You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
F. Petunjuk Kegiatan Pembelajaran<br />
Mencermati indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran pada<br />
bab ini, yaitu peserta didik dapat, menjelaskan, menunjukkan, menyebutkan contoh,<br />
membangun perilaku, dan membuat rubrik tentang toleransi dalam interaksi sosial,<br />
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik mencapai<br />
tujuan tersebut adalah seperti berikut.<br />
1. <strong>Guru</strong> mengajak peserta didik ke perpustakaan untuk membaca sumber tentang<br />
perilaku toleransi dalam berinteraksi sosial.<br />
2. <strong>Guru</strong> menyuruh peserta didik menjelaskan pengertian perilaku toleransi dalam<br />
berinteraksi sosial.<br />
3. <strong>Guru</strong> menganjurkan peserta didik untuk menerapkan perilaku toleransi dalam<br />
berinteraksi sosial.<br />
4. Peserta didik mendemonstrasikan perilaku toleransi dalam berinteraksi sosial.<br />
5. Peserta didik membuat rubrik tentang perilaku toleransi dalam berinteraksi sosial.<br />
Sebelum materi ini disampaikan, guru mengajak peserta didik untuk melakukan<br />
hening meditasi sejenak.<br />
G. Materi Pembelajaran<br />
Toleransi dan Interaksi Sosial<br />
1. Toleransi<br />
Toleransi adalah kesediaan untuk bisa menerima kehadiran orang yang berkeyakinan<br />
lain, menghormati keyakinan yang lain, meski bertentangan dengan keyakinan sendiri,<br />
dan tidak memaksakan kepercayaan kepada orang lain. Hal ini merupakan konsekuensi<br />
dari pengakuan atas hak dan kebebasan yang sama dari setiap orang untuk hidup<br />
menurut keyakinan masing-masing.<br />
Toleransi kritis adalah toleransi yang memiliki pandangan kritis. Sifat kritis ini tidak<br />
mungkin ditemukan pada orang-orang yang dogmatis, yang melekat pada keyakinan<br />
sendiri, subyektif, terikat pada kepentingan dan kesukaan sendiri. Toleransi kritis ini<br />
bersifat positif, karena mampu menghargai hal-hal positif dari agama lain, bahkan<br />
belajar dari mereka. Tentu saja toleransi kritis tidak diartikan sebagai kompromis<br />
Pendidikan <strong>Agama</strong> <strong>Buddha</strong> dan Budi Pekerti<br />
133