You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
108<br />
berubah, kenangan bagai butiran gandum yang tersapu<br />
angin, seperti mimpi-mimpi singkat, seperti bentuk-bentuk<br />
awan. Peristiwa, sekali terjadi, kehilangan realitas, berganti<br />
hanya dalam satu lirikan, satu badai, satu malam. Begitulah,<br />
masa silam tak pernah terjadi. Siapa yang dapat<br />
mengetahui? Siapa yang dapat mengetahui bahwa masa<br />
silam serapuh itu, ketika cahaya matahari melintasi<br />
Pegunungan Alpen di wilayah Berne, dan para pramuniaga<br />
toko berdendang sambil menaikkan krei tenda, dan tukang<br />
pemecah batu mulai mengisi truknya.<br />
"JANGAN makan terlalu banyak," ujar seorang nenek,<br />
sambil menepuk pundak anak lelakinya. "Engkau bisa mati<br />
mendahului aku, dan siapa yang akan mengurus perakku."<br />
Keluarga itu sedang berpiknik di tepi Sungai Aare, sepuluh<br />
kilometer sebelah selatan Berne. Gadis-gadis selesai makan<br />
siang, dan kini bermain kejar-kejaran di antara pohonpohon<br />
cemara. Setelah lelah, mereka rebahan di atas<br />
rumput yang tebal, berbaring santai sejenak, bergulingan<br />
dan berkejaran lagi. Anak lelaki dan istrinya yang gendut,<br />
dan sang nenek, duduk di atas tikar, makan daging babi<br />
asap, keju, kue coklat. Saat makan, angin dari arah sungai<br />
bertiup sepoi-sepoi dan mereka menghirup udara hangat<br />
musim panas. Si anak lelaki melepas sepatu dan<br />
menggosokkan jemari kakinya ke rumput.<br />
Tiba-tiba sekawanan burung melintas di atas kepala. Si<br />
anak lelaki segera melompat dari tikar dan berlarian<br />
mengejar tanpa mengenakan sepatu. Ia menghilang di balik<br />
bukit. Tak lama kemudian, ia disusul oleh orang-orang lain,<br />
yang melihat kawanan burung itu dan arah kota.<br />
Seekor burung hi nggap di atas pohon. Seorang perempuan<br />
memanjat batang pohon itu, merayap berusaha menangkap