You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
107<br />
Tetapi, apakah masa silam itu? Mungkinkah masa silam<br />
yang demikian kuat itu tak lebih dari sekedar ilusi?<br />
Mungkinkah hanya sekadar kaleidoskop, satu pola<br />
bayangan yang silih berganti, dengan gangguan yang tertiup<br />
secara tiba-tiba, satu tawa, satu pikiran? Jika pergantian itu<br />
muncul di mana-mana, bagaimana gerangan kita bisa tahu?<br />
Pada suatu pagi, di dunia yang masa lalu bisa berubah,<br />
pemecah batu itu terbangun dan ia bukan lagi seorang<br />
bocah si tukang ngompol. Sore hari di bulan Maret itu tak<br />
berbeda dari sore-sore yang lain. Pada sore hari yang<br />
terlupakan itu, ia duduk di kelas, bercerita ketika diminta<br />
oleh gurunya, bermain ski bersama teman-temannya usai<br />
sekolah. Sekarang ia memiliki sendiri usaha pemecahan<br />
batu. Ia punya sembilan pasang pakaian. Ia membeli<br />
jambangan keramik yang indah untuk istrinya. Ia mengajak<br />
istrinya berjalan-jalan pada hari Minggu. Ia mengunjungi<br />
teman-temannya di Amthausgasse dan Aarstrasse,<br />
tersenyum pada mereka dan bersalaman. Ia menjadi<br />
sponsor pertunjukan musik di satu kasino.<br />
Satu hari ia bangun dan...<br />
Kerika matahari bertengger di atas kota, sepuluh ribu orang<br />
menguap, menyantap roti panggang, dan menyeruput<br />
kopi. Sepuluh ribu orang memenuhi lorong-lorong di<br />
Kramgasse atau pergi bekerja di Speichergasse atau<br />
membawa anak-anak mereka ke taman. Tiap orang<br />
memiliki kenangan: seorang ayah yang tak pernah bisa<br />
mencintai anaknya, seorang kakak lelaki yang selalu<br />
menang, seorang kekasih dengan ciuman yang<br />
memabukkan, kenangan mencontek saat ujian sekolah, rasa<br />
damai yang menyebar dari butiran salju pertama,<br />
menerbitkan buku puisi. Di dunia dengan masa silam yang