You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Orang</strong><strong>Asing</strong><br />
melarat dan paling kokoh: bau-bauan musim panas, daerah tempat<br />
tinggal yang kucintai, suatu langit malam, tawa, dan gaun Marie.<br />
Semua yang kulakukan di tempat itu, yang tidak ada gunanya, naik<br />
ke tenggorokanku, dan aku hanya mempunyai satu kecergesaan, agar<br />
semua itu cepat selesai, dan aku dapat kembali menemukan sel dan<br />
tidurku. Hampir tidak kudengar pembelaku berseru, untuk mengakhiri<br />
pembelaannya, bahwa para juri tidak akan mau menjatuhkan<br />
hukuman mati pada seorang pekerja jujur yang lupa diri dalam<br />
saat yang menyesatkan, dan meminta keringanan uncuk kejahacan<br />
yang sesal abadinya sudah kupikul ke mana-mana dan merupakan<br />
hukumanku yang paling pasti. Hakim menunda sidang dan pembela<br />
duduk dengan wajah lelah. Tetapi, teman-teman sejawatnya datang ke<br />
arahnya uncuk menjabat tangannya. Aku mendengar, "Hebat sekali,<br />
Sobac." Salah seorang diantara mereka bahkan meminta pendapacku, "<br />
Hebat, bukan?" Aku mengangguk, cetapi pujianku tidak jujur karena<br />
aku terlalu lelah.<br />
Meskipun demikian, senja curun di luar dan udara cidak begicu<br />
panas. Dari suara-suara yang dacang dari jalan, aku membayangkan<br />
kelembutan senja. Kami semua ada di situ untuk menunggu. Dan yang<br />
kami cunggu bersama-sama hanya menyangkuc diriku. Aku memandang<br />
ruangan lagi. Semua cecap dalam keadaan yang sama seperti pada hari<br />
pertama. Aku bercemu pandang dengan wartawan yang mengenakan<br />
jas abu-abu dan dengan si wanita mesin. ltu membuat aku berpikir<br />
bahwa aku tidak mencari Marie selama sidang berlangsung. Aku tidak<br />
melupakannya cecapi banyak yang harus kukerjakan. Aku melihacnya di<br />
antara Celeste dan Raymond. la membuac tanda kecil padaku seakanakan<br />
mengatakan, "Akhirnya," dan aku melihat wajahnya yang agak<br />
107