk memperkuatkapasitas Puskesmas, fasilitas kesehatandi tingkat kecamatan, khususnya untuk manajemenoperasi dan administrasi keuangan.Tahun ini, pemerintah pusat telah memperkenalkansebuah program dengan judul BantuanOperasional Kesehatan (BOK), yangmemberikan dukungan keuangan langsungLaporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong> 53
kepada Puskesmas bagi biaya operasional,dan dimaksudkan untuk membantu Puskesmastersebut meningkatkan pemberianlayanan kesehatan.• Dinas kesehatan pemerintah daerah akanberupaya untuk melakukan hal sama dengandinas pendidikan dalam mengadopsipenganggaran berbasis kinerja untuk menggunakansumberdaya secara lebih optimaldalam menargetkan tujuan dan sasarankhusus, seperti penurunan kematian bayidan ibu.Pemberdayaan Masyarakat. Seperti di sektorpendidikan, ada beberapa kesempatan untukmenerapkan konsep pemberdayaan rakyatdalam sektor kesehatan. Beberapa pilihan meliputi:Rekomendasi:• Menetapkan forum publik-swasta di tingkatprovinsi, yang serupa dengan forum untukpendidikan, yang fungsinya adalah untukmelakukan kerja sama dengan pemerintahdalam merumuskan kebijakan, strategi danprogram bagi sektor tersebut.• Mengadakan forum-forum serupa di tingkatpuskesmas kecamatan, yang bertanggungjawab terhadap penyusunan rencana dananggaran bagi layanan kesehatan di kabupatendimana forum-forum tersebut ditetapkan.• Mengingat cakupan bidan yang tidak tetapdi daerah-daerah perdesaan, maka keahlianmereka dapat digunakan secara lebih efektifdengan membentuk dan melatih kelompokkelompokswadaya berbasis masyarakat untukmendukung perempuan hamil dan merekayang memiliki anak-anak baru lahir.Ada beberapa contoh untuk kelompok-kelompoktersebut, yang dapat memainkanperan penting karena perawatan yang tepatselama beberapa tahun pertama kehidupananak adalah sangat kritis dalam menentukankesejahteraan fisik dan mental yang sehatbagi masa depannya.• Kelompok-kelompok serupa juga dapat dibentukdan diberi pelatihan dengan bantuandari tenaga medis untuk tujuan-tujuanlain, seperti kekerasan dalam rumah tangga,kesehatan keluarga dan gizi, kecanduan narkobadan alkohol.Investasi sederhana dalam dukungan teknisdan pendanaan bagi bentuk-bentuk pemberdayaanmasyarakat ini dapat bertahan lama untukmeningkatkan kesehatan dan mencegah sakitdan penyakit.3.4. Akses ke Keadilan 18Akses ke keadilan semakin diakui sebagai syaratyang diperlukan bagi perdamaian dan pembangunan,khususnya dalam lingkungan miskindan pascakonflik. Akses ke keadilan mengkonsolidasikanperdamaian melalui penciptaankondisi yang memungkinkan orang-orang untukmenyelesaikan keluhan-keluhan sah, yangjika tidak dilakukan, dapat menimbulkan konfliksosial. Akses ke keadilan juga berkontribusiterhadap kesinambungan pembangunan manusiadengan menetapkan lingkup minimal pengaduan-pengaduansah berdasarkan hak asasimanusia, sementara berusaha untuk meningkatkankemampuan para pemangku hak (claimholder)untuk memperoleh kembali hak-hak inidan menganggap para pengemban tugas (dutybearer)bertanggung jawab dalam melindungihak-hak ini.3.4.1 Sistem Hukum yang ParalelDi Aceh, tidak seperti provinsi-provinsi lainnyadi Indonesia, tiga sistem hukum diberlakukansecara bersamaan (paralel). Hal ini seringkalimenimbulkan kebingungan, karena lingkupyurisdiksi yang dicakup oleh setiap sistemhukum tumpang tindih dan kadang-kadangmenimbulkan interpretasi yang berbeda. Sistemperadilan umum di Aceh diinformasikan melaluihukum positif nasional Indonesia. Dalamhal ini, semua hukum yang berlaku di daerahdaerahlain Indonesia juga berlaku di Aceh.Seperti di provinsi-provinsi lainnya, banyakmasyarakat mengandalkan pada sistem adatyang digunakan di tingkat desa berdasarkannorma-norma dan praktek-praktek tradisional.Akan tetapi di Aceh, sejak tahun 2001, denganUU No. 18 / 2001 yang memberikan otonomikhusus Aceh, hukum syariah juga telah berlakusecara resmi. Terlepas dari beberapa upayauntuk menjelaskan situasi tersebut, masih tetapmuncul kebingungan.Undang-Undang Pemerintahan Aceh(UUPA) menetapkan hak-hak dan tanggungjawab tertentu yang hanya berlaku di Aceh. Ketentuan-ketentuanUUPA yang paling mempengaruhiakses masyarakat ke keadilan meli-Hanya 7 persenrespondenmenganggapsyariah sebagaiisu penting,sementarahanya 23persen yangsenangdenganimplementasisyariah,namun 87persenmerasa bahwasyariah dapatmenyelesaikanmasalahrakyat.54Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong>
- Page 1 and 2:
LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIAACEH 201
- Page 3 and 4:
ISBN: 978-602-96539-3-9Naskah:Badan
- Page 5 and 6:
Kata Pengantar dari Gubernur AcehAs
- Page 7 and 8:
akhir Laporan Pembangunan Manusia A
- Page 9 and 10:
pejuang telah menyebabkan gesekan d
- Page 11 and 12:
kapita menunjukkan bahwa masyarakat
- Page 13 and 14:
sementara terjadi peningkatan pada
- Page 15 and 16:
xivLaporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 17 and 18:
BAB 3. Akses ke Layanan Publik 333.
- Page 19 and 20:
GAMBAR3.4 Tabel ringkasan Indikator
- Page 21 and 22:
AkronimACMUAFRAHAHDRAHAPEDARIBappen
- Page 23 and 24:
xxiiLaporan Pembangunan Manusia Ace
- Page 25 and 26: 2Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 27 and 28: katkan kualitas hidup bagi semua or
- Page 29 and 30: perempuan dalam hal harapan hidup,
- Page 31 and 32: 8Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 33 and 34: 10Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 35 and 36: Gambar 2.1KOTA SABANGBANDA ACEHINTE
- Page 37 and 38: orang, Aceh Barat (53.000), dan Ace
- Page 39 and 40: Gambar 2.2 Indeks Pembangunan Manus
- Page 41 and 42: Gambar 2.4 Angka kemiskinan menurut
- Page 43 and 44: pertumbuhan akan terus menurun sete
- Page 45 and 46: semua kabupaten secara konsisten me
- Page 47 and 48: Tabel 2.5Keseluruhan peringkat kabu
- Page 49 and 50: juang GAM tetap tinggi, program rei
- Page 51 and 52: endah. Kekurangan pelaporan tentang
- Page 53 and 54: indikator tersebut secara umum menu
- Page 55 and 56: 32Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 57 and 58: 34Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 59 and 60: Gambar 3.1 Indikator Perumahan dan
- Page 61 and 62: Gambar 3.2 Indikator Pendidikan di
- Page 63 and 64: Gambar 3.510.08.06.04.02.00.0Rata-r
- Page 65 and 66: Untuk menentukan kabupaten mana saj
- Page 67 and 68: pendidikan. Pada tahun 2008, Aceh m
- Page 71 and 72: Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi men
- Page 73 and 74: Gambar 3.11 Imunisasi Anak Balita m
- Page 75: terlihat melalui jumlah dalam baris
- Page 79 and 80: sengketa perbatasan karena kehilang
- Page 81 and 82: kepemilikan tanah, meskipun dalam p
- Page 83 and 84: 60Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 85 and 86: 62Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 87 and 88: Gambar 4.1 Saham Minyak dan Gas dal
- Page 89 and 90: sebesar 1 persen pada pertumbuhan e
- Page 91 and 92: luaran per kapita memberikan hasil
- Page 93 and 94: Tabel 4.7 Tingkat relatif PDRB per
- Page 95 and 96: Gayo Lues (4,3 persen), Aceh Tengah
- Page 97 and 98: tetapi mengalami sedikit penurunan
- Page 99 and 100: Gambar 4.9 Kesenjangan Kota-Desa da
- Page 101 and 102: pasar karbon global. Meskipun dokum
- Page 103 and 104: Dua inisiatif telah diluncurkan di
- Page 105 and 106: 82Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 107 and 108: 84Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 109 and 110: (PAAS). Pada bulan Desember 2006, u
- Page 111 and 112: Bagi banyak orang, keputusan-keputu
- Page 113 and 114: oleh masukan dari para ahli teknis,
- Page 115 and 116: • Pemberdayaan masyarakat memerlu
- Page 117 and 118: seluruh desa di provinsi tersebut.
- Page 119 and 120: 96Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 121 and 122: Gambar 6.1Pendapatan Pemerintah Pro
- Page 123 and 124: Gambar 6.2 IPM dan Pendapatan Fiska
- Page 125 and 126: Tabel 6.1Alokasi Pengeluaran Publik
- Page 127 and 128:
Tabel 6.2 Pengeluaran per Kapita me
- Page 129 and 130:
6.3. Pengeluaran menurut KabupatenS
- Page 131 and 132:
da kuadran kiri atas Gambar 6.6), m
- Page 133 and 134:
merlukan dukungan teknis dari luar
- Page 135 and 136:
112Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 137 and 138:
masyarakat miskin, tetapi banyak or
- Page 139 and 140:
forum-forum partisipatif, dan menyi
- Page 141 and 142:
Di tingkat mikro:• Memperluas aks
- Page 143 and 144:
• Meningkatkan kesempatan untuk p
- Page 145 and 146:
adil ke layanan-layanan ini di daer
- Page 147 and 148:
124Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 149 and 150:
Lampiran A: Tabel 2.1 Jumlah dan Pr
- Page 151 and 152:
Lampiran A: Tabel 2.3: Prosentase K
- Page 153 and 154:
Lampiran A: Tabel 2.5 IKM menurut K
- Page 155 and 156:
Lampiran A: Tabel 3.2 Indikator Pen
- Page 157 and 158:
Lampiran A: Tabel 3.4 Harapan Hidup
- Page 159 and 160:
Lampiran A: Tabel 3.6 Indikator Pel
- Page 161 and 162:
Lampiran A: Tabel 4.2 Indikator Pek
- Page 163 and 164:
Lampiran A: Tabel 5.1 Partisipasi p
- Page 165 and 166:
Lampiran A: Tabel 6.2 Rata-rata Pen
- Page 167 and 168:
Lampiran B: Tabel 2. Indeks Pembang
- Page 169 and 170:
Lampiran B: Tabel 4. Indeks Kemiski
- Page 171 and 172:
Lampiran B: Tabel 6. Indeks Pembang
- Page 173 and 174:
Lampiran B: Tabel 8. Indeks Kemiski
- Page 175 and 176:
Lampiran B: Tabel 10. Partisipasi S
- Page 177 and 178:
Lampiran B: Tabel 12A. Kinerja Pere
- Page 179 and 180:
Lampiran B: Tabel 13. Kondisi Tenag
- Page 181 and 182:
31 Angka-angka Susunas Susenas yang
- Page 183 and 184:
160Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 185 and 186:
angka-angka tidak sahih (valid) yan
- Page 187 and 188:
atau Rp 1.500 per kapita perhariTin
- Page 189 and 190:
UPG dihitung sebagai berikut:UPG =