03.06.2013 Views

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

Sistem Pernafasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Walaupun terdapat laporan a<strong>dan</strong>ya toleransi terhadap efek sistemik agonis β2<br />

(misalnya tremor, gangguan tidur), toleransi respon klinis terhadap jalan nafas tidak terjadi<br />

secara bermakna. 41 Bahkan dengan penggunaan jangka panjang, intensitas respon terhadap<br />

agonis β2 tetap dipertahankan (yaitu persen maksimal fungsi paru meningkat), namun durasi<br />

respon pada setiap dosis menjadi lebih singkat. Efek demikian tidak terjadi pada penggunaan<br />

obat yang berselang (atau sementara) tetapi dapat terjadi pada pasien yang secara teratur<br />

menggunakan dosis tinggi beberapa kali sehari. Variasi tersebut antara lain karena a<strong>dan</strong>ya<br />

receptor downregulation (penurunan ekspresi gen/protein reseptor), progresi penyakit, atau<br />

memang toleransi obat. Bagaimana kontribusi tepat dari faktor-faktor tersebut belum diketahui<br />

dengan jelas. Oleh karena itu, kegagalan HT merespon terapi awal mungkin disebabkan oleh<br />

parahnya obstruksi jalan nafas. Riwayat HT terkait asma kronik parah, progresi serangan yang<br />

lambat, <strong>dan</strong> tidak a<strong>dan</strong>ya respon terhadap inhalasi agonis β2 kemungkinan besar disebabkan<br />

oleh komponen inflamasi yang bermakna pada serangan asmanya. Bronkhodilator tidak akan<br />

segera mengatasi obstruksi jalan nafas pada kasus HT. Sulit untuk mengaitkan ketiadaan<br />

respon HT terhadap terapi awal dengan faktor subsensitivitas terhadap agonis β2. Selain itu,<br />

kecil kemungkinan bahwa polimorfisme reseptor agonis β2 yang bertanggung jawab terhadap<br />

tidak a<strong>dan</strong>ya respon pada HT. 42<br />

Walaupun variasi polimorfik dilaporkan relevan pada beberapa pasien yang stabil, 1<br />

studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui relevansi klinis.<br />

Kombinasi Inhalasi Agonis-β2 Kerja Singkat dengan Teofilin<br />

12. Kapan penambahan teofilin diindikasikan untuk terapi pada kasus pasien HT ini?<br />

Studi terapi asma akut di UGD gagal menunjukkan manfaat penambahan teofilin pada<br />

terapi inhalasi agonis β2 yang optimal 1, 43 <strong>dan</strong> pedoman NIH tidak merekomendasikan<br />

tindakan ini. 1-6 Bukti-bukti lebih lanjut mengenai tidak a<strong>dan</strong>ya manfaat teofilin pada<br />

perawatan kondisi akut muncul pada 1990-an. Beberapa studi acak, double-blind, placebocontrolled<br />

menunjukkan bahwa teofilin tidak menambah manfaat pada terapi intensif dengan<br />

inhalasi agonis β2 <strong>dan</strong> kostikosteroid sistemik pada pasien dewasa yang dirawat inap 44 atau<br />

pasien anak-anak 45-48 yang gagal merespon terapi agresif SABA di UGD. Teoflin tidak<br />

direkomendasikan untuk penatalaksanaan pasien asma yang dirawat inap. Walaupun satu<br />

studi<br />

59<br />

49 menunjukkan sedikit manfaat teofilin pada pasien dewasa yang menderita asma yang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!