15.02.2015 Views

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

Kelas_07_SMP_Agama_Buddha_Guru.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Berlindung pada Tisarana (Tiga Perlindungan), yakni <strong>Buddha</strong>, Dharma, dan Sangha.<br />

2. Bertekad untuk melaksanakan Pancasila (pantangan untuk membunuh, mencuri,<br />

berbuat asusila, berkata yang tidak benar, mengonsumsi makanan/minuman<br />

yang melemahkan kewaspadaan).<br />

3. Bertekad melaksanakan Atthangasila (delapan sila) pada hari-hari Uposatha.<br />

4. Berusaha menjalankan Parisuddhisila (kemurnian sila), yaitu:<br />

5. Pengendalian diri dalam hal tata tertib (Patimokha-samvara).<br />

6. Pengendalian enam indra (Indriya-samvara).<br />

7. Perolehan mata pencaharian secara benar (Ajiva-parisuddhi).<br />

8. Pemenuhan kebutuhan hidup secara layak (Paccaya-sanissita).<br />

Upacara agama <strong>Buddha</strong> mengandung makna seperti berikut.<br />

1. Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Triratna.<br />

2. Memperkuat keyakinan (Saddha) dengan tekad (Adhitthana).<br />

3. Meningkatkan empat kediaman luhur (Brahmavihara).<br />

4. Mengulang dan merenungkan kembali khotbah <strong>Buddha</strong>.<br />

5. Melakukan Anumodana, yaitu `melimpahkan’ jasa perbuatan baik kepada<br />

makhluk lain.<br />

2. Tata Cara Puja Bakti<br />

Secara umum, ada tiga tradisi puja bakti dalam agama <strong>Buddha</strong>, yaitu tradisi Theravada,<br />

tradisi Mahayana, dan tradisi Tantrayana, di samping ada tradisi-tradisi lain dari berbagai<br />

aliran agama <strong>Buddha</strong>, termasuk yang menggunakan bahasa daerah. Tradisi yang sering<br />

digunakan adalah tradisi Theravada, baik dari Sangha Theravada Indonesia maupun<br />

dari Sangha Agung Indonesia. Secara prinsip, tata cara kedua tradisi ini sama, yang<br />

berbeda hanya pada pembacaan paritta Vandana dan sebagian bahasa yang digunakan.<br />

a. Pembukaan<br />

Pemimpin puja bakti: memberi tanda kebaktian dimulai (dengan gong), lalu<br />

menyalakan lilin dan dupa, meletakkannya di tempatnya, sementara hadirin duduk<br />

bertumpu lutut dan bersikap anjali. Setelah dupa diletakkan di tempatnya, pemimpin<br />

kebaktian dan para hadirin menghormat dengan menundukkan kepala (bersikap anjali<br />

dengan menyentuh dahi).<br />

88 Buku <strong>Guru</strong> <strong>Kelas</strong> VII <strong>SMP</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!