15.02.2015 Views

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Para Bhikkhu, marilah mendengarkan apa yang akan Kujelaskan lebih lanjut tentang<br />

lima Khandha.”<br />

“Baik, Yang Mulia,” jawab mereka.<br />

<strong>Buddha</strong> menjelaskan lebih lanjut, “Rupa (badan jasmani), oh Bhikkhu, Vedana<br />

(perasaan), Sañña (pencerapan), Sankhara (pikiran), dan Viññana (kesadaran) adalah<br />

lima Khandha (lima kelompok kehidupan) yang semuanya tidak memiliki Atta (roh).<br />

Seandainya Khandha itu memiliki Atta (roh), ia dapat berubah sekehendak hatinya dan<br />

tidak akan menderita karena semua kehendak dan keinginannya dapat dipenuhi, misalnya<br />

‘Semoga Khandha-ku begini dan bukan begitu.’ Tetapi karena badan jasmani ini tidak<br />

mempunyai jiwa, ia menjadi sasaran penderitaan, dan tidak dapat untuk memerintah<br />

‘Biarlah seperti ini saja, jangan seperti itu’ dan sebagainya”<br />

Setelah mengajar kelima orang bhikkhu itu untuk menganalisis badan jasmani dan<br />

batin menjadi lima khandha, <strong>Buddha</strong> lalu menanyakan pendapat mereka mengenai<br />

hal berikut:<br />

“Oh, Bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah Khandha itu kekal atau tidak kekal”<br />

“Mereka tidak kekal, Bhante.”<br />

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan”<br />

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”<br />

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah,<br />

apakah tepat kalau dikatakan bahwa itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’”<br />

“Tidak tepat, Bhante.”<br />

Selanjutnya <strong>Buddha</strong> mengajar untuk jangan melekat kepada lima Khandha tersebut<br />

dengan melakukan perenungan sebagai berikut.<br />

“Kenyataannya memang demikian, oh Bhikkhu, lima Khandha yang lampau atau yang ada<br />

sekarang, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus<br />

diketahui sebagai Khandha (kelompok kehidupan/kegemaran) semata-mata. Selanjutnya,<br />

engkau harus melakukan perenungan dengan memakai kebijaksanaan, bahwa semua itu<br />

bukanlah ‘milikmu’ atau ‘kamu’ atau ‘dirimu’.<br />

Siswa Yang Ariya yang mendengar uraian ini, oh Bhikkhu, akan melihatnya dari<br />

segi itu. Setelah melihat dengan jelas dari segi itu, ia akan merasa jemu terhadap lima<br />

Khandha tersebut. Setelah merasa jemu, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan.<br />

Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan batinnya, ia tidak melekat lagi kepada sesuatu.<br />

Karena tidak melekat lagi kepada sesuatu, akan timbul Pandangan Terang sehingga ia<br />

Pendidikan <strong>Agama</strong> <strong>Buddha</strong> dan Budi Pekerti<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!