PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI DARURAT
cover a acc hitam putih.cdr
cover a acc hitam putih.cdr
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Informasi tentang prevalensi dari hasil surveilans gizi ini<br />
selanjutnya digunakan untuk penentuan jenis intervensi yang<br />
sesuai dengan mempertimbangkan pula hasil dari surveilans<br />
penyakit.<br />
2. Melakukan modifikasi/perbaikan intervensi sesuai dengan<br />
perubahan tingkat kedaruratan :<br />
a. Jika prevalensi Balita Kurus > 15% atau 10-14,9% dengan<br />
faktor pemburuk, maka tindakan yang diperlukan adalah<br />
pemberian Ransum ditambah PMT darurat kepada semua<br />
kelompok rawan khususnya balita, ibu hamil, dan ibu<br />
menyusui (blanket supplementary feeding program) dengan<br />
ketentuan kecukupan gizi pada lampiran 2. Untuk balita gizi<br />
buruk tingkat berat ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi<br />
buruk.<br />
b. Jika prevalensi Balita Kurus 10-14,9% atau 5-9,9% dengan<br />
faktor pemburuk maka tindakan yang diperlukan adalah PMT<br />
darurat terbatas (targetted supplementary feeding program)<br />
hanya kepada balita kurus dan sagat kurus. Untuk balita gizi<br />
buruk tingkat berat ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi<br />
buruk.<br />
c. Jika prevalensi Balita Kurus 5-9,9% atau < 5% dengan faktor<br />
pemburuk maka tindakan yang dilakukan melalui pelayanan<br />
kesehatan rutin.<br />
3. Melaksanakan pemberian makanan sesuai dengan<br />
perkembangan kondisi kedaruratan :<br />
a. Usia 0-24 bulan (Baduta) dilakukan pemberian makanan<br />
sesuai prinsip Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)<br />
pada situasi darurat, seperti kebutuhan zat gizi balita.<br />
14