15.02.2015 Views

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

7. Nacca gita vadita visukadassana malagandha vilepanna dharana mandana<br />

vibhusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami (Aku bertekad akan<br />

melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan melihat<br />

pertunjukan, memakai kalungan bunga, perhiasan, wangi-wangian dan<br />

kosmetik untuk menghiasi dan mempercantik diri).<br />

8. Uccasayana mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami (Aku<br />

bertekad akan melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat<br />

duduk yang tinggi dan mewah).<br />

Di Indonesia terdapat kekhususan, yaitu para bhikkhu tidak dapat bergerak dalam<br />

urusan duniawi, misalnya: mengawinkan, mengambil sumpah, sekelompok upasakaupasika<br />

telah mengabdikan diri mereka tanpa pamrih pada Triratna/Tiratana, mengabdi<br />

menyantuni umat dalam kegiatan keagamaan. Mereka mendapat penghormatan sebagai<br />

Pandita. Pandita dalam bahasa Pali adalah orang bijaksana yang biasanya disebut Pandit.<br />

Sebutan untuk pandita laki-laki ialah romo yang artinya bapak. Sebutan untuk pandita<br />

perempuan ialah ramani yang artinya ibu. Gelar pandita adalah gelar fungsional yang<br />

menunjukkan wewenang dan kewajibannya dalam melayani umat dalam kegiatan-kegiatan<br />

keagamaan. Pandita dalam organisasi Buddhis terdiri atas 2 jenis, yaitu: pandita yang<br />

bertugas memimpin upacara dalam agama <strong>Buddha</strong> disebut Pandita Lokapalasraya dan<br />

pandita yang memberikan ceramah Dharma disebut Pandita Dhammaduta.<br />

Umat awam dibagi berdasar pada tingkatan (pengabdian). Seorang umat <strong>Buddha</strong> yang<br />

menyatakan berlindung kepada <strong>Buddha</strong>, Dharma, dan Sangha melalui upacara Tisarana.<br />

Tisarana ini sekarang hanya berlaku bagi umat <strong>Buddha</strong> yang masih kanak-kanak. Di<br />

samping berlindung kepada <strong>Buddha</strong>, Dharma, dan Sangha, seorang umat <strong>Buddha</strong> yang<br />

sudah dewasa juga wajib mengikrarkan lima janji yang disebut Pancasila <strong>Buddha</strong> sebagai<br />

pegangan moral dalam kehidupannya sehari-hari. Lima janji itu diikrarkan di depan<br />

anggota Sangha. Mereka dinyatakan sebagai upasaka/upasika.<br />

Untuk membantu tugas-tugas Sangha menyebarkan cinta kasih dan Dharma ataupun<br />

tugas-tugas sosial lain di masyarakat, sejumlah upasaka/upasika dipilih dan diangkat<br />

menjadi pandita. Pengangkatan sebagai pandita didasarkan pada sejumlah pertimbangan<br />

antara lain: Saddha, Sila, dan Bakti di samping pengetahuan Dharma maupun kemampuan<br />

komunikasi dan kepemimpinan. Untuk memberikan ruang yang lebih luas karena variasi<br />

kompetensi calon pandita, dibuat beberapa jenjang kepanditaan, yaitu: Pandita muda<br />

(Upasaka Bala Anu Pandita - UBAP), Pandita madya (Upasaka Anu Pandita - UAP), dan<br />

Pandita penuh (Upasaka Pandita – UP). Untuk memberikan penghormatan kepada para<br />

56 Buku <strong>Guru</strong> <strong>Kelas</strong> VII <strong>SMP</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!