PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI DARURAT

More documents

Recommendations

Info

8. Keadaan normal adalah keadaan yang ditandai dengan prevalensi balita kurus dan sangat kurus ( 2 per 10.000/hari. Terdapat KLB campak atau pertusis. Peningkatan kasus ISPA dan diare. 10. Ketahanan pangan keluarga (household food security) adalah situasi yang menggambarkan jumlah pangan yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan keluarga. 11. Prevalensi balita kurus (termasuk sangat kurus) adalah persentase anak berusia 0-59 bulan yang berdasarkan BB/PB atau BB/TB < -2 SD menurut Standar WHO. 12. Prevalensi balita sangat kurus adalah persentase anak berusia 0-59 bulan yang BB/PB atau BB/TB < -3 SD menurut Standar WHO. 13. Bumil risiko KEK (Kurang Energi Kronis) adalah ibu dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm. 6
BAB II. <strong>PENANGANAN</strong> <strong>GIZI</strong> Penanganan gizi dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyelamatan dan tahap tanggap darurat, sebagai mana digambarkan pada Lampiran 1. A. Tahap Penyelamatan Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu : 1. Fase pertama a. Ditandai dengan kondisi sebagai berikut : Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam pengungsian. Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap. Bantuan pangan sudah mulai berdatangan. Adanya penyelenggaraan dapur umum. Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan mengawasi penyelenggaraan dapur umum. Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya. b. Merencanakan kebutuhan makanan: Melakukan pemeriksaan cepat sebagai bagian dari kegiatan Rapid Health Assessment (RHA), yang meliputi: Jumlah jiwa dan Kepala Keluarga pengungsi, bayi 0-5 bulan, 6-11 bulan, anak 12-24 bulan, anak 25-59 bulan, bayi piatu, bumil, busui, lansia, dll. 7
Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDI
Page 5: DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR IS
Page 9: DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Proses
Page 12 and 13: Masalah gizi yang biasa timbul adal
Page 14 and 15: 3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 200
Page 18 and 19: Menghitung dan menentukan kebutuhan
Page 20 and 21: Petugas gizi menyusun menu dan pors
Page 22 and 23: Menentukan klasifikasi kedaruratan
Page 24 and 25: Informasi tentang prevalensi dari h
Page 26 and 27: . Ibu hamil perlu diberikan 1 table
Page 28 and 29: 7. Penyelenggaraan PMBA diawali den
Page 30 and 31: 2. Intervensi Gizi a. Bayi b. Badut
Page 32 and 33: 3. Pendistribusian dan pemanfaatan
Page 35: BAB IV. PEMANTAUAN STATUS GIZI Pema
Page 38 and 39: Tabel 1 Fungsi Dan Peran Lintas Sek
Page 40 and 41: Tabel 3 Fungsi Dan Peran Lintas Pro
Page 43 and 44: Lampiran 1 PROSES PENANGANAN GIZI D
Page 45 and 46: Contoh perhitungan bahan makanan me
Page 47 and 48: Jika jumlah pengungsi sebesar 1.500
Page 49 and 50: Lampiran 3 MENU 10 HARI PEMBERIAN M
Page 51 and 52: Tabel Lampiran 3 MENU HARI KE 6 SD
Page 57 and 58: Tabel Lampiran 10 PEMBAGIAN PORSI (
Page 59 and 60: Selingan Siang Selingan Sore Tabel
Page 61 and 62: Tabel Lampiran 14 MENU HARI KE 1 SA
Page 63 and 64: Lampiran 4 MENU 10 HARI PEMBERIAN M
Page 65 and 66: Selingan Siang Tabel Lampiran 3 CON
Page 67 and 68:
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI
Page 69 and 70:
IV. PERAWATAN DAN DUKUNGAN BAGI IBU
Page 71 and 72:
Lampiran 7 FORMULIR KLARIFIKASI INF
Page 73 and 74:
Data Keluarga 11. Nama ayah .......
Page 75 and 76:
2. Jumlah korban di pengungsian a.
Page 77 and 78:
Lampiran 8 Formulir I. Registrasi K
Page 79:
Formulir III. Hasil Pengukuran Antr
show all

PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI DARURAT

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?