03.10.2019 Views

Albert Camus - Orang Asing

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Albert</strong> <strong>Camus</strong><br />

secelah sekian cahun, aku merasakan keinginan colol untuk menangis,<br />

karena aku merasa betapa orang-orang icu membenciku.<br />

Secelah bercanya kepada juri dan kepada pembelaku apakah mereka<br />

ingin mengajukan percanyaan, hakim ketua mendengarkan kesaksian<br />

penjaga pintu. Sama seperti yang lain, upacara yang sama diulangi lagi<br />

untuknya. Ketika tiba, penjaga pincu memandangku dan memalingkan<br />

maca. la menjawab percanyaan-percanyaan yang diajukan kepadanya. la<br />

berkata bahwa aku tidak ingin melihat lbu, bahwa aku merokok, bahwa<br />

aku tertidur, dan bahwa aku minum kopi susu. Aku lalu merasakan<br />

sesuatu seakan-akan mengangkat seluruh ruangan, dan untuk pertama<br />

kali, aku mengerti bahwa aku bersalah. Penjaga pintu diminta untuk<br />

mengulang mengenai kopi susu dan rokok. Penuntut memandangku<br />

dengan pandangan mengejek dalam matanya. Pada saat itu pembelaku<br />

bertanya kepada penjaga pintu apakah ia tidak merokok bersamaku.<br />

Tetapi penuntut menolak dengan keras pertanyaan itu, "Siapa penjahat<br />

di sini? Dan ceori apa pula itu yang dipakai uncuk menjelekkan saksi<br />

dengan tuduhan-tuduhan uncuk mengurangi nilai kesaksian yang<br />

bagaimana pun akan tetap memberatkan." Meskipun begitu hakim<br />

ketua menyuruh penjaga pintu uncuk menjawab pertanyaan pembela.<br />

<strong>Orang</strong> tua itu berkaca dengan wajah malu, "Saya tahu betul bahwa saya<br />

salah. Tetapi saya tidak dapat menolak rokok yang dicawarkan oleh Tuan<br />

itu." Pada akhirnya aku ditanya apakah aku tidak ingin menambahkan<br />

sesuatu. "Tidak," Jawabku, "Selain bahwa saksi benar. Benar bahwa<br />

aku telah menawarkan sebatang rokok kepadanya." Penjaga pintu lalu<br />

memandangku dengan air muka agak heran dan semacam rasa terima<br />

kasih. la bimbang, lalu ia mengacakan bahwa dialah yang menawarkan<br />

kopi susu kepadaku. Pembelaku memperlihatkan kemenangannya<br />

92

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!