03.06.2013 Views

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Peningkatan nadi, kecepatan nafas (RR) <strong>dan</strong> kegelisahan (ansietas) yang dialami QC<br />

mungkin disebabkan oleh hipoksemia <strong>dan</strong> sensasi sesak nafas. Hipoksemia pada asma akut<br />

terutama disebabkan oleh ketakseimbangan antara ventilasi alveolar <strong>dan</strong> aliran darah<br />

pulmonar, yang biasa disebut sebagai ketidaksesuaian ventilasi-perfusi (ventilation-perfusion<br />

(˙V/˙Q) mismatching). Setiap alveolus disuplai kapiler dari arteri pulmonar untuk keperluan<br />

pertukaran gas. Ketika ventilasi berkurang pada suatu daerah di paru-paru, alveoli di daerah<br />

tersebut menjadi hipoksia (kurang kadar oksigen), <strong>dan</strong> sebagai respon fisiologis normal arteri<br />

pulmonar ke daerah tersebut akan menyempit. Akibatnya, aliran darah bergerak atau dipaksa<br />

ke bagian paru-paru yang mendapat aliran darah dengan baik untuk mempertahankan<br />

oksigenasi darah yang adekuat. Namun, arteri pulmonar tidak menyempit sempurna, <strong>dan</strong><br />

ketika sejumlah kecil darah mengalir ke daerah alveoli yang ventilasinya buruk, terjadilah<br />

˙V/˙Q mismatching. Kondisi obstruksi bronkhial diffuse (yaitu asma akut) meningkatkan<br />

jumlah mismatching. Selain itu, beberapa mediator bronkhospasme akut (misalnya histamin)<br />

memperburuk mismatching karena menyempitkan otot-otot polos bronkhi.<br />

Q.C. juga menunjukkan pulsus paradoxus yang bermakna. Pulsus paradoxus<br />

didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik >10mmHg ketika inspirasi. Secara<br />

umum, pulsus paradoxus berkorelasi dengan keparahan obstruksi bronkhi; namun, tidak selalu<br />

terjadi.<br />

Derajat Obstruksi<br />

2. Uji tambahan apa yang bermanfaat untuk menilai derajat obstruksi yang terjadi pada<br />

kasus QC?<br />

Radiografi dada tidak direkomendasikan untuk dilakukan rutin, namun harus dilakukan<br />

jika pasien diduga mengalami komplikasi (misalnya pneumonia). 1 Hiperinflasi paru-paru <strong>dan</strong><br />

atelectasis dapat dilihat pada hasil Rontgent sinar-X dada; namun, biasanya Rontgen sinar-X<br />

pada asma akut memberikan hasil negatif <strong>dan</strong> tidak terlalu bermanfaat untuk evaluasi. A<strong>dan</strong>ya<br />

penurunan suara nafas setempat pada dada kiri QC dapat sebagai justifikasi perlunya<br />

dilakukan Rontgen sinar-X, terutama jika masih terjadi perbedaan gerakan udara yang<br />

bermakna setelah pemberian terapi awal. Penurunan suara nafas lokal mungkin menunjukkan<br />

a<strong>dan</strong>ya pneumonia, aspirasi benda asing, pneumothoraks, atau sekedar pengentalan mukus<br />

yang menyumbat bronkhus. Uji fungsi pulmonar (misalnya FEV, PEF) merupakan<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!