Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Albert</strong> <strong>Camus</strong><br />
bermain seruling jari-jarinya amat renggang. Tanpa meninggalkan<br />
musuhnya dari pandangan mata, Raymond bertanya padaku,<br />
"Kumampuskan saja dia?" Aku berpikir jika aku mengatakan jangan,<br />
ia akan menjadi panas dengan sendirinya, dan ia pasti menembak. Aku<br />
hanya mengatakan, "la belum lagi bicara padamu. Curang kalau kamu<br />
menembaknya seperti itu." Masih terdengar suara air yang lembut<br />
dan suara seruling di tengah keheningan dan terik matahari. Lalu<br />
Raymond berkata, "Kalau begitu aku akan menghinanya, dan kalau<br />
dia menjawab, aku akan menembaknya." Aku menjawab "Baik,. Tetapi<br />
jika ia tidak mengeluarkan pisaunya, kau tidak boleh menembak."<br />
Raymond mulai menjadi agak panas. Yang lain tetap meniup seruling,<br />
dan keduanya memperhatikan setiap gerakan Raymond. "Jangan,"<br />
kataku, "Berkelahilah satu lawan satu, dan berikan pistolmu kepadaku.<br />
Jika yang lain ikut campur, atau jika ia mencabut pisaunya, aku akan<br />
menembaknya."<br />
Ketika Raymond memberikan pistolnya padaku, di atas, matahari<br />
bergeser. Meskipun demikian, kami tetap tidak bergerak, semua<br />
seakan-akan menutup di sekitar kami. Kami saling memandang tanpa<br />
mengejapkan mata, dan semua berhenti di sini, di antara laut, pasir,<br />
dan marahari, kebisuan ganda suling dan air. Aku berpikir saat itu<br />
bahwa aku bias menembak arau tidak menembak, terapi tiba-tiba,<br />
kedua orang Arab itu, sambil berjalan mundur, surut ke balik batu.<br />
Raymond dan aku lalu kembali ke jalan kami. la tampak lebih baik dan<br />
berbicara tentang bis untuk pulang.<br />
Aku menemaninya sampai ke pondok, dan sementara ia menaiki<br />
tangga kayu, aku tetap tinggal di anak tangga yang pertama, dengan<br />
kepala bertalu-talu terkena matahari dan perasaan enggan memikirkan<br />
58