Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
5. Bacakan Paritta Suci terhadap teman yang sakit. Paritta yang dibacakan adalah<br />
Parita Bhojjhanga Paritta<br />
b. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.<br />
Pernahkah Anda merasa sendiri dan kesepian Saya yakin Anda tidak pernah<br />
merasa kesepian dan kesusahan dalam hidup bukan Sekarang perhatikanlah kembali<br />
uraian berikut ini. Manusia hanya akan mempunyai arti apabila hidup bersamasama<br />
dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. Seperti yang saya jelaskan tadi,<br />
memang sulit dibayangkan apabila manusia hidup menyendiri tanpa berhubungan<br />
dan bergaul dengan manusia lainnya. Bagaimana kalau kita sakit, atau rumah kita<br />
kebakaran atau musibah lain yang kita tidak ketahui kapan datang dan perginya. Oleh<br />
sebab itu mari kita hidup bermasyarakat, bekerjasama tolong menolong bahkan harus<br />
bersikap toleran dalam berbagai aspek kehidupan. Tentu Anda dapat memberikan<br />
contoh tentang hal itu, seperti misalnya ada seorang pengemis ke rumah Anda, Anda<br />
memberinya dengan ikhlas. Ada teman Anda yang meminjam pensil Anda dengan<br />
ikhlas memberikannya. Jika Anda melakukan semua itu berarti pola kehidupan<br />
tersebut telah Anda pahami dan Anda laksanakan.<br />
c. Kerukunan Hidup Beragama<br />
Perbedaan agama yang dianut pada dasarnya tidak menghalangi hubungan akrab<br />
antar umat, baik secara pribadi, keluarga atau kelompok. Interaksi bisa dijalin lewat<br />
berbagai hal dan kepentingan<br />
Kerukunan hidup beragama adalah suatu kondisi dimana semua golongan agama<br />
bisa hidup bersama-sama secara damai tanpa mengurangi hak dan kebebasan<br />
masing-masing untuk menganut dan melaksanakan kewajiban agamanya. Hal ini<br />
dimungkinkan kalau masing-masing umat mempunyai tenggang rasa dan saling<br />
memahami hak dan kebebasan masing-masing.<br />
Kerukunan bisa dicapai bila setiap golongan agama mempunyai prinsip “setuju<br />
dalam perbedaan”, yang berarti orang mau menerima dan menghormati orang lain<br />
dengan seluruh aspirasi, keyakinan, kebiasaan dan pola hidupnya, menerima dan<br />
menghormati orang lain dengan kebebasannya untuk menganut keyakinan agamanya<br />
sendiri. Kerukunan juga harus dilihat dari konteks perkembangan masyarakat yang<br />
dinamis, yang menghadapi beraneka tantangan dan persoalan.<br />
138 Buku <strong>Guru</strong> <strong>Kelas</strong> VII <strong>SMP</strong>