Pada tahun2005, UNFPAmelaporkanbahwamasalah palingumum yangdihadapiperempuanadalah tidakadanyasensitivitasgender dalamperencanaanpertolongandanbantuandarurat.dramatis selama masa yang sama terjadi di daerahAceh Bagian Barat dan Selatan, yang turunhampir 20 poin ke angka 20,4 pada tahun 2008.Sementara itu, IKM turun hanya 9 poin di AcehBagian Tengah. Kabupaten-kabupaten denganIKM tertinggi pada tahun 2008 adalah Simelue(28), Subulussalam (26) dan Aceh Barat (21) diAceh Bagian Barat dan Selatan, Gayo Lues (25)di Aceh Bagian Tengah dan Aceh Bagian Utara(21) di Aceh Bagian Utara dan Timur.Pengamatan secara lebih mendalam terhadapkomponen-komponen IKM menunjukkanperbedaan-perbedaan nyata di antarakabupaten-kabupaten. Persentase penduduktanpa akses ke air bersih adalah tinggi di Acehsebesar 26 persen pada tahun 2008. Pada tahunyang sama, persentase tersebut mencapai 72persen di Simeulue, tetapi hanya 1,1 persendi Banda Aceh. Pada tahun 2008, 13 persenpenduduk Aceh tidak memiliki akses ke fasilitaskesehatan, tetapi proporsi ini meningkatmenjadi 24 persen di Gayo Lues, 25 persendi Aceh Jaya dan 31 persen di Subulussalam.Pada perbedaan lain, persentase tersebutturun menjadi 1,4 persen di Simeulue dan 0persen di Banda Aceh. Perbedaan-perbedaanbesar juga terjadi untuk proporsi anak-anakgizi kurang. Sementara angka untuk provinsiadalah 31 persen, persentase tersebut berkisardari 49 persen untuk Aceh Tenggara sampaiyang rendah hanya sebesar 22 persen di AcehTimur dan 21 persen untuk Banda Aceh.Peringkat Gabungan. Dengan menggabungkanperingkat-peringkat untuk tiga indikatorIPM, IPG dan IKM, kita dapat melihatbagaimana kabupaten dan kota dibandingkansatu sama lain. (Lihat Tabel 2.6). Di tingkatwilayah, Aceh Bagian Barat dan Selatan munculsebagai wilayah yang kurang berkembangdibandingkan Aceh Bagian Utara dan Timur danAceh Bagian Tengah. Peringkat-peringkatnyajauh lebih rendah dibandingkan dengan daerahdaerahlainnya baik untuk IPM maupun IPG,dan hanya sedikit lebih tinggi dari AcehBagian Tengah untuk IKM. Delapan (8)kabupaten di wilayah Aceh Bagian Barat danSelatan semuanya berada pada paruh palingbawah tabel. Di Aceh Bagian Tengah, GayoLues muncul sebagai yang paling kurangberkembang, sedangkan tiga kabupaten lainnyaberada pada paruh teratas tabel.Mengingat kesempatan ekonomi dankualitas pelayanan yang pada umumnya lebihbaik di kota-kota, tidak mengherankan jikasebagian besar kesempatan ekonomi dankualitas layanan tersebut terdapat pada bagianatas daftar, dengan Banda Aceh dan Sabangberada di tempat paling atas, diikuti tidak jauh dibelakangnya oleh Langsa di peringkat ke-4 danLhokseumawe di tempat ke-8. Lhokseumawejauh lebih tinggi kecuali untuk skor rendahIPG yang hampir seluruhnya disebabkanoleh kontribusi kecil perempuan terhadappendapatan keluarga. Pengecualiannya adalahkota Subulussalam, yang baru saja ditetapkansebagai kabupaten baru, yang menempatiperingkat ke-22, kedua dari yang terakhir.Yang juga terlihat jelas adalah tingkat pembangunanmanusia yang relatif rendah di semuakabupaten yang baru dibentuk. Sebagai sebuahkelompok, mereka menempati rata-rataperingkat 15, lebih rendah dari kabupatenkabupatenlama dengan rata-rata peringkat dibawah 12. Di antara kabupaten-kabupatenbaru, Bener Meriah menempati posisi yang baik,dengan peringkat ke-11, diikuti Pidie Jaya danAceh Jaya, yang keduanya menempati peringkatke-12. Posisi Bener Meriah berasal dari skortinggi IPG, yang sekali lagi disebabkan hampirsepenuhnya oleh kontribusi besar perempuanterhadap pendapatan keluarga. Karena kisarannilai dalam komponen IPG jauh lebih besardaripada yang lain, hal ini memberikanpengaruh besar pada hasil skor IPG dankeseluruhan peringkat yang ditunjukkan di sini.2.3. Sisa DampakMeskipun perang terbuka telah berakhir danbanyak kerusakan akibat bencana alam telahdiperbaiki, tetapi peristiwa-peristiwa ini telahmeninggalkan banyak bekas luka yang akandialami oleh orang-orang yang selamat untukwaktu yang lama. Sarana fisik mungkin dapatdipulihkan secara relatif cepat misalnya denganperbaikan dan pembangunan kembali sekolah,klinik, pusat pasar dan fasilitas produksi. Tetapipemulihan psikis, memerlukan waktu bertahun-tahunbagi orang-orang untuk mengatasikehilangan orang yang dicintai dan traumapsikologis, bagi keluarga untuk memperbaikimata pencaharian, dan bagi masyarakat untukmenyelesaikan perpecahan sosial yang diakibatkanoleh ketidakamanan fisik dan pengungsianyang berkepanjangan. Beberapa komentatorbahkan pesimis tentang masa depan.Misalnya, Sidney Jones dari International CrisisGroup menulis:“Selama pengangguran para mantan pe-Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong> 25
juang GAM tetap tinggi, program reintegrasitidak akan berjalan, dan kebencian tumbuhterhadap jurang pemisah yang nyata antarakaya dan si miskin, potensi masalah keamanantetap tinggi.” 8Reintegrasi: Reintegrasi para mantan pejuangGAM tentu saja merupakan tugas yangmasih harus diselesaikan. Multi StakeholderReview (MSR) memperkirakan bahwa ada14.300 mantan pejuang GAM di Aceh. Lebihdari separuh dari mereka terdapat di empatkabupaten yang terkena dampak konflik palinghebat: Aceh Bagian Utara, Bireuen, Aceh Timurdan Pidie. 9 Nota Kesepahaman (MoU) tahun2005 antara Pemerintah Indonesia dan GAMberisi beberapa klausul tentang reintegrasisosial. Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA),yang ditetapkan pada tahun 2006, bertujuanuntuk membantu mendapatkan pekerjaan,menyediakan tanah pertanian yang layak, danmemastikan akses demi perbaikan sosial bagitiga kelompok: mantan pejuang dan pendukungGAM, tahanan politik yang memperoleh amnesti,dan masyarakat sipil yang terkena dampakkonflik. Meskipun beberapa keberhasilan telahtercapai, tetapi banyak mantan pejuang GAMmerasa kesulitan untuk kembali ke dalamkehidupan masyarakat sipil dan mendapatkanpekerjaan yang wajar.Dari perspektif rekonstruksi pascakonflikdan kembali ke situasi sosial dan politik yangGambar 2.10 Kekerasan di Aceh: Januari 2005 – Desember 20085045403530252015105normal, dampak konflik bisa bersifat jauh lebihluas dan jangka panjang dibandingkan dampakyang ditimbulkan oleh bencana alam. Dimensidimensikonflik ini diringkas dengan baik olehBank Dunia (2009):“Konflik kekerasan mengubah berbagai keterampilanyang berharga dalam suatu perekonomian.Selama konflik keterampilanketerampilanini berkaitan dengan pertempuran,tetapi keterampilan tersebut menjaditidak relevan dalam perekonomian pascakonflik.Sebaliknya, dalam lingkungan pascakonflik, keterampilan yang sangat diperlukanhanya ada sedikit, karena seringkali orangorangyang paling berpendidikan dan terkayamerupakan orang-orang yang pertama kaliberemigrasi dan melarikan diri dari konflik” 10Banyak mantan pejuang GAM masih menganggur.Upaya-upaya untuk mendorong merekaguna memulai usaha perkebunan dan pertaniancoklat, misalnya, belum dapat memenuhikepentingan. Beberapa dari mereka tidakmemiliki akses ke lahan. Sementara merekayang memiliki akses tidak mampu menanampohon dan sementara mereka harus menunggutiga atau empat tahun untuk memberikan hasil.Mantan pejuang GAM lainnya tidak memilikiketerampilan atau merasa bahwa prospek tenagakerja manual kasar yang diperlukan untukperkebunan tidak menarik.Keamanan dan Investasi: Terlepas dariMengingatjumlahbantuanyang besar,pihak-pihakberwenangmenyadariadanya potensiketidakadilanyang akandiakibatkanolehinterpretasisempit tentangpersyaratanpersyaratanyang diberikanoleh paradonor, danberhasilmeyakinkanbeberapadonor untukmemperluasinterpretasigunamemberikanmanfaatkepadaorang-orangdan masyarakatyang lebih luas.0J FMAMJJ A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J FMAMJJ A S O N D05 06 07 08Insiden Kekerasan (tdk termasuk GAM vs RI)Insiden Kekerasan GAM vs RISumber: Pembaharuan Monitorisasi Konflik Aceh, Bank Dunia26Laporan Pembangunan Manusia Aceh <strong>2010</strong>
- Page 1 and 2: LAPORAN PEMBANGUNAN MANUSIAACEH 201
- Page 3 and 4: ISBN: 978-602-96539-3-9Naskah:Badan
- Page 5 and 6: Kata Pengantar dari Gubernur AcehAs
- Page 7 and 8: akhir Laporan Pembangunan Manusia A
- Page 9 and 10: pejuang telah menyebabkan gesekan d
- Page 11 and 12: kapita menunjukkan bahwa masyarakat
- Page 13 and 14: sementara terjadi peningkatan pada
- Page 15 and 16: xivLaporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 17 and 18: BAB 3. Akses ke Layanan Publik 333.
- Page 19 and 20: GAMBAR3.4 Tabel ringkasan Indikator
- Page 21 and 22: AkronimACMUAFRAHAHDRAHAPEDARIBappen
- Page 23 and 24: xxiiLaporan Pembangunan Manusia Ace
- Page 25 and 26: 2Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 27 and 28: katkan kualitas hidup bagi semua or
- Page 29 and 30: perempuan dalam hal harapan hidup,
- Page 31 and 32: 8Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2
- Page 33 and 34: 10Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 35 and 36: Gambar 2.1KOTA SABANGBANDA ACEHINTE
- Page 37 and 38: orang, Aceh Barat (53.000), dan Ace
- Page 39 and 40: Gambar 2.2 Indeks Pembangunan Manus
- Page 41 and 42: Gambar 2.4 Angka kemiskinan menurut
- Page 43 and 44: pertumbuhan akan terus menurun sete
- Page 45 and 46: semua kabupaten secara konsisten me
- Page 47: Tabel 2.5Keseluruhan peringkat kabu
- Page 51 and 52: endah. Kekurangan pelaporan tentang
- Page 53 and 54: indikator tersebut secara umum menu
- Page 55 and 56: 32Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 57 and 58: 34Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 59 and 60: Gambar 3.1 Indikator Perumahan dan
- Page 61 and 62: Gambar 3.2 Indikator Pendidikan di
- Page 63 and 64: Gambar 3.510.08.06.04.02.00.0Rata-r
- Page 65 and 66: Untuk menentukan kabupaten mana saj
- Page 67 and 68: pendidikan. Pada tahun 2008, Aceh m
- Page 71 and 72: Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi men
- Page 73 and 74: Gambar 3.11 Imunisasi Anak Balita m
- Page 75 and 76: terlihat melalui jumlah dalam baris
- Page 77 and 78: kepada Puskesmas bagi biaya operasi
- Page 79 and 80: sengketa perbatasan karena kehilang
- Page 81 and 82: kepemilikan tanah, meskipun dalam p
- Page 83 and 84: 60Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 85 and 86: 62Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 87 and 88: Gambar 4.1 Saham Minyak dan Gas dal
- Page 89 and 90: sebesar 1 persen pada pertumbuhan e
- Page 91 and 92: luaran per kapita memberikan hasil
- Page 93 and 94: Tabel 4.7 Tingkat relatif PDRB per
- Page 95 and 96: Gayo Lues (4,3 persen), Aceh Tengah
- Page 97 and 98: tetapi mengalami sedikit penurunan
- Page 99 and 100:
Gambar 4.9 Kesenjangan Kota-Desa da
- Page 101 and 102:
pasar karbon global. Meskipun dokum
- Page 103 and 104:
Dua inisiatif telah diluncurkan di
- Page 105 and 106:
82Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 107 and 108:
84Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 109 and 110:
(PAAS). Pada bulan Desember 2006, u
- Page 111 and 112:
Bagi banyak orang, keputusan-keputu
- Page 113 and 114:
oleh masukan dari para ahli teknis,
- Page 115 and 116:
• Pemberdayaan masyarakat memerlu
- Page 117 and 118:
seluruh desa di provinsi tersebut.
- Page 119 and 120:
96Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 121 and 122:
Gambar 6.1Pendapatan Pemerintah Pro
- Page 123 and 124:
Gambar 6.2 IPM dan Pendapatan Fiska
- Page 125 and 126:
Tabel 6.1Alokasi Pengeluaran Publik
- Page 127 and 128:
Tabel 6.2 Pengeluaran per Kapita me
- Page 129 and 130:
6.3. Pengeluaran menurut KabupatenS
- Page 131 and 132:
da kuadran kiri atas Gambar 6.6), m
- Page 133 and 134:
merlukan dukungan teknis dari luar
- Page 135 and 136:
112Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 137 and 138:
masyarakat miskin, tetapi banyak or
- Page 139 and 140:
forum-forum partisipatif, dan menyi
- Page 141 and 142:
Di tingkat mikro:• Memperluas aks
- Page 143 and 144:
• Meningkatkan kesempatan untuk p
- Page 145 and 146:
adil ke layanan-layanan ini di daer
- Page 147 and 148:
124Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 149 and 150:
Lampiran A: Tabel 2.1 Jumlah dan Pr
- Page 151 and 152:
Lampiran A: Tabel 2.3: Prosentase K
- Page 153 and 154:
Lampiran A: Tabel 2.5 IKM menurut K
- Page 155 and 156:
Lampiran A: Tabel 3.2 Indikator Pen
- Page 157 and 158:
Lampiran A: Tabel 3.4 Harapan Hidup
- Page 159 and 160:
Lampiran A: Tabel 3.6 Indikator Pel
- Page 161 and 162:
Lampiran A: Tabel 4.2 Indikator Pek
- Page 163 and 164:
Lampiran A: Tabel 5.1 Partisipasi p
- Page 165 and 166:
Lampiran A: Tabel 6.2 Rata-rata Pen
- Page 167 and 168:
Lampiran B: Tabel 2. Indeks Pembang
- Page 169 and 170:
Lampiran B: Tabel 4. Indeks Kemiski
- Page 171 and 172:
Lampiran B: Tabel 6. Indeks Pembang
- Page 173 and 174:
Lampiran B: Tabel 8. Indeks Kemiski
- Page 175 and 176:
Lampiran B: Tabel 10. Partisipasi S
- Page 177 and 178:
Lampiran B: Tabel 12A. Kinerja Pere
- Page 179 and 180:
Lampiran B: Tabel 13. Kondisi Tenag
- Page 181 and 182:
31 Angka-angka Susunas Susenas yang
- Page 183 and 184:
160Laporan Pembangunan Manusia Aceh
- Page 185 and 186:
angka-angka tidak sahih (valid) yan
- Page 187 and 188:
atau Rp 1.500 per kapita perhariTin
- Page 189 and 190:
UPG dihitung sebagai berikut:UPG =